Setelah Pelabuhan, Israel Incar Bandara Rafik Hariri

lebanon

Purna Warta – Ledakan besar di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, 4 Agustus 2020 lalu telah menambah krisis dalam negeri, tapi dalam pandangan analis dan pengamat politik, peristiwa tersebut menguntungkan Israel. Salah satu media warta Lebanon memberikan prediksi peran Zionis di balik ledakan dan menulis, sekarang mata Israel sedang menyorot bandara Lebanon.

Al Markaziya menganalisa ledakan pelabuhan Beirut yang menewaskan 190 dan melukai 6500 warga dan memberikan indikasi adanya peran rezim Zionis di balik peristiwa berdarah tersebut.

“Selalu terbuka adanya indikasi dan kemungkinan peran Zionis di balik ledakan,” tulis Al Markaziya dan menambahkan, “Dalam banyak analisa mengenai hal ini, para pengamat meyakini adanya keuntungan yang memihak Israel. Ledakan itu telah merugikan Lebanon puluhan miliar dolar dan Beirut butuh miliaran dolar pula untuk rekonstruksi hingga setidaknya, empat tahun lagi pelabuhan bisa kembali aktif.”

Satu sajak pribahasa yang mengatakan bahwa “musibah satu kaum, keuntungan bagi kaum lain” bisa diaplikasikan ke pelabuhan Haifa (Israel). Pelabuhan Haifa telah menjadi pelabuhan pengganti pelabuhan Beirut yang telah lama menjadi pusat pelayaran di Kawasan. “Dan sepertinya Israel sekarang menyorot semua sendi Lebanon,” sorot Al Markaziya.

Selanjutnya, analis Al Markaziya membahas mengenai wilayah udara Lebanon. Manipulasi wilayah udara Lebanon via propaganda dan tuduhan-tuduhan terhadap Hizbullah.

“Mengutip pernyataan pejabat Amerika, para pengamat mengungkapkan bahwa Benjamin Netanyahu, PM Israel, sedang menekan petinggi keamanan Pentagon untuk mengaktifkan boikot terhadap bandara Rafik Hariri. Memasukkan boikot tersebut dalam paket boikot Kementerian Keuangan Amerika terhadap Lebanon,” tulis Al Markaziya.

Dengan alasan bahwa bandara Rafik Hariri keluar dari kontrol petinggi Lebanon, tapi beroperasi di bawah tangan langsung Hizbullah, Benjamin Netanyahu merayu para petinggi Amerika Serikat. Dan seperti biasa, PM Israel menambah sedikit ramuan tentang Mukawamah Lebanon yang bekerjasama dengan Iran untuk menghapus eksistensinya.

Kepada Washington, Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa bandara internasional Beirut telah berubah menjadi pangkalan udara Iran untuk transfer senjata dan uang ke Hizbullah dan menambahkan bukti dari peta PBB, yang telah dirancang sebelumnya, bahwa bandara ini terletak di kawasan penuh gudang senjata dan peralatan urgen lainnya.

Al Markaziya langsung mengadakan wawancara dengan petinggi bandara Rafik Hariri dan menjelaskan penolakan para petinggi mengenai isu miring tersebut. Beberapa politikus menyatakan bahwa ini adalah pernyataan pribadi Netanyahu.

“Ini adalah kebijakan pribadi Netanyahu. Satu pendapat yang diambil berdasarkan krisis dalam negeri yang menghimpitnya, kasus kejahatan yang merongrong dan saham politikus lawan yang semakin besar. Terkhusus partai aliansi Biru-Putih yang siap mengambil suara mayoritas Knesset,” jelas para politikus dikutip Al Markaziya.

“Tujuan dari klaim-klaim Netanyahu ini adalah menutup bandara Beirut demi keuntungan bandara Ben Gurion di Israel, yang dilakukan untuk menemani jalan kereta normalisasi dan pengembangan kerjasama Israel-Arab. Benjamin Netanyahu berusaha menggambarkan bandara Beirut seperti bandara Gaza dan merubahnya menjadi satu bandara yang akan membahayakan angkatan udara.

Dengan demikian, semua maskapai penerbangan asing akan mengubah halauan, menjauh dari bandara Beirut karena isu keamanan dan ancaman kepada penumpang sipil. Tentu hal ini akan merusak wajah Lebanon. Beirut akan terpukul di mata dunia internasional bahkan bisa terhapus dari sistem internasional,” tambahnya.

Mereka menegaskan, tulis Al Markaziya, bahwa Israel berupaya manipulasi kasus ledakan pelabuhan Beirut. Dan sekarang berusaha mengincar bandara internasional Rafik Hariri dengan tujuan merebut peran Lebanon di Mediterania.

Di depan khalayak konferensi tahunan Dewan Umum PBB, PM Israel mengklaim bahwa Hizbullah memiliki satu rumah produksi senjata di kawasan pemukiman al-Janah-al-Awza’i. Dengan cerdas Hizbullah membalas isu tersebut hingga terbukti kebohongan sang Perdana Menteri kontroversial rezim Zionis.

Hanya beberapa jam pasca lontaran isu Netanyahu, Hizbullah langsung merespon dan mengundang semua media untuk mengunjungi kawasan klaiman PM Israel. Dalam satu pernyataan, Sayid Hassan Nasrullah juga menegaskan, “Bagian informasi dan media Hizbullah telah mempersiapkan pertemuan dengan awak-awak media di kawasan al-Janah-al-Awza’i, dengan demikian mereka akan mengetahui kebenaran dan kebohongan Benjamin Netanyahu. Ini adalah keputusan demi rakyat Lebanon, mereka harus tahu medan, mereka harus sadar. Kami tidak pernah menyimpan senjata di tengah pemukiman.”

Baca juga: Jubir Komite Perlawanan Palestina: Rudal Cornet di Gaza Telah Mengubah Anggapan Israel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *