Siasat Saudi di Lebanon Akan Gilas Kepentingan Barat, AS-Prancis Harus Lawan

Siasat Saudi di Lebanon Akan Gilas Kepentingan Barat, AS-Prancis Harus Lawan

Purna Warta – Siasat Saudi dalam memukul pemerintahan Lebanon pimpinan Najib Mikati dan Hizbullah akan menggilas kepentingan Barat. Analis Israel meminta AS dan Prancis untuk turun tangan melawan siasat Riyadh dan Arab Teluk Persia.

Satu pengamatan terbaru oleh institute Israel di universitas Tel Aviv menganalisa krisis dan pertarungan baru antara Lebanon, Saudi dan beberapa Arab Teluk Persia dengan memanipulasi pernyataan Menteri George Kordahi tentang perang Yaman.

Baca Juga : Hello, Udah Sampai Mana Nih Penarikan Mundur AS dari Irak?

Menurut laporan Rai al-Youm, yang menelisik dan meliput analisa institut ini, dijelaskan bahwa krisis saat ini antara Lebanon dan Arab Teluk Persia adalah pesan bahaya bagi Beirut, yang sedang merosot dalam beberapa tahun terakhir ini.

Arab Saudi mengincar Hizbullah dan pemerintahan pimpinan Najib Mikati dengan menciptakan krisis via manipulasi pernyataan George Kordahi.

“Seandainya krisis ini tidak selesai, maka Lebanon akan terpukul telak, khususnya di bidang ekonomi. Karena menurut pengataman para analis dalam institut Israel ini, ekonomi Lebanon sedang mengarungi jalan rawa. Keberlanjutan krisis ini akan menyebabkan keruntuhan pemerintahan Beirut,” tulis Rai al-Youm melaporkan analisis Israel di universitas ibukota.

Baca Juga : Petuah AS ke Saudi: Lakukan Apa yang Kami Lakukan di Afganistan

Pelengseran Kordahi juga belum mengindikasikan akhir krisis. Para analis Tel Aviv mengklaim, “Dalam pandangan Hizbullah, menjauhkan diri dari negara-negara moderat Teluk Persia akan menguntungkannya, baik negara moderat Timteng maupun kaum moderat dalam negeri Lebanon sekalipun. Oleh kerana itu, Hizbullah akan bersikeras menolak pelengseran George Kordahi dari kursi Menteri Perhubungan. Dengan begitu, maka Hizbullah tetap memegang kekuasan tingkat keputusan Lebanon.”

Oleh Karena Itu…

Keberlanjutan krisis ini, menurut kejelian analis Tel Aviv, akan memihak dan mengarahkan Lebanon ke Hizbullah dan Iran. Ini merupakan perubahan pokok yang bertentangan dengan kepentingan Israel dan negara-negara Barat.

“Setelah Saudi gagal dalam menancapkan hegemoni lamanya melalui jaringan Ahlu Sunnah Beirut, akhirnya mereka memutuskan menggunakan senjata terakhir, yaitu ekonomi. Dengan mengancam sisi ekonomi ini, maka tumbuhlah ancaman-ancaman berbahaya. Melihat hal-hal di atas, maka Barat bersama Israel harus mengaksikan satu siasat melemahkan Hizbullah tanpa memukul Lebanon. Mereka harus melawan pula Teluk Persia,” hemat analis Israel.

Baca Juga : Khalifa Haftar dan Gaddafi Junior, Alternatif Israel di Pemilu Libya

Di akhir catatan sorot situasi Lebanon ini, analis institut Israel menuliskan, “Negara-negara Barat bertugas untuk mengakhiri krisis baru Lebanon secepatnya, karena dampaknya juga akan menggilas kepentingan mereka. Oleh karena itu, AS dan Prancis harus memimpin upaya mengakhiri krisis Lebanon. Karena kontinuitas krisis ekonomi Lebanon bertentangan dengan kepentingan Barat namun searah dengan kepentingan Iran dan upaya meningkatkan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *