Pyongyang, Purna Warta – Tahukah Anda bahwa satu-satunya masjid yang ada di Korea Utara adalah sebuah masjid yang dibangun oleh Iran?
Korea Utara terkenal sebagai negara komunis dan menentang pengaruh asing dalam semua hal, termasuk agama. Disebut Kim Jong Un adalah pemimpin negara yang menguasai banyak aspek kehidupan. Korea Utara memiliki masyarakat yang tidak beragama hampir sama sekali, namun apakah ada orang Muslim di sana?.
Baca Juga : Malaysia Pamer Bisa Rakit Pesawat Tempur FA-50; Ahli Ungkap Kelemahannya
Walaupun negara tersebut tidak memberikan kebebasan beragama, agama Islam tetap ada di sana, meskipun presentasenya jelas sangat sedikit. Duta besar dan diplomat dari negara lain diperkirakan membawa keberadaan umat Islam.
Banyak kedubes di Korea Utara berasal dari negara Muslim seperti Mesir, Libya, dan Pakistan. Namun dari kesemua kedutaan besar negara muslim tersebut, hanya kedutaan Iran yang dibolehkan membangun Masjid. Nama masjid yang dibangun dalam komplek Kedutaan Besar Republik Islam Iran tersebut bernama Masjid Ar-Rahman, terletak di ibu kota Korea Utara, Pyongpyang. Itu adalah satu-satunya tempat ibadah umat Muslim di Korea Utara yang diizinkan berdiri. Itupun masjid ini dibangun oleh Kedutaan Besar Iran bukan oleh pemerintah Korea Utara.
Baca Juga : Kejutkan Dunia, IRGC Luncurkan Rudal Hipersonik Canggih
Masjid ini menerima semua jamaah dan terbuka untuk umat Muslim untuk mengambil bagian dalam berbagai kegiatan di sana, seperti salat berjamaah, salat jumat, mengadakan penelitian, dan merayakan hari-hari besar umat Islam.
Meski masjid tersebut diasosiasikan dengan mazhab Syiah yang dominan di Iran, tapi tetap masjid tersebut terbuka untuk semua muslim. Pejabat dan staf kedubes dari negara Islam lain di Korut termasuk negara-negara Sunni seperti Indonesia kerap mengunjungi masjid tersebut dan beribadah disana. Masjid ini menjadi tempat salat Jumat yang dihadiri oleh staf kedubes Muslim dari berbagai negara tanpa memandang mazhab.
Masjid Ar-Rahman ini pun dikabarkan sebagai masjid pertama dan satu-satunya masjid di Korea Utara. Selain penyelenggaraan salat berjamaah, pengajian dan salat Jum’at, di masjid inipun digelar perayaan Idul Fitri. Muslim dari berbagai negara pada momen Idul Fitri akan berkumpul di masjid ini, termasuk muslim Indonesia dan Malaysia.
Masjid ini didirikan pada tahun 1985, dan awalnya Iran membangun masjid di kompleks kedutaan ini untuk digunakan hanya oleh staf. Tapi karena menjadi satu-satunya masjid di Korut, umat Islam dari semua mazhab dan sekte dapat menghadiri kegiatan-kegiatan keislaman di Masjid ar-Rahman ini. Situs Islam inipun merupakan pilar utama komunitas Islam di Pyongyang.
Baca Juga : Media Israel Akui Iran telah Menjadi Negara Adidaya
“Saya dan Muslim lainnya [dari negara lain] yang tinggal di Pyongyang pergi ke sana untuk shalat Jum’at, tarawih Ramadan dan Idul Fitri,” kata Jaka Parker, istri seorang diplomat Indonesia yang ditempatkan di Korea Utara pada April 2017. “Orang Iran membuka Masjid mereka untuk semua komunitas Muslim.” Lanjutnya.
Menurut Parker, pada momen-momen perayaan Islam, semua komunitas muslim berkumpul di masjid tersebut, termasuk Iran, Mesir, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Nigeria, Suriah, dan bahkan Palestina.
Masjid ar-Rahman juga pernah menyambut beberapa tamu terkenal di masa lalu. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei mengunjungi masjid tersebut pada Mei 1989 selama kunjungan beberapa hari ke Korea Utara.
Tidak diketahui mengapa hanya Iran yang dibolehkan membangun masjid. Diduga karena kedekatan pemimpin Iran dengan pemimpin Korea Utara. Meskipun menjadi masjid satu-satunya di Korea Utara, disebutkan Iran tidak menjadikannya sebagai tempat penyebaran mazhab Syiah, paham Islam yang dominan di Iran. Pemilihan nama masjid ini pun menggunakan nama yang netral, bukan penggunaan nama yang merupakan simbol kekhasan pada komunitas Islam Syiah. Kerap staf-staf kedutaan dari negara muslim lainnya yang bermazhab Sunni membagi kebersamaan dan aktivitasnya di masjid Iran ini.
Selain Masjid ar-Rahman, ada lima gereja di Pyongyang: gereja Protestan Bongsu, Chilgol dan Jeil; Katedral Katolik Jangchung; dan Gereja Rusia Tritunggal Mahakudus Ortodoks.
Baca Juga : 100 Organisasi Amerika Tuntut Akhiri Apartheid Israel
Sebagian besar digunakan oleh orang asing, meskipun pengunjung gereja Korea Utara secara teratur mengunjungi beberapa fasilitas Kristen di ibu kota. Beberapa ahli mengatakan mereka adalah keturunan dari populasi Kristen yang besar yang tumbuh subur di Korea Utara sebelum pembagian semenanjung.