Purna Warta – Kunjungan penuh teka-teki petinggi rezim Zionis Israel ke Mesir dikupas oleh beberapa media dengan memprediksikan target utama pertemuan rahasia.
Kunjungan diramaikan petinggi Israel seperti Ketua Shinbet, Ronin Bar dan Eyal Hulata, Kepala Dewan Keamanan Etnis Israel. Ini adalah kunjungan pertama kedua petinggi.
Baca Juga : Latihan Militer Iran: Generasi Muda dan Senjata Dalam Negeri
Tawaran Zionis Reformasi Resolusi Camp David
Al-Araby al-Jadeed dalam laporannya mengutip sumber khusus di Mesir dan menuliskan, “Pertemuan dilakukan bersama Brigjen Abbas Kamel, Ketua Intel Mesir, bersama petinggi badan intel ini. Salah satu urusan yang diajukan kepada Abbas Kamel adalah paparan baru akan resolusi perdamaian yang telah ditandatangani oleh pihak Israel dan Mesir pada tahun 1979 di Camp David, AS. Pihak Israel mengajukan tawaran ini setelah reformasi terakhir yang membuka kesempatan kepada pasukan bersenjata Mesir hadir di wilayah perbatasan Rafah.”
Mesir adalah negara pertama pasca perang Arab versus Israel tahun 1979 yang menandatangani perjanjian Camp David dengan Tel Aviv. Mesir meresmikan rezim ini.
Pada Desember 1978, Presiden AS kala itu, Jimmy Carter mengundang Anwar Sadat, Presiden Mesir di massa itu dan Menachem Begin, PM Israel, ke Camp David, yang berjarak 100 kilometer dengan Washington. Petinggi ketiga negara berdialog selama 13 hari dan di akhir, mereka menyepakati perjanjian perdamaian, yang terkenal dengan sebutan resolusi Camp David. Di tahun itu juga, Anwar Sadat dan Menachem Begin meraih Nobel Perdamaian.
Resolusi Camp David berisi pasal-pasal berbahaya, di mana Mesir sangat banyak kehilangan poin-poinnya. Di sana disepakati bahwa Mesir harus mengurangi jumlah prajuritnya di sahara Sinai. Resolusi juga memiliki pasal terpendam di mana disebutkan bahwa Mesir tidak boleh bekerjasama dengan negara-negara Arab lainnya untuk melawan Israel. Selain harus mengungkap dan melaporkan titik basis-basis Muqawamah Palestina, Presiden Anwar Sadat juga harus saling tukar informasi keamanan dengan badan keamanan Israel.
Dalam perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Mesir dan PM Israel dituliskan bahwa Amerika akan mengirim pasukan hingga 5000 prajurit dan teknisi ke Kairo di bawah kerjasama militer dengan Mesir. Pasukan Pentagon harus mendukung pemerintahan Anwar Sadat. Dampak dari kesepakatan yang disetujui oleh AS-Israel adalah kedua pihak yaitu Mesir dan Israel sepakat untuk melanjutkan perundingan kerjasama pertahanan bersama.
Baca Juga : Resmikan Ilisu Dam, Bener-Bener Turki Ajak Ribut Tetangga
Komite Mesir Menimbang Tawaran Rezim Zionis
Sumber tersebut kepada al-Araby al-Jadeed mengungkapkan langkah Komite Umum Mesir dari instansi keamanan, intel umum dan Kemenlu yang sedang menimbang ajuan reformasi serta perbaikan tawaran Israel tentang resolusi Camp David. Di mana Kairo juga harus memikirkan stabilitas situasi Jalur Gaza. Karena hal ini akan memberikan peluang lebih kepada kontrol Mesir atas Gaza yang telah diblok sejak tahun 2007.
Draf Gencatan Senjata Mesir di Gaza Dalam Tahap Penyusunan
“Ada satu draf yang lagi disusun oleh Mesir untuk menguatkan gencatan senjata dan menciptakan gencatan senjata di Jalur Gaza. Kesepakatan tersebut akan lebih luas, tidak akan terbatas pada dokumen pertukaran tahanan antara Israel dan gerakan Hamas,” tambah sumber di Mesir kepada al-Araby al-Jadeed.
Baca Juga : Resmikan Ilisu Dam, Bener-Bener Turki Ajak Ribut Tetangga
Tawaran Tel Aviv tentang Resolusi Camp David
Tawaran yang diajukan Israel tentang resolusi Camp David bertujuan untuk menyiapkan daerah utara padang pasir Sinai dan wilayah perbatasan menampung peran baru sesuai harapan Mesir terkait masalah Gaza, yang akan mencakup urusan kerjasama seiring dengan peningkatan jumlah musafir di perbatasan Rafah, membangun pondasi, salah satunya pondasi tempat mukim sementara penduduk Palestina yang melalui perbatasan Rafah ini, juga akan dibangun jalan transportasi dan tol aman lengkap dengan pengawasan. Hal-hal ini akan berefek pada isi resolusi.
Tentang Jalur Gaza, menurut pengakuan sumber tersebut, antara Mesir dan Israel telah terjalin kesepakatan. Mesir ingin meningkatkan kapasitas hegemoninya terkait masalah ini, karena ini merupakan salah satu poin Mesir di hadapan Amerika.
Kairo Tolak Tawaran Tel Aviv terkait Peran Mesir di Gaza
“Israel ingin merajut satu siasat jangka panjang di Gaza. Namun karena kesepakatan yang pernah terjalin antara Mesir dan Israel tentang Jalur Gaza, maka Kairo menolak tawaran Tel Aviv di bagian peran Mesir di Gaza. Namun demikian, sekarang masih dalam tahap pertimbangan,” tegas sumber di Mesir kepada al-Araby al-Jadeed.
Khusus hal ini, apakah pertimbangan yang sedang dilakukan mencakup fasilitas umum penyaluran air sungai Nil ke daerah Palestina Pendudukan atau tidak?
Sumber tersebut tidak mengungkit kasus ini. Sementara ada laporan yang menyebutkan bahwa ada banyak skenario yang sedang dianalisa karena dalamnya hubungan langsung dengan badan intel keamanan Mesir.
Baca Juga : Hamas Masuk Buku Teroris, Apa Bias Hukumnya?
Penegasan Kairo akan Pentingnya Rekonstruksi Gaza
Sameh Shoukry, Menlu Mesir, menolak kabar yang menyebutkan proyek pembangunan daerah pabrik dan ekonomi di perbatasan Mesir-Jalur Gaza, tapi dia menegaskan rekonstruksi di dalam Gaza.
Di depan jurnalis, Menlu Sameh menjawab pertanyaan tentang bahaya tidaknya Hamas di mata Kairo. Dia menyatakan bahwa tidak ada bahaya dan ancaman dari gerakan Muqawamah Palestina ke keamanan Mesir.
“Mesir lebih memperhatikan rekonstruksi Gaza pasca perang Mei,” tegasnya.
Perundingan Komite Militer Bersama Mesir-Israel di Sharm El-Sheikh
Minggu lalu, Sharm el-Sheikh menjadi tempat pertemuan Komite Militer Bersama Mesir-Israel. Mereka membahas kasus bersama dua badan bersenjata.
Berdasarkan laporan al-Araby al-Jadeed, mereka menyepakati perubahan dalam resolusi Camp David. Berasaskan perubahan itu, pasukan bersenjata Mesir akan ditambah di perbatasan Rafah.
Hal ini ditegaskan oleh petinggi Israel dan Mostafa Madbouly, PM Mesir, menyebut hal tersebut sebagai kemenangan besar untuk para petinggi negaranya.
Baca Juga : China Bangun Basis Militer di Emirat, Apakah Abu Dhabi Ragukan AS?
Kunjungan Kepala Intel Mesir ke Israel
Dijadwalkan kunjungan baru Abbas Kamel, Kepala Intel Mesir, ke Palestina Pendudukan pada bulan ini. Abbas akan terbang menemui Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett.
Dilaporkan sebelumnya bahwa dalam kesempatan ini, Abbas Kamel akan mengajukan draf pertukaran tahanan yang disepakati Hamas kepada PM Naftali Bennett.