Sayyid Hasan Nasrullah: Insya Allah, Kita Sholat di Masjid Al-Aqsa

Sayyid Hasan Nasrullah: Insya Allah, Kita Sholat di Masjid Al-Aqsa

Yerusalem, Purna Warta Selasa kemarin (8/6), adalah hari ulang tahun media al-Manar yang ke-30. Sayyid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, berpidato di sore hari besar tersebut.

Di awal Sayyid Hasan Nasrullah merespon persoalan yang menerpa kesehatannya. Sekjen Hizbullah meminta maaf karena telah membuat khawatir dan berterima kasih atas perhatian yang ditunjukkan kepadanya.

Kemudian beliau mengatakan, “Saya sangat bangga dengan cinta masyarakat ini. Saya yakinkan bahwa Saya ada bersama kalian dan kami Insya Allah akan meneruskan jalan ini bersama.”

Baca Juga : Gedung Putih Akui Intervensi Militer di Yaman

“Saya juga berharap sholat berjamaah di Masjid al-Aqsa bersama-sama,” tambahnya.

“Chanel al-Manar dibangun oleh para pecinta dan pengikut Imam Khomeini. Beliau telah memberikan nilai kehidupan ini kepada Umat dan menjaga nafas Islam di abad 20. Beliau telah memaparkan kemanusiaan sebagai ganti dari peradaban abad ini. Beliau menghidupkan jiwa revolusi melawan kezaliman,” jelas Sayyid Hasan Nasrullah sambil mengingatkan haul Imam Khomeini, Revolusioner pendiri Republik Islam di Iran.

Benjamin Netanyahu Krisis dan Mungkin Akan Berbuat Bodoh

Di bagian lain orasinya, Sekretaris Jenderal Muqawamah Lebanon menjelaskan, “Keadaan yang sedang bergulir di Palestina, al-Quds dan Masjid al-Aqsa menunjukkan bahwa kami menghadapi seorang musuh bodoh yang mungkin melampaui siapapun karena krisis dalam rezim sendiri.”

“Hari ini Netanyahu kalah dan krisis. Untuk keluar dari krisis ini, mungkin saja dia mengambil jalan berbeda dan melakukan kebodohan. Netanyahu mungkin akan memilih beberapa hal. Dia telah mengancam program nuklir Iran dan mungkin melakukan hal bodoh di al-Quds,” jelasnya.

Baca Juga : Sana’a Ragukan Keseriusan AS Hentikan Dukungan Militer untuk Saudi

Keteguhan Palestina Dalam Membela Al-Quds dan Resistensi

Sayyid Hasan Nasrullah juga membahas situasi Palestina dan menyatakan, “(Warga) Palestina di Gaza, al-Quds, Tepi Barat dan Pendudukan 1948 memutuskan untuk menjaga al-Quds dan tempat-tempat suci lainnya dan Umat harus mendukung mereka. Kami serius berusaha mencapai satu titik di mana menyerang al-Quds berartikan perang regional.”

AS-Saudi Kalah di Perang Yaman

Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrullah mengupas masalah Yaman dan menurut analisanya, Yaman memiliki andil dalam peta baru Palestina dan Sayyid Abdul Malik al-Houthi telah menegaskan hal tersebut.

Sayyid Hasan Nasrullah mengisyaratkan upaya al-Manar dalam mendukung peliputan warta Yaman dan menyorot penjajahan Arab Saudi, lalu menegaskan, “Hari ini, agresi Amerika dan Saudi versus Yaman gagal. Mereka berdua berupaya untuk keluar dan mencuri poin. Semenjak hari pertama agresi Saudi versus rakyat Sanaa, kami percaya pada kemampuan bangsa Yaman dan jerih payah mereka dalam meraih kemenangan. Hal-hal yang tidak bisa bangsa Yaman dapatkan melalui perang militer, akan mereka dapatkan di sela sanksi ekonomi dan blokade bangsa.”

“Amerika setuju dengan strategi Arab Saudi dan mengenalkan diri sebagai pembantu dalam upaya mengakhiri perang Yaman. Padahal negara ini sedang menjalankan rancangan kelam. Mereka ingin menghentikan perang, namun meneruskan blokade. Yang membuat Lebanon susah sekarang adalah satu masalah yang telah dihadapi oleh rakyat Yaman bertahun-tahun. Para negara arogan ingin menekan delegasi Yaman dengan supresi kemiskinan dan blokade sampai mereka mencuri poin,” jelas Sayyid Hasan Nasrullah.

Baca Juga : Serangan Udara Israel ke Suriah

Masalah Dalam Negeri Lebanon

Di bagian lain orasinya, Sayyid Hasan Nasrullah mengkhususkan pembahasan dalam negeri Lebanon terkait pembangunan pemerintahan dan menjelaskan, “Sudah berminggu-minggu lalu, beberapa orang mengkhawatirkan pengunduran Pemilu Parlemen. Masalah pengunduran Pamilu tidak pernah terlintas di pikiran kami dan kami juga tidak pernah membahas hal ini dengan teman-teman. Kami yakin bahwa Pemilu harus dilangsungkan. Kami menolak Pemilu parlemen darurat dan membahasnya hanya menghabiskan waktu, menyibukkan masyarakat. Siapapun yang ingin Pemilu darurat, silahkan saja dan tanggung sendiri kewajibannya.”

“Kami setuju dengan upaya pembentukan pemerintahan dan kami setuju untuk tidak menyerah. Kami akan membantu Ketua Parlemen dalam inisiatif yang telah diajukan. Para petugas pembentukan pemerintahan harus mendengarkan (jeritan) sakit rakyat. Melihat langsung barisan dan ketakutan di mata rakyat,” tambahnya.

Baca Juga : Turki Tawarkan Kontrol Bandara Afghanistan Pasca Militer AS Keluar

“Isu yang menuduh Hizbullah sebagai dalang krisis dan buta akan faktor-faktor krisis adalah hal-hal yang dilontarkan oleh Amerika dan Israel. Efektifitas sekarang sangatlah lemah di segala lini. Kelemahan ini harus segera diobati, khususnya masalah pembentukan pemerintahan yang banyak memakan waktu dan mungkin akan lebih lama lagi,” tegas Sayyid Hasan Nasrullah.

“Banyak laporan yang sampai kepada kami bahwa obat-obatan ada di gudang. Ditimbun oleh pedagang obat-obatan dan bahan makanan. Pihak-pihak penimbun juga sudah jelas. Tapi mereka berbahagia dan memiliki dukungan politik. Menyelesaikan krisis ekonomi ini membutuhkan waktu panjang, tapi tidak boleh ada kebuntuan akan masalah sekarang. Semua departemen harus mendeklarasikan perang versus penimbun,” tambahnya.

Baca Juga : Ringkasan Debat Capres Iran Putaran Ke-2

Jalan Keluar Krisis Bahan Bakar di Balik Kesepakatan dengan Iran

“Hizbullah telah menawarkan 20 ribu relawan untuk mendukung negara memerangi para penimbun. Jalan keluar krisis bensin di Lebanon sangatlah terbuka dalam beberapa hari, yaitu opsi minyak Iran. Akan tetapi kerja ini butuh pada satu keputusan politik yang berani. Semua masalah yang dihadapi rakyat di pom bensin akan segera selesai ketika diputuskan stop impor minyak Amerika dan (sebagai ganti) membeli minyak Iran dengan Lira Lebanon. Tawaran Iran untuk mengirim minyak ke Lebanon dengan mata uang Lira masih terbuka. Ketika kami sudah putus asa dengan pertanggungjawaban pemerintah, Hizbullah akan berunding dengan Iran. Membeli kapal bensin-solar dan akan berlabuh di pelabuhan Beirut. Biarkan saja pemerintah melarang,” tegas Sayyid Hasan Nasrullah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *