Setelah Saad Hariri, Siapa Selanjutnya?

lebanon

Purna WartaSaad Hariri terpilih dan dimandatkan untuk menyusun Kabinet baru Lebanon di tahun lalu. Setelah 9 bulan berlalu, Putra Rafic Hariri tersebut menyatakan mundur dan Lebanon kembali dalam krisis.

Hashim Safi al-Din, Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, hari Jumat kemarin, 17/7, dalam salah satu kesempatan menyatakan, “Pihak yang merusak Lebanon hari ini adalah Amerika. Semua musibah yang menimpa Lebanon disebabkan oleh Amerika baik secara langsung maupun tidak langsung.”

Al-Akhbar, salah satu media warta kondang Lebanon, melaporkan, Sabtu (18/7), “Setelah Saad Hariri mengundurkan diri dari tugas pembentukan Kabinet, khususnya setelah pihak paling dimungkinkan untuk mengisi kursinya, yaitu Najib Mikati mundur, (maka) akan masuk babak baru persaingan.”

Satu hari pasca pengunduran diri Saad Hariri, poros politik Lebanon memulai pengamatan anyar untuk menentukan suksesor Putra Rafic Hariri tersebut di tengah tekanan Amerika Serikat dan Prancis agar secepatnya menyusun Kabinet.

Sumber-sumber dekat kantor Kepresidenan Lebanon memprediksikan bahwa Michel Aoun, Presiden Lebanon, akan mengumumkan jadwal pembahasan Parlemen untuk pemilihan Perdana Menteri pada hari Senin, 19/7, waktu setempat.

Prancis, menurut laporan al-Akhbar, mengultimatum pembentukan Kabinet sebelum tanggal 4 Agustus. Presiden Michel Aoun telah menerima pesan dari pihak Washington dan Paris yang berisi tuntutan pembentukan Kabinet baru secepat mungkin.

“Tidak penting siapa PM dan nama para Menterinya, AS-Prancis menuntut rancangan reformasi yang jelas nan pasti,” tulis al-Akhbar melaporkan.

Di tengah tuntutan dan tekanan dua perwakilan Barat ini, perselisihan antara Michel Aoun dan Gibran Bassil masih terus bergulir. Di satu sisi, berkobar pula persaingan antara Nabih Berri dan Saad Hariri.

Beberapa sumber di gerakan 8 Maret menjelaskan bahwa Bassil telah memulai dialog pengajuan dua kandidat: Faisal Karami dan Fouad Makhzoumi. Akan tetapi ajuan tersebut ditolak oleh Nabih Berri. Karena dalam kaca mata Berri, langkah ini akan menyebabkan perselisihan dalam tubuh kelompok Ahlu Sunnah.

“Siapapun yang ingin dilantik harus melalui persetujuan Saad Hariri,” tegas Nabih Berri dikutip al-Akhbar.

“Nabih Berri melihat bahwa dirinya telah kalah satu ronde dari Aoun dan Bassil sehingga dia akan menutup kepentingan keduanya. Beberapa sumber dekat di Parlemen menyatakan bahwa Nabih Berri sangat marah atas perubahan yang dilakukan Saad Hariri dalam daftar Kabinet. Perubahan ini bertentangan dengan kesepakatan yang telah dijalin, menurut Nabih Berri. Tuntutan Nabih Berri bukan turun dari tugas pembentukan Kabinet. Berri bersikeras dalam kesepakatan dengan Presiden Aoun,” tulis al-Akhbar menambahkan analisanya.

Pihak yang paling dinantikan di mata Nabih Berri dan Saad Hariri sebagai suksesor adalah Najib Mikati. Kepada kedua belah pihak, Mikati menjelaskan bahwa diri tidak bisa menduduki kursi Perdana Menteri karena tidak bisa mencapai target yang ditentukan Saad Hariri.

Sekarang Saad Hariri dan Nabih Berri tidak memiliki opsi lain selain Najib Mikati. Satu-satunya kandidat serius pasca Najib Mikati saat ini adalah Faisal Karami, yang notabene tidak ditolak oleh pihak Aoun dan Hizbullah.

Namun masalahnya, menurut analisa al-Akhbar, adalah jika Faisal Karami naik, maka akan ada proyek lain dari Hassan Diab.

Di lain pihak, pendukung Saad Hariri turun ke jalan pasca kemunduran junjungannya. Bahkan mereka beraksi menutup jalan. Jenderal Joseph Aoun, Komandan Bersenjata Lebanon, melaporkan situasi politik dan sosial Lebanon sebagai faktor krisis kedaulatan Beirut dan menegaskan, “Militer tidak akan membiarkan kekacauan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *