HomeAnalisaTerjemah Khutbah Shalat Jumat Ayatullah Khamenei - Jumat, 4 Oktober 2024

Terjemah Khutbah Shalat Jumat Ayatullah Khamenei – Jumat, 4 Oktober 2024

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya, dan bertawakkal kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada kekasih-Nya, Rasul Agung, junjungan kita, Nabi Muhammad yang terpilih, serta keluarganya yang suci, terutama Ali, Pemimpin Orang-Orang Beriman, kekasihnya Fathimah yang diridhai, Hasan dan Husain, penghulu pemuda-pemuda surga, Ali bin Husain Zainul Abidin, Muhammad bin Ali al-Baqir, Ja’far bin Muhammad ash-Shadiq, Musa bin Ja’far al-Kadhim, Ali bin Musa ar-Ridha, Muhammad bin Ali al-Jawad, Ali bin Muhammad al-Hadi, Hasan bin Ali az-Zakiy al-Askari, dan al-Hujjah bin al-Hasan al-Mahdi, semoga shalawat Allah senantiasa tercurah kepada mereka semua. Semoga salam juga tercurah kepada para sahabat pilihan mereka, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat, para pembela orang-orang tertindas, dan pemimpin kaum beriman.

Saya merasa perlu untuk menghormati saudaraku yang tercinta, yang menjadi kebanggaanku, sosok yang dicintai oleh dunia Islam, suara yang lantang bagi bangsa-bangsa di kawasan ini, permata yang bersinar dari Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah (semoga Allah merahmatinya) dalam khutbah Jumat di Tehran, dan menyampaikan beberapa pengingat kepada semua orang.

Khutbah ini ditujukan kepada seluruh dunia Islam, namun bangsa Lebanon dan Palestina adalah audien khususnya. Kita semua berduka dan berbelasungkawa atas syahidnya Sayyid tercinta. Ini adalah kehilangan besar yang benar-benar membuat kita berduka. Namun, duka cita kita bukan berarti kesedihan yang melumpuhkan, melainkan jenis duka cita seperti untuk Sayyid Syuhada, Husain bin Ali (as); duka cita yang menghidupkan, memberikan pelajaran, memotivasi, dan menumbuhkan harapan.

Meskipun Sayyid Hassan Nasrallah telah pergi secara fisik dari kita, namun kepribadian sejatinya, ruhnya, jalannya, dan suaranya yang lantang tetap ada di antara kita dan akan terus ada. Dia adalah panji yang tinggi dari perlawanan terhadap para tiran yang zalim dan perampas; dia adalah suara yang lantang dan pembela berani bagi kaum yang tertindas; dia adalah sumber keberanian dan dorongan bagi para pejuang dan pencari kebenaran. Pengaruh dan popularitasnya melampaui Lebanon, Iran, dan negara-negara Arab, dan kini, syahidnya akan semakin memperbesar pengaruh tersebut.

Pesan paling penting, baik dalam ucapan maupun tindakannya selama hidupnya di dunia, kepada kalian, bangsa yang setia di Lebanon, adalah bahwa kehilangan tokoh-tokoh besar seperti Imam Musa al-Sadr dan Sayyid Abbas al-Musawi serta lainnya, tidak seharusnya membuat kalian putus asa dan bingung. Jangan ragu dalam jalan perjuangan; tingkatkan upaya dan kekuatan kalian; lipatgandakan persatuan kalian; dan dalam menghadapi musuh yang menyerang dan agresor, bertahanlah dengan memperkuat iman dan tawakkal, sehingga kalian dapat membuat mereka gagal.

Saudara-saudaraku! Bangsa setia Lebanon! Pemuda penuh semangat dari Hizbullah dan Amal! Anak-anakku! Hari ini, permintaan Sayyid yang syahid kepada bangsanya, kepada front perlawanan, dan kepada seluruh umat Islam adalah tetap sama.

Musuh yang hina dan pengecut, karena tidak bisa merusak struktur kuat Hizbullah, Hamas, atau Jihad Islam, dan organisasi mujahidin lainnya, menganggap teror, penghancuran, pemboman, serta pembunuhan warga sipil tak bersenjata sebagai kemenangan mereka. Apa hasilnya? Perilaku ini hanya akan menumpuk kemarahan dan meningkatkan motivasi rakyat, serta melahirkan lebih banyak pahlawan, komandan, dan pejuang yang berani. Pada akhirnya, lingkaran pengepungan terhadap serigala peminum darah itu akan semakin sempit, dan dengan izin Allah, keberadaannya yang memalukan akan terhapus dari muka bumi.

Saudara-saudaraku! Hati yang terluka akan menemukan kedamaian dengan mengingat Allah dan memohon pertolongan kepada-Nya. Kehancuran akan diperbaiki, dan kesabaran serta ketabahan kalian akan menghasilkan kemuliaan dan kehormatan.

Sayyid tercinta memimpin perjuangan yang sulit selama tiga puluh tahun. Dia membesarkan Hizbullah secara bertahap: “Seperti tumbuhan yang tumbuh dengan kuat, memukau para petani, hingga membuat orang-orang kafir marah. Allah menjanjikan kepada mereka yang beriman dan melakukan amal saleh pengampunan dan pahala yang besar.”

Dengan kebijaksanaan Sayyid, Hizbullah tumbuh secara bertahap, sabar, logis, dan alami, serta menunjukkan keberadaannya di berbagai tahap, mendorong mundur rezim Zionis: “Buahnya diberikan setiap saat dengan izin Tuhan-Nya.”

Hizbullah sungguh merupakan “pohon yang baik.” Hizbullah dan pemimpinnya yang heroik dan syahid adalah inti dari keutamaan-keutamaan sejarah dan identitas Lebanon.

Kami, rakyat Iran, telah lama mengenal Lebanon dan keistimewaannya; tokoh-tokoh seperti Syahid Muhammad bin Makki Amili, Ali bin Abdul Al-Karaki, Syahid Zainuddin Amili, Hussein bin Abdul Samad Amili, dan putranya, Muhammad Bahauddin, yang dikenal sebagai Syaikh Baha’i, dan lainnya dari para ulama dan ahli agama, telah memperkaya Iran dengan ilmu mereka yang melimpah selama pemerintahan Sarbedar dan Safawi pada abad ke-8, ke-10, dan ke-11 Hijriah.

Pelaksanaan kewajiban terhadap Lebanon yang terluka dan berdarah adalah tugas kita dan tugas seluruh umat Muslim. Hizbullah dan Sayyid yang syahid, dengan pembelaan mereka atas Gaza dan perjuangan untuk Masjid al-Aqsa serta pukulan mereka terhadap rezim zalim dan penjajah, telah mengambil langkah besar dalam melayani seluruh wilayah dan dunia Islam. Ketergantungan Amerika dan sekutunya dalam menjaga keamanan rezim penjajah adalah topeng untuk kebijakan mematikan mereka yang bertujuan menjadikan rezim itu sebagai alat untuk menguasai semua sumber daya di kawasan ini dan memanfaatkannya dalam konflik global besar. Kebijakan mereka adalah menjadikan rezim tersebut sebagai pintu gerbang ekspor energi dari wilayah ini ke Barat, serta impor barang dan teknologi dari Barat ke wilayah ini. Ini berarti menjamin eksistensi rezim penjajah dan ketergantungan seluruh kawasan padanya. Tindakan brutal dan sembrono rezim terhadap para pejuang, dilatarbelakangi oleh kerakusan terhadap situasi semacam ini. Kenyataan ini menjelaskan kepada kita bahwa setiap pukulan terhadap rezim, oleh siapa pun dan dari kelompok mana pun, adalah sebuah layanan kepada seluruh wilayah, bahkan kepada kemanusiaan secara keseluruhan.

Yakinlah, impian Zionis dan Amerika ini hanyalah ilusi yang sia-sia dan tidak akan terwujud. Rezim tersebut adalah seperti pohon yang jahat, tercabut dari bumi, yang tidak memiliki tempat berpijak, sebagaimana firman Allah yang benar. Rezim ini, penuh keburukan, tanpa akar, artifisial, dan tidak stabil. Ia hanya bertahan dengan bantuan yang disuntikkan oleh Amerika, dan itu pun tidak akan berlangsung lama, insya Allah.

Bukti yang jelas dari klaim ini adalah bahwa selama satu tahun terakhir, musuh telah menghabiskan miliaran dolar di Gaza dan Lebanon, dengan bantuan penuh dari Amerika dan beberapa negara Barat lainnya, namun mereka tetap gagal menghadapi beberapa ribu pejuang mujahidin fi sabilillah yang terkepung dan dilarang menerima bantuan dari luar. Satu-satunya ‘keberhasilan’ mereka adalah pemboman rumah, sekolah, rumah sakit, dan pusat-pusat komunitas sipil yang tidak bersenjata! Kini, bahkan kelompok kriminal Zionis sendiri perlahan-lahan sampai pada kesimpulan bahwa mereka tidak akan pernah bisa mengalahkan Hamas dan Hizbullah.

Wahai rakyat yang tangguh di Lebanon dan Palestina! Para pejuang yang berani dan rakyat yang sabar serta penuh rasa syukur! Syahadah-syahadah ini, darah-darah yang tumpah ke tanah, tidak akan melemahkan perjuangan kalian, melainkan justru akan semakin menguatkannya. Di Iran Islam, dalam sekitar tiga bulan pada musim panas (tahun 1360 Hijriah Syamsiah), puluhan tokoh terkemuka kami dibunuh dalam serangan teror. Di antara mereka adalah tokoh besar seperti Sayyid Muhammad Beheshti, presiden seperti Rajaei, perdana menteri seperti Bahonar, serta ulama-ulama seperti Ayatullah Madani, Quddusi, Hasheminejad, dan lainnya. Masing-masing dari mereka adalah tiang utama revolusi, baik secara nasional maupun lokal, dan kehilangan mereka bukanlah sesuatu yang mudah. Namun, revolusi tidak berhenti, tidak mundur, malah justru semakin cepat.

Hari ini, perlawanan di kawasan ini juga tidak akan mundur karena syahadah-syahadah ini; perlawanan akan menang.

Perlawanan di Gaza telah membuat dunia terpesona; telah memberi Islam kehormatan. Di Gaza, Islam berdiri tegak melawan segala bentuk kejahatan dan keburukan. Tidak ada orang merdeka yang tidak menghormati keteguhan ini, dan tidak mengutuk musuh kejam yang haus darah ini.

Badai al-Aqsa dan perlawanan selama setahun di Gaza dan Lebanon telah membawa rezim penjajah pada titik di mana kekhawatiran utamanya adalah menjaga kelangsungan eksistensinya. Ini adalah kekhawatiran yang sama dengan yang dimiliki rezim ini pada tahun-tahun awal kelahiran terkutuknya. Ini berarti bahwa perjuangan para pejuang Palestina dan Lebanon telah memundurkan rezim Zionis tujuh puluh tahun ke belakang.

Faktor utama dari perang, ketidakamanan, dan keterbelakangan di kawasan ini adalah “keberadaan rezim Zionis” dan kehadiran negara-negara yang mengklaim berusaha menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan ini. Masalah utama kawasan ini adalah “campur tangan asing”. Negara-negara di kawasan ini mampu menciptakan perdamaian dan kesejahteraan. Untuk mencapai tujuan besar dan penyelamatan ini, dibutuhkan perjuangan dan upaya dari “bangsa-bangsa” dan “pemerintah”. Di jalan ini, Tuhan bersama mereka yang berjalan, dan tentu saja Tuhan Mahakuasa untuk memberi mereka kemenangan.

Semoga keselamatan Allah tercurah kepada pemimpin syahid Nasrallah, kepada pahlawan syahid Haniyeh, dan kepada komandan yang penuh kehormatan, Letnan Jenderal Qasem Soleimani.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here