Serukan Hentikan Kerusuhan di Irak, Ini Pesan Kemlu Iran

Serukan Hentikan Kerusuhan di Irak, Ini Pesan Kemlu Iran

Tehran, Purna Warta Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengeluarkan pernyataan mengenai perkembangan terbaru dan kerusuhan di Irak dan menegaskan bahwa pemerintah Tehran selalu menginginkan Irak yang stabil, aman dan kuat.

Dalam pernyataan Kemlu Iran pada hari Selasa (30/8) disebutkan bahwa Republik Islam Iran menyatakan kepuasan atas pulih dan kembalinya ketenangan di Irak setelah terjadinya kekacauan sejak Senin sore.

Baca Juga : Iran: Palestina Tetap Menjadi Isu Utama Dunia Muslim

Kemlu Iran mendoakan pengampunan bagi korban meninggal dunia dan berharap kesembuhan bagi korban terluka dalam kerusuhan terbaru di Irak. Selain itu, Kemlu Iran mengapresiasi dan memuji kesabaran dan kebijaksanaan pemerintah dan rakyat Irak serta semua lembaga hukum di negara ini untuk melewati fitnah besar tersebut.

Irak telah lama dilanda masalah dan krisis internal setelah pemilu parlemen pada Oktober 2021 terkait dengan pembentukan pemerintahan. Pemimpin Gerakan Sadr, Moqtada Sadr meminta 73 perwakilan gerakan ini untuk mengundurkan diri sehingga upaya pembentukan pemerintahan baru semakin sulit untuk diwujudkan.

Setelah pengunduran diri perwakilan-perwakilan Gerakan Sadr, Komite Koordinasi Partai Syiah Irak, dalam pertemuan dengan beberapa pihak dan partai di Irak, menekankan pada percepatan proses pembentukan pemerintahan di negara ini, namun perkembangan beberapa hari terakhir telah menciptakan hambatan lain bagi pembentukan pemerintahan.

Moqtada Sadr pada hari Senin (29/8/2022) mengumumkan pengunduran dirinya dari panggung politik dan langkah ini memicu ketegangan dan kekacauan di Irak, yang bahkan berujung pada konflik berdarah di  negara Arab ini.

Setelah pengunduran diri itu, para pendukung Sadr menyerbu dan menduduki istana kepresidenan, istana perdana menteri dan Dewan Tinggi Kehakiman di Baghdad. Aksi tersebut menimbulkan bentrokan dan menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya terluka.

Baca Juga : Tahanan Palestina Akhiri Mogok Makan Setelah Kesepakatan Pembebasan

Perkembangan di Irak penting bagi Iran dalam banyak hal di antara negara-negara Arab di kawasan Asia Barat. Irak memiliki kedekatan budaya dan agama paling banyak dengan Iran. Iran dan Irak memiliki perbatasan panjang dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya, yaitu sekitar 1.258 km perbatasan darat dan 351 km perbatasan laut.

Selain itu, ikatan ras, sejarah, bahasa, dan kesamaan agama, serta adanya ancaman dan keamanan bersama dan kepentingan ekonomi bersama merupakan poin-poin penting dalam hubungan kedua negara.

Hubungan antara Iran dan Irak telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir dalam kerangka kebijakan bertetangga yang baik. Penguatan hubungan secara menyeluruh juga telah ditekankan oleh otoritas kedua negara.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi pada Juli 2020 menyebut hubungan antara Iran dan Irak sebagai persaudaraan dalam arti kata yang sebenarnya berdasarkan banyaknya kesamaan sejarah, agama, budaya dan adat istiadat serta tradisi.

Rahbar menegaskan bahwa apa yang sangat penting dalam hubungan bilateral bagi Republik Islam Iran adalah kepentingan, maslahat, manfaat, keamanan, kehormatan, kekuatan regional dan pulihnya kondisi di Irak.

Jelas bahwa Republik Islam Iran yang selalu berperan penting dalam menyelesaikan krisis regional, khususnya dalam menumpas kelompok teroris Daesh (ISIS) dan terorisme di Irak, menganggap keberadaan Irak yang kuat sebagai jaminan perdamaian dan keamanan di kawasan.

Baca Juga : Pertahanan Udara Suriah Hadapi Musuh di Langit Damaskus

Dari sudut pandang Republik Islam Iran, satu-satunya solusi untuk keluarnya Irak dari krisis saat ini adalah dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada dialog, kepatuhan pada konstitusi dan proses politik. Sebab, kelompok-kelompok dan gerakan politik di Irak, dengan menerima tanggung jawab dan partisipasi konstruktif mereka dalam proses politik, dapat memberikan landasan yang tepat bagi pembentukan pemerintahan baru dan mengakhiri krisis dan perselisihan saat ini.

Dalam pernyataan Kemlu Iran juga disebutkan bahwa Republik Islam menginginkan semua gerakan politik, para tokoh dan mereka yang tertarik pada Irak yang kuat dan independen, untuk saling menghormati hak dan tuntutan satu sama lain secara damai, dan dialog sebagai porosnya, yang dibarengi dengan penerimaan tanggung jawab politik dan sosial, serta mengejar semua tuntutan dan tindakan mereka dalam kerangka hukum dan jalur hukum di negara ini dan memblokir jalan yang mungkin akan digunakan oleh pihak-pihak dan musuh Irak untuk mencapai tujuan-tujuan jahat mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *