Situasi Dunia Sekarang Sama Seperti di Tahun 1916

Henry Kissinger

Purna Warta – Dalam jurnalnya, Eks Menlu AS menyamakan perkembangan situasi internasional saat ini dengan kondisi di tahun 1916 dan meyakini bahwa perundingan perang Ukraina akan mencegah perang dunia lainnya.

Tass dalam laporannya menuliskan, Henry Kissinger (99 tahun), Eks Menteri Luar Negeri AS, Jumat kemarin menorehkan sebuah catatan dan menjelaskan kesempatan yang dilepas AS untuk mencegah Perang Dunia I melalui jalan diplomasi.

“Namun kesempatan ini lepas karena perkembangan politik dalam negeri,” tegasnya.

Analisa ini Kissinger tuliskan dalam edisi 17 Desember majalah The Spectator. Eks Menlu AS ini menyebut perang sekarang sebagai persaingan dua kekuatan nuklir.

Hal ini mengisyaratkan perang Rusia versus Ukraina yang berevolusi menjadi perang proxy AS-Rusia. Usulan perdamaian yang diajukan Eks Menlu Kissinger adalah menggabungkan Ukraina kepada NATO, karena menurut pengamatannya, netral untuk Kiev sudah tak berguna.

Kepada Rusia, Kissinger juga mengajukan tawaran untuk mundur ke garis perbatasan sebelum perang Ukraina. Sementara wilayah pendudukan Kremlin seperti Krimea, Luhansk dan Donets bisa dijadikan sebagai tema perundingan.

“Kesepakatan ini selain untuk menegaskan kemerdekaan Ukraina, juga menjadi satu struktur baru internasional khususnya untuk bagian Tengah dan Timur Eropa yang nantinya akan menuntut Beruang Merah untuk mencari kedudukannya (dalam struktur),” jelasnya.

Sebenarnya, usulan Kissinger ini adalah tawaran yang pernah diajukannya sendiri pada awal bulan Mei. Tapi setelah itu, dia disebut dengan musuh Ukraina karena menyatakan jangan sampai peran bersejarah Rusia melemah.

Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina di awal tahun ini menolak setiap perundingan gencatan senjata yang menjadi perbatasan 1991 sebagai dasar dialog. Setelah klaim Angela Merkel, eks Kanselir Jerman, Rusia tidak lagi menunjukkan keinginannya untuk menjalin gencatan senjata.

Jadi yang baru dari tawaran Kissinger ini adalah dalil yang diajukannya. Dia menyebut tahun 1916 sebagai puncak perang Dunia I, itu adalah masa di mana semua pihak ingin menjadikan Amerika Serikat sebagai penengah atau mediator untuk akhiri perang. Meskipun ada kesempatan untuk berdamai sesuai dengan situasi sebelumnya, namun Woodrow Wilson, Presiden AS kala itu, mengundur perundingan hingga Pemilu depan dan dirinya kembali terpilih sebagai Presiden. Tentunya itu waktu yang sangat lama, dengan kata lain sudah terlambat jauh sehingga perang berkecamuk sampai 2 tahun kemudian.

Mendengar tawaran Kissinger, Dmitry Peskov, Jubir Rusia mengungkapkan, “Presiden Vladimir Putin bersedia mempelajari makalah ini, namun sangat disayangkan sekali, tidak ada waktu.”

“Musim dingin sedang menantikan akhir operasi militer Rusia di Ukraina,” jelas Kissinger dan meneruskannya dengan membandingkan situasi dunia sekarang dengan kondisi internasional pada Agustus 1916. Tahun di mana pihak militer Barat menantikan AS sebagai mediator untuk akhiri perang dengan berdamai.

“Thomas Woodrow Wilson mampu menghentikan pembantaian dengan jalan diplomasi dan menyelamatkan jiwa jutaan orang,” terangnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *