Purna Warta – Data statistik resmi pusat analisa Parlemen Israel, Knesset menunjukkan bahwa setiap tahun, rezim Zionis mengkalkulasi 500 kasus bunuh diri, 100 dari kasus bunuh diri tersebut dilakukan oleh generasi muda antara umur 15 sampai 26 tahun.
Mengutip dari Palestine Today (paltoday.ps) dilaporkan bahwa bunuh diri masih menjadi faktor utama tingkat kematian di tengah angkatan bersenjata Zionis. Kasus ini semakin meningkat di tengah perubahan situasi baru-baru ini. Akan tetapi, diprediksikan bahwa jumlah sebenarnya dari korban bunuh diri ini lebih besar dari yang dilaporkan. Hal tersebut tak luput dari peristiwa bunuh diri yang dilakukan dalam masa pelatihan ataupun sengaja tabrakan kendaraan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tewas bunuh diri masih dirahasiakan.
Kenapa Prajurit Israel Bunuh Diri?
Dasar dari peningkatan kasus bunuh diri di badan angkatan bersenjata Israel banyak dikarenakan faktor psikologis, sosial dan ekonomi, khususnya statistik kemiskinan dan pengangguran yang menunjukkan angka di atas rata-rata. Bunuh diri di tengah prajurit tidak bisa dipisahkan dari faktor dan penyakit dalam sosial Tel Aviv ini.
Statistik Bunuh Diri di Palestina Pendudukan
Paltoday menambahkan dalam laporannya bahwa laporan statistik resmi Departemen Kesehatan rezim Zionis menunjukkan bahwa pada tahun 2020, ada 6.210 warga yang berupaya melakukan aksi bunuh diri, namun sebagian dari mereka tidak berakhir pada kematian.
Sejak tahun 2010 hingga 2020, ada 5.380 warga Israel di Palestina Pendudukan yang melakukan bunuh diri. Jumlah ini berartikan bahwa sekitar 100 dari 500 kasus bunuh diri pertahun dilakukan oleh prajurit angkatan bersenjata Zionis.
Statistik juga menunjukkan bahwa bunuh diri dilakukan oleh 80% laki-laki dan 20% perempuan. 60% yang melakukan bunuh diri adalah sipil yang berkisar di umur SMA hingga 26 tahun. Ini adalah umur siap militer atau wajib militer ataupun generasi yang siap di baris tantara simpanan.
Sementara warga yang riskan melakukan bunuh diri adalah warga Yahudi imigran dari Rusia, Etiopia, Afrika dan Yahudi yang sudah berusia lanjut. Hal ini difaktorkan oleh masalah ekonomi, sosial dan psikologi (merasa terasingkan).
Faktor Bunuh Diri di Tengah Prajurit
Meningkatnya perang psikologis di tengah angkatan bersenjata adalah faktor utama kasus bunuh diri. Hal ini telah menambah tekanan psikologis, sosial, keamanan, konflik dan perang yang terus menerus.
Mayoritas prajurit yang melakukan bunuh diri dikarenakan perasaan capek dan derita dalam waktu lama mengkhawatirkan masa depan. Mereka putus asa dan merasakan kebingungan yang sangat keras. Berdasarkan data statistik tahun 2020, pemerintah menerima pengajuan 1.710 untuk menjalani kesehatan psikologis. Ada 26 militer yang telah parah dan diupayakan penyelamatan serta pencegahan bunuh diri.
Dinas militer telah menjauhkan mereka dari keadaan dan ini menyebabkan kericuhan. Tugas militer juga menambah stres prajurit, disamping pula jauhnya mereka dari orang tua, teman dan situasi keamanan di wilayah Pendudukan 1967 yang terus menghantui nyawa tentara juga menjadi faktor lain dari tekanan psikologis di tengah angkatan bersenjata Zionis.
Merahasiakan Fakta Statistik
Banyak laporan yang menuliskan bahwa Badan Kemanusiaan Militer Israel telah menyembunyikan fakta statistik kasus bunuh diri di tengah militer. Bunuh diri adalah faktor utama angka kematian prajurit di saat perang tidak berkobar atau non agresi militer.