Purna Warta – Sejumlah media menyorot ketidakmampuan Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, dalam merajut aliansi membentuk Kabinet rezim Zionis. Singgasana 15 tahun kekuasaannya-pun akan segera runtuh.
Surat kabar Wall Street Journal menulis, “Jika Benjamin Netanyahu habis kesempatan dan tidak mampu menyusun Kabinet, ke-perdanamenterian 15 tahunnya akan segera berakhir.”
Pemilu putaran ke-4 dalam kurun kurang dari 2 tahun telah dilangsungkan pada bulan Maret lalu. Tidak Netanyahu dan tidak pula oposisi, kedua pihak tidak bisa membentuk Kabinet. Akan tetapi suara mayoritas Legislatif kembali menunjuk Benjamin Netanyahu bertugas untuk membentuk Kabinet.
Pasca perburuan 4 minggunya, Benjamin Netanyahu mendapatkan banyak masukan pahit maupun manis. Sampai ada usulan untuk menurunkannya dari kursi Perdana Menteri meski sekejab. Namun demikian, segala bentuk tawaran ini tidak bisa membantu Bibi (panggilan akrab Netanyahu) untuk lepas dari kontroversi antar pihak akan kepemimpinannya. Jadi bisa disimpulkan bahwa Netanyahu tidak akan mampu menyusun Kabinet baru rezim pembantai anak-anak Palestina.
Jika orang sekaliber Benjamin Netanyahu tidak bisa membentuk Kabinet, maka semua pesaing politiknya juga tidak akan mampu dan Pemilu putaran ke-5 pun tidak akan terelakkan lagi. Skenario seperti ini akan menetapkan Netanyahu duduk di atas singgasananya, paling tidak hingga waktu Pemilu ke-5 dan tentunya tanpa gangguan pengadilan kejahatan finansial.
Salah seorang analis politik di tanah Israel sana menjelaskan, “Harapan Netanyahu adalah kontinuitas situasi ini. Dia berharap bukan hanya Pemilu ke-5, akan tetapi Pemilu ke-enam dan ke-tujuh dan seterusnya.”
Satu skenario lain yang mungkin dijajal oleh Benjamin Netanyahu adalah memuluskan surat permohonan pemilihan langsung Perdana Menteri.
Israel tidak mampu membentuk Kabinet hingga Selasa, 4/5. Presiden memiliki opsi untuk mencari dan menyerahkan estafet tugas pembentukan Kabinet ke satu orang Legislatif dan bisa juga menyerahkan tugas ini ke Parlemen Knesset.
Jika diserahkan ke Knesset, anggota Parlemen mempunyai waktu 21 hari untuk menunjuk salah seorang untuk menduduki kursi PM. Ada juga opsi Parlemen untuk menyelenggarakan Pemilu ke-5.
Seandainya Presiden Israel memutuskan untuk menunjuk seseorang untuk menjadi suksesor, maka orang tersebut tak lain adalah Yair Lapid, Ketua partai Yesh Atid, dan dia akan dikasih waktu 28 hari untuk membentuk Kabinet.
Dikabarkan bahwa Yair Lapid dan Naftali Bennet telah mengadakan dialog-dialog penting untuk mendirikan koalisi. Mereka bermaksud untuk saling ganti menduduki kursi Perdana Menteri Israel.
Di balik opsi dan prediksi-prediksi ini, Benjamin Netanyahu, yang bertugas membentuk Kabinet baru Israel, masih memiliki pilihan untuk mengajukan permohonan perpanjangan waktu, 14 hari ke depan.
Akan tetapi melihat tidak adanya satupun pihak yang ingin merajut koalisi dengan Netanyahu, maka opsi ini diprediksi juga akan menghadapi jalan buntu. Benny Gantz, yang pernah diajak koalisi, sepertinya tidak mau ketipu lagi. Beberapa hari lalu, dia menjelaskan penolakannya di depan media.
Sepertinya semua fokus pada penggulingan Bibi???