Setelah Krisis Bahan Bakar, Inggris Diselimuti Kelangkaan Pangan dan Minuman

inggris

Purna Warta – Survei terbaru memperlihatkan sekitar 1/6 orang dewasa Inggris tidak mampu membeli keperluan primer makanan dalam dua minggu terakhir. Fakta ini dikarenakan krisis kebutuhan hidup dan kelangkaan bahan bakar London. Setelah hasil survei ini diberitakan, toko-toko dipenuhi warga untuk membeli kebutuhan primer, termasuk tisu toilet.

Pusat Statistik Nasional Inggris mengadakan survei yang menghasilkan 17% orang dewasa Inggris menyatakan bahwa mereka tidak mendapatkan bahan pangan primer. Sedangkan seperempat orang dewasa lainnya mengatakan bahwa mereka juga menemukan masalah yang sama di bahan pangan sekunder.

Survei juga dilakukan oleh majalah Grocer atas 1000 warga. Survei menujukkan bahwa 2/3 warga Inggris mengkhawatirkan, bahkan ketakutan jika bahan pangan langka di periode Natal. Para pakar menganjurkan setiap keluarga untuk membeli kebutuhan Natalnya sejak awal lalu menyimpannya di kulkas. Selain itu, sedari saat ini rak-rak toko mulai kelihatan kosong menjelang tahun baru menurut laporan beberapa warta.

inggris

Kelangkaan bahan pangan dan kosongnya rak toko membuat penurunan angka penjualan 4 pertokoan gurita Inggris sampai menginjak nilai 2 miliar Poundsterling. Jumlah barang kosong di 4 toko berantai tersebut juga mencapai 2 kali lipat kelangkaan di masa Pandemi.

Saat ini, Inggris menghadapi masalah bermacam-macam. Masalah yang datang bertubi-tubi tersebut merupakan dampak dari krisis supir kendaraan pengangkut, ditambah inflasi nilai mata uang, kenaikan harga bahan bakar, krisis bensin di London dan wilayah tenggara Inggris serta kenaikan pajak sehingga memicu kemarahan publik.

Pemenuhan kebutuhan warga dalam minggu-minggu ini hingga Natal adalah perihal berat bagi pemerintahan Inggris. Akan tetapi, Boris Johnson, PM Inggris, menegaskan bahwa ini bukanlah tugas dan tanggungan pemerintah, yang mengharuskannya untuk selalu turun menyelesaikan.

Salah satu petinggi senior partai Buruh menanggapi pedas pernyataan PM Boris Johnson dan menyatakan bahwa PM tidak memiliki keseriusan menyelesaikan krisis ini.

Pasar online Inggris juga tak luput dari efek buruk krisis ini. Salah satu toko online menyebutkan bahwa ada 22 ribu pembeli online yang telah memesan barang untuk kebutuhan Natal nanti.

inggris

Dan di sisi lain, setiap 1 dari 7 warga Inggris menyatakan bahwa dirinya tidak mampu membeli bahan bakar keperluannya karena kelangkaannya di setiap titik penjualan bensin (SPBU).

Bahan langka ini tidak hanya terbatas pada bahan makanan dan minuman, tetapi juga menjalar ke obat-obatan. 13% dari warga Inggris menyatakan bahwa mereka harus mencari lebih lama untuk menemukan obat. 4% warga juga mengatakan bahwa mereka terpaksa pergi ke apotik berkali-kali hanya untuk membeli obat.

Bahkan dampak krisis juga dirasakan oleh pemain kondang MU, Marcus Rashford. Dia mengatakan bahwa dia juga merasakan efek kelangkaan bahan pangan.

Reuters sedikit menguak sebab krisis di Inggris ini dan menuliskan catatan bahwa mata rantai untuk kebutuhan mulai dari daging babi, bensin, daging burung hingga obat dan susu terputus disebabkan oleh krisis pekerja karena keputusan keluar dari Uni Eropa, Pandemi Corona, tekanan besar hingga mencapai titik kekalahan.

Sementara petinggi Inggris menolak segala bentuk keterlibatan krisis dengan masalah Brexit. Mereka lebih menekankan masalah penurunan jumlah pekerja sebagai sebab. Dan masalah ini juga dihadapi dunia, menurut pandangan mereka.

Akan tetapi, masalahnya adalah negara-negara tetangga Eropa Inggris tidak mengalami hal yang sama.

inggris

Menkeu Inggris mengklaim, “Masalah supir truk dan kontainer dalam satu tahun terakhir bukan hanya masalahnya Inggris. Tetapi masalahnya benua Eropa dan lainnya.”

“Kami ingin warga tahu bahwa kami akan segera melakukan apa saja menurut kemampuan kami untuk menyelesaikan krisis dan ada satu ruang yang bisa kami rubah,” tambahnya.

Sebelunnya, untuk mengisi krisis ini, pemerintah London memerintahkan militernya untuk mengemudikan tanker-tanker bahan bakar ke pom-pom bensin di seluruh wilayah Inggris. Di tahun ini, London meninggalkan pasar Uni Eropa dan mencegah perengkrutan supir dari negara-negara anggota UN untuk perusahaan-perusahaan transportasi. Inggris mengumumkan bahwa untuk menyelesaikan krisis supir ini, mereka mengeluarkan visa untuk 5000 supir asing. Satu kebijakan yang dulunya mereka tolak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *