Sita Kapal Emirat, Perang Yaman Masuki Babak Baru

Sita Kapal Emirat, Perang Yaman Masuki Babak Baru

Purna Warta – Menyetop lalu menyita kapal koalisi Saudi berbendera Emirat oleh gerakan perlawanan Yaman pada malam Minggu kemarin bisa dijadikan satu langkah pertama di babak baru strategi resistensi Sanaa melawan koalisi Saudi-Emirat. Ini adalah kali pertama militer Angkatan Laut Yaman mengaksikan manuver sukses.

Site Ansharullah Yaman dalam salah satu laporannya mengupas salah satu segi dari efek manuver laut ini dan menuliskan bahwa laut Merah mulai saat ini bukan lagi wilayah aman untuk para agresor.

Baca Juga : Penjaga Perdamaian Blok Militer Pimpinan Rusia Mulai Misi di Kazakhstan

“Rakyat Yaman telah memulai satu langkah eksklusif nan sukses di tahun 2022 ini meskipun lapar mencekik dan kemadzluman meraja. Mereka menyampaikan satu pesan bahwa tahun baru akan menjadi saksi peristiwa besar dan penuh kejutan. Tahun 2021 berakhir dengan kemenangan mencolok, provinsi al-Bayda dan al-Jawf berhasil dibebaskan. Namun yang di hadapan musuh sekarang adalah satu peristiwa yang lebih besar dan berat,” tulis site Ansharullah.

Beberapa media bahkan pakar terkejut dengan operasi militer Angkatan Laut Yaman dan mereka mengklaim bahwa Iran berada di balik operasi ini.

Dalam hal ini, site Ansharullah mengamati bahwa Angkatan Laut Yaman hingga saat ini telah mengoperasikan berbagai manuver dengan senjatan buatan dalam negeri di laut terdalam Arab Saudi. Kemampuan ini telah berperan penting dalam penguasaan dan kontrol laut dan perairan kedaulatan Yaman.

Baca Juga : Disinyalir Ada Intervensi Asing, Presiden Kazakhstan Keluarkan Perintah Tembak Mati

AS-Israel yang Khawatir

Mengutip analisa site Ansharullah, dikatakan bahwa di mata semua pihak telah terbuktikan ikut andil Israel dalam perang Yaman yang berusaha menguatkan kontrolnya di garis pantai laut Merah dan Bab al-Mandeb serta pulau-pulau Sanaa. Menurut laporan media luar negeri, Emirat atau UEA yang telah menarik kaki tangan Israel ke Yaman dengan mengadakan kesepakatan pembangunan proyek pangkalan militer dan intelijen di pulau Socotra. Dari sisi lain, rezim Zionis sendiri sejak tahun 2016 telah memulai pembangunan basis militer besar di laut Merah di pegunungan Ambasaria di Eritrea dan gerbang Bab al-Mandeb.

Berdasarkan fakta ini, maka bukan hal aneh jika Israel sangat mengkhawatirkan manuver laut Angkatan Bersenjata Yaman di laut Merah yang berakhir pada penyetopan kapal Emirat. Manuver miritim dilaksanakan di laut Merah, di daerah yang mana Amerika beserta Israel menyebutnya sebagai wilayah strategis dan urgen. Selain itu, peningkatan kekuatan rudal dan drone militer Sanaa bisa menjangkau semua kapal-kapal perang lawan.

Baca Juga : China Bantah Klaim Menjebak Negara-Negara Afrika dalam Utang

Maka operasi eksklusif ini telah merusak keamanan bagi kapal-kapal Amerika dan Israel. Dari segi bahwa Washington-Tel Aviv memiliki banyak basis militer di Kawasan, tentu mereka marah sekaligus ketakutan. Dan kekhawatiran Israel ini telah diungkap oleh media-media Zionis jauh-jauh sebelum rancangan laut dioperasikan. Ketakutan akan peningkatan kemampuan rudal dan pesawat tanpa awak Yaman yang telah menjangkau titik terdalam Saudi, tentu akan bisa melahap setiap sendi Palestina Pendudukan.

Site Ansharullah terakhir menuliskan bahwa koalisi Saudi sedari awal pendudukan Yaman telah melakukan kesalahan dalam memahami kekuatan bangsa Sanaa. Mereka terburu agresi hingga selama perang, mereka terus menderita penyesalan perhitungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *