Rezim Zionis Sakit Komplikasi

israel

Purna Warta – Dalam beberapa hari terakhir, banyak kabar yang melaporkan pertarungan sengit nan keras dalam tubuh rezim Zionis antara Benjamin Netanyahu versus sebagian anggota sayap Kanan Israel. Konflik ini disebabkan oleh tuntutan saham antar partai untuk bergabung dalam Kabinet hingga mengakibatkan masalah dalam upaya membangun aliansi politik di Palestina Pendudukan.

Di lain pihak, secara otomatis perkelahian ini semakin menerangkan penyakit, bahkan jatuhnya Kabinet Benjamin Netanyahu dalam waktu dekat, karena untuk mempertahankan sistem ini di luar kontrol Netanyahu.

Detik ini juga pembahasan pembentukan Kabinet tidaklah terlalu diperhatikan oleh sebagian pihak di Tel Aviv. Yang perlu lebih diperhatikan di Palestina Pendudukan adalah ancaman serta potensi runtuhnya rezim Zionis.

Sudah menjadi kebiasaan rezim menggunakan perangkat dan formula perang kombinasi dalam menghadapi negara-negara internasional, khususnya dengan musuh bebuyutan. Dalam sastra permainan di bidang keamanan dan hubungan internasional, perang kombinasi atau yang biasa disebut hybrid bermaknakan eksploitasi secara kombinasi antara kemampuan militer dan sipil dalam satu strategi yang cukup rumit dan tersusun.

Perang hybrid tidak hanya menggunakan kekuatan Angkatan Bersenjata, tapi ada banyak elemen yang ikut berpartisipasi dan mempengaruhi definisinya. Perang ekonomi, sanksi, perang media atau propaganda, dukungan ke kerusuhan dalam negeri, dukungan ke pasukan kecil, serangan cyber dan lainnya merupakan komponen-komponen perang hybrid.

Bertahun-tahun lamanya, rezim Zionis bersama Amerika Serikat mengaplikasikan perang hybrid versus Iran di bawah struktur rancangan supresi serta tekanan ekstrim. Kedua pihak ini mengerjakan segala cara untuk membatasi perkembangan Iran menuju ke kemajuan. Namun saat ini, di tahun 2022 ini, banyak analis yang menyaksikan Israel yang jatuh sakit komplikasi atau bisa disebut juga jatuh hybrid.

Di segi militer, keamanan, politik dan cyber sekarang rezim Zionis menghadapi krisis tanpa ujung. Kembalinya Benjamin Netanyahu ke kursi Perdana Menteri dapat dipastikan akan menjadi salah satu faktor percepatan pembusukan rezim Zionis di kancah regional maupun internasional.

Baik media Tel Aviv maupun Washington berupaya membataskan perselisihan dalam tubuh Zionis ini ke konflik dua kubu Liberal dan Konservatif. Dengan demikian, mereka bisa mendiktekan satu fakta bohong kepada dunia. Akan tetapi bagi semuanya adalah hal pasti bahwa Zionis sedang menghadapi krisis infrastruktur yang mana tidak ada satupun dari partai, kelompok maupun politikus Zionis yang bisa memetakan krisis ini, apalagi menyelesaikan.

Di saat yang sama, pihak poros Muqawamah terus membongkar dan menghancurkan pondasi perang hybrid ini dengan kekuatan yang tak perlu dijelaskan lagi, bahkan mampu merubah rezim pembantai anak-anak Palestina ini menjadi pusat krisis. Unsur-unsur dalam perang hybrid Zionis ini, termasuk Benjamin Netanyahu tidak lagi penting di mata gerakan resistensi. Putra-putra Muqawamah mampu mengejutkan musuh bebuyutan, Zionis dan ini merupakan satu hal yang akan terus berulang-ulang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *