Sabar, Israel Sadar Normalisasi dengan Saudi Butuh Waktu

Sabar, Israel Sadar Normalisasi dengan Saudi Butuh Waktu

Purna WartaIsrael Hayom mengutip pernyataan salah satu petinggi rezim Zionis dan menuliskan bahwa Tel Aviv menganggap normalisasi dan keanggotaan Saudi dalam resolusi Abraham membutuhkan waktu dan untuk itu, harus sabar.

Jadwal kunjungan Presiden AS, Joe Biden ke Asia Barat semakin dekat. Israel Hayom mengutip pernyataan sumber dari petinggi Tel Aviv dan dalam laporannya, surat kabar tersebut menuliskan bahwa penantian Israel untuk melewati kerja sama politik dengan Arab Saudi bisa dipahami, tapi sangat tidak realistis.

Baca Juga : Tehran Kutuk Keras Upaya Pembunuhan Mantan PM Jepang Abe

Dikutip dari i24, 5/7, “Media Israel mengakui bahwa ada beberapa tema dan ide yang harus dikembangkan sebelum acara kunjungan Presiden Amerika ke Kawasan. Petinggi negara-negara Arab Teluk Persia dan beberapa lainnya akan mengadakan konferensi dengan Joe Biden. Salah satu objek pembahasan yang akan dipaparkan dalam pertemuan ini adalah wacana aliansi pertahanan Kawasan untuk menghadapi ancaman rudal bersama partisipasi Israel. Rencananya Presiden AS Joe Biden akan mengunjungi Palestina Pendudukan 3 pekan depan dan setelah itu, direncanakan kunjungan ke Arab Saudi.”

Di pendahuluan Israel Hayom, disebutkan bahwa satu-satunya pembahasan yang disepakati dan secara resmi akan dideklarasikan di sela kunjungan ini adalah transisi pemerintahan pulau Tiran dan Sanafir dari Mesir ke pangkuan Arab Saudi, di mana hal ini adalah upah dari pemberian izin Riyadh ke pesawat Tel Aviv untuk terbang di atas wilayah udaranya.

saudi-israel

Tentang dua pulau ini, Israel Hayom melaporkan, “Karena dua pulau ini merupakan salah satu unsur tak terpisahkan dalam resolusi perdamaian Israel-Mesir, maka tercipta satu hukum internasional di sana. Berdasarkan hal inilah, transisi pemerintahan Tiran dan Sanafir dari Mesir ke Saudi perlu peresmian dari Israel. Sedangkan pihak Israel mensyaratkan hak serta jaminan pembebasan kapal militer dan non-militer rezim Zionis di wilayah tersebut. Arab Saudi setuju dan menyerahkan jaminan ini ke AS sehingga Washington akan bertanggungjawab dalam perannya kepada Israel.”

Baca Juga : Pakar Israel: Hizbullah Mampu Mempermainkan Kami

Media-media Ibrani menambahkan, “Diharapkan Saudi menyepakati penerbangan pesawat Israel dari arah timur di langit Riyadh. Sebelumnya telah diizinkan penerbangan pesawat Tel Aviv dari langit Emirat ke Bahrain. Hingga hal ini disebut sebagai salah satu bentuk dukungan Saudi atas normalisasi. Namun sekarang, jangka penerbangan dipangkas. Israel berusaha meyakinkan Saudi untuk mengeluarkan izin penerbangan ziarah Muslim dari Israel ke Makkah, tapi hingga kini belum ada persetujuan.”

saudi-israel

“Ide yang dipaparkan dan hingga kini belum disepakati adalah dalam kunjungan minggu depan Presiden AS dari Israel ke Saudi, akan ada satu petinggi Tel Aviv di dalam pesawat kepresidenan AS untuk mengikuti konferensi yang akan diselenggarakan di Riyadh. Jika hal ini disepakati, maka ini merupakan kunjungan pertama petinggi Israel ke Saudi secara transparan dalam sejarah Riyadh,” ungkap Israel Hayom.

Tentang normalisasi Riyadh, Israel Hayom mengklaim, “Saudi menginginkan kemampuan Israel, khususnya dalam ranah keamanan, teknologi dan pertanian. Perusahaan-perusahaan Israel telah mengadakan kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan Saudi, meskipun mayoritasnya bersifat rahasia. Faktor kenapa mereka harus senyap-senyap adalah agar warga Saudi tidak malu.”

Baca Juga : Manuver Cerdas Iran Paksa Amerika Balik ke Meja Perundingan

Dengan mengutip salah seorang sumber Diplomat, Israel Hayom melaporkan, “Saudi tidak siap memutuskan sikap seperti yang diambil Emirat maupun Bahrain. Masalah ini (yaitu normalisasi) butuh pada waktu, karena Riyadh berjalan lebih lambat dan lebih hati-hati. Selalu ada keraguan bahwa indikasi kerja sama universal Saudi-Israel tidak akan terealisasi sebelum transisi kekuasaan Raja Saja Salman ke putranya, Mohammed bin Salman.”

Dalam kesimpulannya, Israel Hayom menuliskan, “Meskipun petinggi menyatakan bahwa yang terjadi sekarang adalah peristiwa bersejarah. Namun mungkin saja ini merupakan salah satu langkah kecil dari satu perjalanan yang sangat panjang. Secara bertahap akan ada langkah lebih besar dalam pengembangan rencana ini. Saudi butuh waktu dan kami harus menanti dengan sabar. Tapi akhirnya, hal ini tentu akan terjadi.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *