Taliban Berkuasa, Apa Pengaruhnya Untuk Aliansi Timur?

Taliban Berkuasa, Apa Pengaruhnya Untuk Aliansi Timur?

Kabul, Purna Warta Kehadiran Taliban yang telah berkuasa di Afghanistan bisa membawa kepentingan Rusia dan China ke dalam konflik. Beberapa ahli percaya bahwa Rusia dan Cina sedang mencari tempat baru di Afghanistan tanpa campur tangan Amerika Serikat.

Dalam dua bulan terakhir, Taliban telah memperluas lingkup kekuasaan mereka dengan mengangkat senjata dan melakukan bentrokan dengan pasukan pemerintah. Namun dengan mundurnya Amerika Serikat dan meluasnya kekuasaan Taliban di Afghanistan, masa depan negara ini sepertinya tidak akan lari dari kelompok ini.

Sementara itu, sebagian besar negara bingung bagaimana menghadapi Taliban. Rusia dan Cina dalam hal ini sedang mencari tempat baru di Afganistan tanpa adanya campur tangan dan kehadiran Amerika, begitu juga Tehran yang mencari solusi politik di Afghanistan untuk menggantikan perang.

Baca Juga : Partai Erdogan: Kami Akan Melihat Lebih Banyak Langkah Menuju Hubungan Dengan Israel

Aliansi baru terbentuk?

Taliban baru-baru ini menyebut China sebagai teman mereka dan mengatakan bahwa mereka berharap China akan mulai berinvestasi di Afghanistan.

Seorang juru bicara kelompok itu bahkan mengatakan bahwa pasukannya, yang menguasai 85% negara Afganistan, telah memberikan keamanan bagi pihak China. China, di sisi lain, tampaknya memiliki kekhawatirannya tersendiri.

Meskipun pasar Afghanistan dan investasi di negara itu bisa menjadi momen yang menarik bagi Beijing, namun kekhawatirannya tertuju pada sikap kelompok militan yang disebut Gerakan Islam Turkestan Timur, yang beroperasi di provinsi Xinjiang dan sebelumnya telah menjadi bagian dari al-Qaeda dan Taliban.

Tetapi Taliban meyakinkan Beijing untuk mendorong mereka melihat pasar Afghanistan sebagai pasar yang menguntungkan dan mengisi kesenjangan ekonomi negara itu.

Namun, hal ini bukan satu-satunya hubungan antara Taliban dan China. Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Pakistan, yang dianggap sebagai pendukung Taliban, dan sekarang, jika kekuasaan di Afghanistan jatuh ke tangan Taliban, akan lebih mudah bagi China untuk lebih dekat ke Afghanistan.

Akan tetapi, China bukan satu-satunya negara yang ingin mengisi kekosongan Amerika Serikat di Afghanistan.

Baca Juga : Iran Menempati Urutan Kelima Dalam Produksi Bitcoin di Dunia

Bagi Taliban, bukan hanya keberadaan Afghanistan yang penting, tetapi mereka juga melihat negara China sebagai jembatan untuk mencapai kerja sama dengan Iran.

Sementara itu, aliansi China dan Pakistan memiliki tujuan lain yang ingin mengepung dan menutup pengaruh India di kawasan. Orang-orang Pakistan selalu takut bahwa India akan memperluas pengaruhnya di Afghanistan, oleh karena itulah pihak Pakistan menyerahkan Afganistan kepada pihak China untuk bekerja sama. Kedua negara kini memiliki kepentingan yang sama, yaitu mendapatkan pengaruh yang lebih besar di Afghanistan dan melawan perluasan pengaruh India di negara ini.

Sebaliknya, China dan Pakistan kini memiliki saingan seperti Rusia. Rusia memiliki hubungan strategis dengan India dan melihat Afghanistan dengan perspektif lamanya. Akan tetapi, sekarang pihak Rusia berusaha mengisi kekosongan dari kehadiran Amerika Serikat di Afganistan.

Kehadiran Pakistan sangat tidak dapat diterima oleh Rusia. Namun, bagi Taliban, semakin dekat dengan China maka akan lebih menguntungkan. Mereka juga tidak senang dengan Rusia dan akan lebih memilih kerja sama dengan negara adidaya ekonomi daripada Rusia dan India.

Baca Juga : Saudi Gelontorkan Rp.400 Triliun demi Senjata asal Inggris sejak Invasi ke Yaman

Posisi Tehran

Sementara itu, kepentingan Tehran ada di antara keduanya. Iran bersedia mengejar solusi politik di Afghanistan. Pembagian kekuasaan di negara ini sebagai salah satu solusi yang diperjuangkan Iran, sehingga semua pihak Afghanistan memiliki bagian di dalamnya. Namun, Taliban tampaknya tidak lagi puas untuk berbagi kekuasaan yang mereka rebut.

Iran memiliki wilayah perbatasan yang lebih panjang dengan Afghanistan daripada yang lainnya. Di lain hal, Iran tidak seperti Pakistan, karena Iran tidak mendukung Taliban untuk mengambil kendali penuh atas Afghanistan.

Dapat dikatakan bahwa terkait kondisi yang ada saat ini, pandangan Tehran lebih dekat dengan pandangan Moskow daripada China. Moskow, seperti halnya Tehran, meski tidak bisa mengabaikan fakta yang terjadi di Afghanistan, masih melihat kehadiran Taliban di perbatasan negara tetangga sebagai suatu masalah.

Baca Juga : Senator AS: Satu – Satunya Cara Adalah Kembali ke JCPOA

Baik Moskow dan Tehran telah berusaha dalam beberapa bulan terakhir untuk membawa Taliban dan pemerintah Afganistan ke meja perundingan dan menemukan solusi untuk krisis tersebut. Bagi kedua negara, penyatuan pemerintahan di Afghanistan oleh Taliban tidak akan menjadi kabar yang baik.

China, sementara itu, akan berselisih tentang tanggapan Taliban terhadap mereka. Beijing tahu bahwa untuk mengendalikan kelompok-kelompok militan yang dekat dengan Taliban di wilayahnya maka harus berkompromi dengan kelompok itu dan memutuskan untuk menjalin persahabatan kerja sama lebih baik daripada opsi lain.

Baca Juga : Israel Tembakkan Rudal ke Pesawat Tempurnya Sendiri Selama Perang Gaza

Konflik kepentingan di Aliansi Timur, termasuk Rusia, Iran dan China, atas Afghanistan dapat membuat situasi tidak menyenangkan bagi negara-negara di kawasan tersebut.

China ingin memperluas pengaruhnya di pasar Iran, di sisi lain Rusia bersama dengan India, ingin menjauhkan China dan Pakistan dari Afghanistan, dan ini bisa menjadi konfrontasi lunak antara kedua negara atas Afghanistan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *