HomeAnalisaTahap Pertama Reformasi Hubungan Emirat-Turki

Tahap Pertama Reformasi Hubungan Emirat-Turki

Purna Warta – Tahnoon bin Zayed bin Sultan Al Nahyan, Penasihat Keamanan Nasional Emirat, hari Rabu (18/8) kemarin mengadakan kunjungan ke Turki dan menemui Presiden Recep Tayyip Erdogan. Dilaporkan bahwa kunjungan khusus membahas problema ekonomi.

Salah satu media kondang Arab, al-Quds al-Arabi tampil beda dalam melaporkan kunjungan yang disebut bersejarah oleh beberapa pengamat politik. Dalam laporannya, al-Quds al-Arabi menunjukkan beberapa bukti dan tanda akan membaiknya hubungan Ankara-Abu Dhabi yang menjadi pendahuluan pertemuan tingkat tinggi dua kedaulatan.

Menurut al-Quds al-Arabi, ada banyak faktor politik dan ekonomi yang menarik Emirat dan Turki untuk menyorot beberapa jalan pengembangan hubungan bilateral. Dan sekarang ada kesempatan besar untuk reformasi relasi ekonomi, bahkan diprediksikan bahwa secara politik perselisihan kedua negara akan semakin menurun meskipun dibutuhkan waktu yang tak sedikit untuk menciptakan kepercayaan pasca tahunan permusuhan.

Perubahan Situasi Internasional dan Regional

Perubahan politik serta ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, menurut pengamatan al-Quds al-Arabi, adalah salah satu faktor paling menonjol untuk menyegerakan reformasi hubungan Ankara-Abu Dhabi. Dari segi politik, dijunjungnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika adalah perubahan paling urgen yang telah memaksa Turki-Emirat untuk membangun kerjasama di segala bidang.

Di ranah ekonomi, pandemi virus Corona  adalah salah satu faktor regional dan dunia agar negara-negara menemukan sekutu-sekutu baru. Emirat dan Turki tidak terkecualikan dari kaedah ini.

Di lain sisi, Erdogan berencana untuk mengambil taktik politik damai dengan negara-negara lain sebagaimana yang telah dibangun partai Keadilan dan Perkembangan dalam 20 tahun terakhir. Dan politik ini sangatlah jelas tercium dalam ambisi mereka memperbaiki relasi dengan Mesir, Saudi dan Emirat.

Mesir adalah salah satu pihak yang menjadi musuh Turki, namun sekarang Kairo menjalankan peranan penting dalam kedekatan Emirat-Turki. Terkait dengan Saudi, Turki juga menjalankan taktik senyap-senyap dan pelan, bahkan dikabarkan bahwa sewaktu Erdogan menyambut delegasi Emirat, Saudi juga menjamu Duta Turki di Istana Riyadh.

Langkah Pertama

Reformasi hubungan Emirat-Turki ini dijalankan secara senyap dan terukur. Pada bulan Ramadhan, Menteri Luar Negeri kedua negara mengadakan perbincangan setelah lima tahun permusuhan.

Kemudian kedua Kemenlu saling melontarkan pernyataan positif. Sebagai contoh, Anwar Gargash menyebut Turki sebagai sekutu pertama Emirat di Asia Barat. Dalam pernyataan lainnya, Gargash juga menyatakan bahwa Abu Dhabi ingin memperbaiki hubungan dengan Ankara. Setelah itu, Menlu Mevlut Cavusoglu menimpali bahwa mereka telah menerima sinyal positif dari Emirat dan berharap hasil yang memuaskan.

Di bawah situasi ini, Emirat mengambil keputusan pengangkatan batasan-batasan aturan terhadap investor dan bisnisman Turki di Abu Dhabi. Sedangkan Ankara meresponnya dengan mengirim Duta baru ke Abu Dhabi dan menurunkan tensi perang media atas Emirat.

Perlu diketahui bahwa perseteruan Emirat-Turki semakin menjamur dan mendalam dalam beberapa tahun terakhir, bahkan bisa dikatakan lebih ruwet dari relasi Saudi-Turki. Akar kontradiksi ada pada masalah pertarungan regional hingga menjalar ke krisis Qatar, Mesir hingga Libya. Namun dengan tumbuhnya ambisi kedua negara untuk menyelesaikan kompleksitas masalah, maka urusan-urusan tersebut akan selesai pula.

Membaiknya hubungan Qatar dengan negara-negara Teluk Persia juga menjadi salah satu faktor pendorong turunnya perselisihan Emirat-Turki.

Hubungan Emirat dengan rezim Zionis juga bisa disebut sebagai salah satu faktor tambahan. Di satu sisi, relasi diplomatik Tel Aviv-Ankara juga membaik. Emirat melakukan segala upaya untuk normalisasi persekutuannya dengan Israel, dan Turki sebagai pendukung Ikhwan al-Muslimin dan Islam politik akan menjadi jalan pelancar dalam tujuan ini.

Beberapa pengamat yakin bahwa karena perselisihannya dengan Saudi, Emirat juga berupaya untuk membangun koalisi dengan Turki sebagai bentuk sinyal buruk kepada Riyadh.

Investasi Emirat

Berdasarkan pernyataan Kantor Kepresidenan Turki, dalam pertemuan Presiden Erdogan dan Tahnoon juga dibahas investasi Abu Dhabi di Ankara dan tak luput pula urusan regional.

Dalam satu wawancara, Presiden Erdogan menjelaskan bahwa pemerintah Emirat akan menggelontorkan investasi besar di Ankara. Kepala Aset Negara dan Ketua Investasi Turki juga hadir dalam pertemuan dengan Penasihat Keamanan Nasional Emirat. Mereka membahas tahap pendahuluan investasi perusahaan-perusahaan Emirat.

Menurut pengakuan Presiden Turki, Emirat memiliki ambisi serius untuk investasi di Ankara.

Menjawab pertanyaan keseriusan Emirat dalam menyelesaikan masalah dengan Turki, Presiden Erdogan meyakinkan bahwa perubahan relasi seperti ini adalah hal biasa dalam jalinan kedua pemerintahan. Di saat yang sama, Emirat dan Turki juga akan memiliki keputusan-keputusan yang sama dalam beberapa hal, menurutnya.

“Dalam beberapa bulan terakhir, Badan Keamanan Turki telah mengadakan pertemuan dengan petinggi Emirat. Mereka telah mencapai hasil tertentu. Ke depannya, kami akan menemui Mohammed bin Zayed dan setelah pertemuan hari ini, kami yakin bahwa pertemuan dengan Putra Mahkota Emirat itu akan segera terlaksana. Saya berharap beberapa masalah akan selesai dalam pertemuan-pertemuan ini,” yakin Presiden Turki menjelaskan.

Sementara Anwar Gargash, Penasihat dalam Kemenlu Emirat, dalam akun twiternya menuliskan catatan bahwa kerjasama dan persekutuan ekonomi telah menjadi sorot utama pertemuan dengan Erdogan. Selain itu, Gargash juga menyebut pertemuan tersebut dengan pertemuan bersejarah dan positif lalu menegaskan bahwa Abu Dhabi sangatlah serius dalam membangun hubungan dengan negara lain.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here