Purna Warta – Al-Qaeda menanggung kekalahan memalukan selama beberapa tahun terakhir melawan militer Sanaa dan kini mendeklarasikan dukungan serta kesetiaannya terhadap Dewan Pimpinan Yaman buatan Saudi.
Kelompok teroris al-Qaeda di Yaman menyebarkan video sumpah setia mendukung Dewan Pimpinan Yaman yang dibentuk atas titah Saudi sebagai ganti dari kepemimpinan Abdrabbuh Mansur Hadi atas Yaman. Tak hanya deklarasi, al-Qaeda juga mengakui perlengkapan senjata baru dengan pesawat tanpa awak.
Baca Juga : Sindiran Keras dan Bermakna Rusia Versus Israel
Operasi, yang disebut al-Qaeda sebagai manuver versus Ansarullah, diakui oleh mereka telah terjadi di beberapa titik medan tempur di provinsi al-Baida. Satu medan yang telah menyaksikan sukses Muqawamah Yaman mengusir teroris al-Qaeda.
Al-Khabar al-Yemeni melaporkan bahwa al-Qaeda menuntut para pasukannya untuk berperang melawan Houthi, setelah mereka meminta para pengikutnya untuk mobilisasi dan sumpah setia mendukung Dewan Pimpinan.
Video tersebut disebar tak lama pasca pertemuan komando Salafi dan Abu Zar’a al-Maharrami, salah satu anggota Dewan Pimpinan yang diketuai oleh Rashad al-Alimi. Al-Muharrami memiliki hubungan kuat dengan al-Qaeda dan merupakan Gubernur pilihan Mansur Hadi untuk al-Baida.
Baca Juga : Bagaimana Ketua Dewan Pimpinan Putus Harapan Bangsa Yaman?
Bersamaan dengan tekanan Riyadh untuk memulai periode baru di Yaman, al-Qaeda semakin aktif beroperasi di beberapa provinsi seperti Aden, Lahij, Abyan, Shabwah dan Hadramaut. Di mana menurut keyakinan para analis, koalisi Saudi berupaya mengekploitasi al-Qaeda demi menjaga kontinuitas invasi meskipun Istana mengklaim telah menon-aktifkan kelompok teroris ini. Di tengah situasi inilah, menghidupkan kembali al-Qaeda menjadi salah satu kartu Saudi di tahap berikutnya untuk menghancurkan siasat permainan dan mencegah stabilitas Yaman yang telah menderita selama 8 tahun perang.
Tertanggal 7 April kemarin Abdrabbuh Mansur Hadi melengserkan Ali Muhsen al-Ahmar dari jabatan Wakil Presiden Yaman yang dilanjutkan dengan drama penyerahan kekuasaan kepresidenan beserta wakil kepresidenan kepada Dewan Pimpinan Yaman buatan Saudi yang dipimpin oleh Rashad al-Alimi.
Karena transisi kekuasaan inilah, Dewan Pimpinan menguasai dan mengambil alih kontrol milter serta keamanan kedaulatan Yaman. Selain itu, tanggung jawab perundingan dengan Ansarullah, Muqawamah Yaman, juga dipikul oleh Dewan ini.
Baca Juga : Ingkar Janji Tanpa Rasa Dosa, Hela Nafas Terakhir Genjatan Senjata
Sejak diumumkannya Dewan Pimpinan Yaman dan transisi kekuasaan, para analis sudah meyakini bahwa ini merupakan siasat Bin Salman, Putra Mahkota Saudi, untuk merubah perang Saudi-Yaman menjadi Yaman versus Yaman, atau perang saudara. Meskipun tak sedikit yang melihatnya dengan penuh harap akan merubah krisis ekonomi Sanaa.
Namun laporan terbaru menyebutkan bagaimana sang Ketua Dewan menghancurkan harapan bangsa Yaman yang berharap sedikit perhatiannya ke bagian ekonomi.
Dalam pernyataan terakhir, al-Alimi mengakui dikte AS dan Saudi dan menyatakan, “Tanggung jawab Dewan tidak lebih dari upaya menyelenggarakan perundingan dengan Houthi dan menjaga keamanan perairan kapal-kapal internasional.”
Tidak ada masalah ekonomi dan kehidupan yang disindir, baik secara umum maupun di daerah kontrolnya sekalipun. Pernyataan al-Alimi menunjukkan target pembentukan Dewan yaitu mengentas Saudi dari rawan Yaman dengan jalan perundingan.
Baca Juga : Detail Kesepakatan Perdamaian Fatah dan Hamas Mediasi Hizbullah dan Amal
Analis menegaskan bahwa pernyataan al-Alimi tentang pengamanan perairan internasional searah dengan klaim AS yang menekankan peningkatan pengawasan laut, pengiriman pasukan ke perairan Yaman dari Laut Merah hingga Samudera Hindia melalui Teluk Aden dan laut Makran. Dan target Dewan Pimpinan adalah mencarikan dukungan resmi koalisi AS intervensi di jalur utama kapal sekitar Yaman.