Purna Warta – Keberanian Yaman menjatuhkan rudal atas Emirat terus menjadi perbincangan para analis. Setiap sisi terselimuti terus diungkap dan sekarang surat kabar Inggris dalam pengamatannya mengupas efek rudal yang menghancurkan reputasi keamanan UEA.
Serangan Yaman ke Emirat, menurut pengamat, telah memukul reputasi negara ini sebagai oase aman (Oasis of Security) sehingga saat ini memulai petualangan bahaya dalam keterkaitannya dengan perang Yaman. Selama 7 tahun perang, Abu Dhabi berhasil menjauhkan diri dari ancaman serangan balasan, namun manuver drone dan rudal, hari Senin kemarin, telah menegaskan bahaya Houthi.
Baca Juga : Israel Perang di Yaman Pake Topeng Emirat
Kepolisian Abu Dhabi menjelaskan jatuhnya 3 korban dalam serangan ini beserta 6 korban luka-luka dalam serangan di tempat penyimpanan minyak Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dan kebakaran di bandara. Serangan seperti ini juga terjadi di Arab Saudi berkali-kali. Saudi telah memimpin koalisi versus Ansarullah sejak 2015 lalu, namun serangan Senin kemarin telah menghabisi kedaulatan kaya yang memiliki segudang kekayaan minyak, perdagangan dan transportasi lalu berhasil meningkatkan diri sebagai negara stabil, tenang dan aman.
“Di yaman berkobar api perang, sedangkan Emirat, negara Teluk yang rakus ini, terus mengembangkan diri dan maju. Menjalankan banyak proyek raksasa seperti pembangunan gedung pencakar langit Burj Khalifa dengan ketinggian mencapai 828 meter dan menjadi negara yang mengirim etnis Arab pertama ke luar angkasa. Dania Thafer, Direktur Institut Penelitian al-Khaleej, yakin bahwa seandainya manuver ini terus meningkat dari segi kuantitas dan kualitas, tanpa diragukan lagi serangan akan memukul reputasi Emirat, karena UEA menurut media merupakan desa aman Timur Tengah,” tulis Daily Mail, 20/1.
Secara geografis, Abu Dhabi berjarak 1.500 kilometer dengan Sanaa, ibukota Yaman. Pada tahun 2019, Emirat sempat menegaskan bahwa mereka akan menarik pasukan dari Yaman. Dari sejak itu, Emirat hanya berada di balik pintu operasi pasukan proxi serta bayarannya, salah satunya pasukan al-Amalaqah. Satu unit pasukan bayaran yang sempat bertarung dengan pasukan Ansarullah dan militer Sanaa di provinsi Shabwa kemarin dan berhasil mengambil alih beberapa titik wilayah di sana.
Baca Juga : Di Balik Kunjungan Putra Presiden Mesir ke Israel
“Jelas bahwa Houthi menyadari reputasi Emirat dan mereka berharap hasil sangat besar melalui serangan dengan biaya rendah dan membalas kekalahan mereka di Shabwa baru-baru ini,” tambah Dania Thafer.
Sebelumnya, pasukan Sanaa berhasil menyita kapal tanker pengangkut peralatan militer Emirat. Menurut laporan Daily Mail, Emirat memiliki dua pilihan. Pertama; meningkatkan serangan di Yaman versus Ansarullah. Kedua; menurunkan tensi perang Yaman demi menjaga keamanan kepentingan minyak, perdagangan dan pariwisata.
Jack Kennedy, Ketua bagian Timur Tengah di HIS Markit, meyakini bahwa militer Sanaa dan Ansarullah kemungkinan besar akan meningkatkan serangan ke luar perbatasan dengan drone dan rudal untuk menciptakan keseimbangan perhitungan dalam tingkat kerugian perang.
Baca Juga : Manuver Yaman: Satu Peluru 4 Titik Sasaran Sekaligus