Sejarah Mossad di Kurdi Irak; Proyek Dagang Hingga Perjamuan Oposisi Iran

Sejarah Mossad di Kurdi Irak; Proyek Dagang Hingga Perjamuan Oposisi Iran

Purna Warta – Sumber di lapangan mengungkapkan hubungan intelijensi mossad Israel dengan wilayah otonom Kurdi di Irak yang telah terjalin beberapa tahun lalu dan sekarang masih berlanjut di bawah proyek perdagangan dan investasi.

Setelah serangan Sepah Pasdaran Iran ke gedung markas Mossad Israel di wilayah Kurdi Erbil, Irak, banyak laporan yang menerangkan keterkaitan si pemilik gedung dengan jaringan dan perusahaan-perusahaan rezim Zionis.

Baca Juga : Rusia Tegaskan Perang Nuklir bisa saja Terjadi

Al-Akhbar, dalam laporannya hari Kamis, 24/3, mengenai masalah ini menuliskan, “Serangan Iran ke fasilitas Israel di Erbil masih menjadi pembahasan panas politik dan keamanan. Sementara pihak Kurdi terus mengelak dan menyanggah berita tentang aktifitas Israel di wilayahnya, Erbil Irak. Adapun Tehran menegaskan bukti-buktinya tentang aksi instabilitas keamanan yang bersumber dari wilayah Erbil. Beberapa sumber keamanan Irak menyatakan bahwa aktifitas ini tidak bisa dipungkiri lagi. Upaya Erbil untuk menutup hubungan misterius ini dengan proyek investasi dan militer internasional tidak bisa dibahas lagi, terkhusus karena kebiasaan Israel yang bersemayam di balik istilah-istilah seperti ini. Tentang tempat yang baru saja diserbu rudal Iran, itu adalah tempat yang benar, maksudnya itu benar tempat yang dimiliki oleh beberapa kelompok yang bermain dalam penjualan minyak Irak ke Israel.”

“Serangan Iran ke kota Erbil, ibukota wilayah Kurdi Irak, telah membuka kesempatan untuk mengupas eksistensi dan aktifitas Israel di bagian utara Irak secara politik dan keamanan. Beberapa jam pasca penjelasan petinggi Kurdi tentang hantaman rudal Balistik dari luar perbatasan di sekitaran Erbil dan Gedung Konsulat AS, IRGC Iran tertanggal 13 Maret menyatakan bahwa mereka telah menembak satu pusat strategi Israel di wilayah Kurdi Irak. Dalam pernyataannya, Sepah Pasdaran menegaskan bahwa markas strategi propaganda… telah dihantam rudal kuat. Dan di saat yang sama, Tehran juga mengingatkan bahwa mengulang segala macam tindak keburukan, akan menghadapi balasan yang keras, pasti dan mematikan. Serangan dilaksanakan hanya berselang satu minggu setelah kabar kemartiran 2 pejuang Iran karena serangan Israel ke beberapa titik dekat ibukota Suriah, Damaskus,” tambah al-Akhbar.

Baca Juga : Media Saudi Laporkan Api di Aramco Jeddah yang Sudah Terkendali

Mengutip dari seorang politikus kondang Irak, al-Akhbar melaporkan bahwa serangan ini adalah balasan atas operasi Tel Aviv dan keputusan menyerang diambil pasca perundingan keamanan.

Salah satu Jenderal Muqawamah dalam wawancaranya dengan al-Akhbar menjelaskan penyalahgunaan markas Mossad sebagai tempat pelatihan dan pertemuan dengan oposisi-oposisi Iran, bahkan strategi serangan ke Iran muncul dari kamar gedung ini.

“Gedung ini memiliki luas 20.000 meter persegi dan terletak berdekatan dengan Gedung Konsulat AS paling besar di dunia, hal yang sedikit banyak akan melindungi basis tersebut,” jelas sumber Muqawamah tersebut kepada al-Akhbar tanpa menyebut nama.

“Pemilik gedung adalah salah seorang pedagang Kurdi bernama Sheikh Baz Rauf Reim Barzanji. Dia adalah pemilik grup buruh, di mana kelompok ini memiliki peran dalam serangkaian aktifitas penjualan minyak Irak dan Suriah ke perusahaan-perusahaan Israel,” tambahnya.

Baca Juga : Sana’a: Arab Saudi Harus Buktikan Keseriusannya untuk Perdamaian

Sumber dari poros perlawanan ini memberikan satu indikasi korban dalam serangan. “Mungkin serangan ini menjatuhkan korban, karena serangan dioperasikan senyap-senyap,” katanya.

Mengutip pernyataan beberapa sumber lapangan, dia menjelaskan kepada al-Akhbar, “Beberapa orang, yang berbicara dengan Bahasa asing, terluka karena serangan ini.”

Namun salah satu sumber politik menyangsikan indikasi jatuhnya korban, karena menurut pengakuannya, ada pesan yang dikirim 36 jam sebelum serangan tersebut, meskipun tidak menyebutkan detail titik sasaran.

Al-Akhbar melaporkan, pernyataan pemilik gedung membenarkan klaim Tehran. Karena keterkaitan Sheikh dengan Israel di bawah struktur perusahaan KAR Group (grup buruh). Kelompok ini dinyatakan bersalah dan dihukum oleh pengadilan federal Irak karena kasus penyelundupan emas hitam ke Tel Aviv.

Baca Juga : PBB Kutuk Serangan dan Serangan Balik di Yaman

Sumber politik di Irak, yang dikutip al-Akhbar tanpa menyebut nama, menambahkan dengan mengutip pernyataan salah satu petinggi Iran bahwa gedung tersebut adalah gedung pertemuan dan organisator strategi serangan ke Tehran.

kurdi-israel
Foto seorang intel Mossad bersama Mustafa Barzani. Diliput oleh site al-Masalah

“Sebagian media Kurdi melaporkan bahwa relasi Kurdi dan Israel sudah ada sejak dulu yang kembali ke periode Mulla Mustafa Barzani, eks pemimpin Kurdi dan ayah dari keluarga penguasa Erbil sekarang. Mereka melanjutkan dalam laporannya bahwa eksistensi intelijen Amerika dan Israel di dalam wilayah Erbil dan beberapa daerah lainnya yang dikuasai partai Demokratik Kurdi, sangatlah kental. Bahkan media-media tersebut mengingatkan bahwa servis mata-mata Barastan, badan intel partai Barzani, dibangun atas kerja sama dengan Mossad pada dekade 60-an dan mereka juga mendapatkan dukungan keuangan dan pelatihan pakar AS dan Israel,” tulis al-Akhbar melaporkan.

Baca Juga : Gambar Satelit Dampak Serangan Drone dan Rudal Yaman

Barastan, menurut laporan al-Akhbar, dibangun tahun 1967 pasca kunjungan terheboh Mulla Mustafa ke Israel dan pertemuannya dengan petinggi rezim Zionis. Pasca kunjungan berkesan tersebut, kembali dijadwalkan perjamuan di tahun 1973. Putra-putra Barzani memegang tampuk kendali badan intel Kurdi Irak ini, di mana servis mata-mata ini juga melibatkan beberapa pasukan oposisi Iran, SAVAK dan Mossad Israel.

Masrour, putra dari Masoud Barzani, PM Erbil sekarang merupakan pihak terakhir yang memimpin Barastan sebelum menjadi pejabat pemerintahan.

Menurut laporan al-Akhbar, banyak pihak yang meyakini aktifitas KAR Group tidak hanya terbatas pada perdagangan karena hubungan yang dimiliki si pemilik gedung dengan Israel. Dan beberapa sumber tersebut kepada al-Akhbar menjelaskan bahwa media-media Kurdi tidak mengungkap hal ini karena peringatan keamanan.

Baca Juga : Warga Suriah Paksa Konvoi Militer Amerika untuk Mundur

“Petinggi Kurdi tidak enggan membahas relasi bersejarah mereka dengan Israel di masa kepemimpinan pendahulunya. Namun sekarang mereka diam, tidak membahas kontinuitas hubungan ini dan mereka juga tidak menangkis berbagai berita tentang bantuan rezim Zionis ataupun eksistensi mereka di dalam wilayah Kurdi Irak. Pada tahun 2016, surat kabar Israel, Maariv melaporkan detail baru tentang relasi Erbil-Tel Aviv. Media Zionis ini membahas peran Jenderal Tasouri Saghieh dalam melatih pasukan Kurdi melawan prajurit Irak pada tahun 1974 dan menambahkan bahwa Masoud Barzani, pemimpin Kurdi Irak, sampai saat ini masih berhubungan dengan Saghieh. Yahudi Kurdi memiliki peran penting dalam menguatkan relasi Erbil dengan rezim Zionis, di mana hal tersebut terlihat dalam dukungan Zionis dan petinggi mereka dalam referendum Kurdi pada 25 September 2017,” al-Akhbar melaporkan.

kurdi-israel
Ilustrasi pasukan Kurdi yang dilatih pakar Israel. Diliput oleh media Zionis, Maariv

Al-Akhbar kemudian menambahkan bahwa jumlah penduduk Yahudi Kurdi lebih dari 400 keluarga di Erbil yang mengumumkan agamanya pada tahun 2003. Menurut para pakar, Yahudi ini ada dua bagian. Pertama Yahudi yang kembali pasca keruntuhan Saddam. Dan kedua adalah Yahudi keturunan dari ibu. Erbil meresmikan agama Yahudi sebagai salah satu agama resmi dalam otoritasnya bahkan ada departemen yang mengurusi mereka. Akan tetapi, pemerintah Irak tidak mengisyarahkan mereka sebagai agama resmi dalam kedaulatan Baghdad.

Baca Juga : Menlu Inggris: Agar Sanksi Dicabut, Rusia Harus Tarik Pasukan dari Ukraina

“Pasca kegagalan dalam referendum, hubungan Kurdi dan Israel dikaitkan dengan keamanan dalam proyek pelatihan intel wilayah Kurdi dan pembangunan basis spionase versus Iran dan sekutunya di Irak. Dari sisi lain, relasi mereka juga mengental dalam bidang ekonomi dengan pembelian minyak selundupan Kurdi pasca perselisihan Erbil dengan pemerintah pusat Baghdad. Perdagangan ini telah menjamin pendapatan Erbil sebesar 10 miliar dolar lebih pertahun. Petinggi Irak menegaskan bahwa aktifitas Israel di Erbil tidak bisa dipungkiri lagi. Namun masalahnya adalah perkembangan aktifitas tersebut menjadi aktifitas keamanan dan militer untuk melawan Iran. Gerak intelijensi Israel biasa terselubung di balik perusahaan dan proyek investasi. Juga berselimut istilah koalisi internasional. Mereka adalah pasukan yang bermarkas di basis militer sekitar wilayah Erbil,” tulis al-Akhbar di akhir analisanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *