Purna Warta – Dalam gelombang teror baru terhadap rakyat Palestina, para pemukim rezim Anjing Gila mengamuk dan menghancurkan lebih dari belasan desa Palestina yang terbentang dari Ramallah hingga Nablus. Penjajah Israel melukai lebih dari 34 warga Palestina dan membakar lebih dari 140 mobil milik rakyat Palestina. Pembakaran termasuk ambulans Palestina. 23 rumah Palestina juga dibakar atau dihancurkan sebagian oleh para pemukim.
Dengan pasukan dan pemukim Israel mengintensifkan kampanye teror mereka terhadap warga Palestina di Tepi Barat, situasi di wilayah pendudukan Palestina tampaknya menuju ke arah perlawanan yang intensif.
Baca Juga : Demonstran di Italia dan Spanyol; Tuntut Kenaikan Upah dan Hentikan Bantuan buat Ukraina
Pasukan Israel duduk diam selama mengamuk. Mereka baru mulai menembakkan gas air mata ketika rakyat Palestina bangkit mempertahankan desa mereka.
Agresi Israel terjadi setelah kampanye militer melawan kubu Jenin yang melibatkan kejutan bagi rezim Israel. Selama kampanye, banyak kendaraan militer Israel rusak parah akibat unit perlawanan Palestina menggunakan bahan peledak.
Pasukan Israel terpaksa menggunakan helikopter dan rudal Apache untuk mengeluarkan kendaraannya yang rusak dari Jenin, sesuatu yang mengejutkan banyak analis Israel yang mengatakan bahwa unit perlawanan Palestina tampaknya membuat kemajuan luar biasa dalam hal membangun bom yang kuat. Beberapa analis Israel bahkan membandingkan bom yang digunakan di Jenin dengan yang diduga digunakan di Lebanon selatan.
Media Israel mengatakan apa yang terjadi di Jenin luar biasa dalam hal gawatnya situasi ketika Israel melakukan serangan udara untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade di Tepi Barat untuk menyelamatkan pasukannya yang terjerat.
Agresi berkelanjutan Israel terhadap Jenin menimbulkan reaksi keras bahkan dari negara-negara yang telah mengakui Israel atau dilaporkan sedang dalam proses normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
Dewan Kerjasama Teluk Persia mengutuk agresi Israel terhadap Jenin sementara Arab Saudi mengatakan Israel melakukan pelanggaran berbahaya di kamp tersebut. Menghadapi agresi Israel, warga Palestina di Tepi Barat semakin bergerak ke arah perlawanan proaktif.
Baca Juga : Kejahatan Israel di Palestina terus Telan Korban; Iran Kecam Kebungkaman PBB
Sebuah survei mengungkapkan bahwa mayoritas warga Palestina mendukung perlawanan bersenjata untuk membebaskan seluruh tanah mereka dan membentuk satu negara di atas Otoritas Palestina dan solusi dua negara -nya.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Survei Kebijakan Palestina, sebagian besar responden Palestina mengatakan mereka percaya gerakan perlawanan di Jalur Gaza yang terkepung, seperti Hamas dan Jihad Islam telah mengungguli Otoritas Palestina (PA) dan organisasinya. Presiden Mahmoud Abbas, dalam memperjuangkan negara Palestina.
Pusat Penelitian dan Survei Kebijakan Palestina berbasis di Ramallah, kota Tepi Barat yang diduduki yang menjadi markas besar Otoritas Palestina yang dikuasai Fatah. Hasil survei menunjukkan bahwa 80% warga Palestina menginginkan Mahmoud Abbas mundur dari kursi kepresidenan Otoritas Palestina.
Terhadap latar belakang ini, dua pemuda Palestina melakukan operasi terhadap pemukim Israel di Tepi Barat, menewaskan empat dari mereka. Israel membunuh kedua penyerang itu. Orang-orang Palestina bergerak menuju perlawanan di Tepi Barat setelah menghabiskan semua pilihan damai lainnya sebagai akibat dari penundaan Israel.
Beberapa pemimpin Palestina mengunjungi Iran pada hari-hari terakhir, di mana mereka didorong untuk meningkatkan perlawanan terhadap Israel di Tepi Barat sebagai satu-satunya pilihan untuk membebaskan Palestina.
Ali Akbar Ahmadian, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC), mengatakan kepada para pemimpin Palestina bahwa perlawanan adalah metode terbaik untuk mengakhiri pendudukan Zionis di Palestina selama lebih dari 75 tahun.
Baca Juga : Iran, Rusia, dan Turki Tegaskan Dukungan untuk Kedaulatan dan Kemerdekaan Suriah
Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Seyed Ali Khamenei, pernah menggambarkan Israel sebagai “anjing gila” karena kebrutalannya. Orang-orang Palestina yang tinggal di Tepi Barat tampaknya telah sampai pada kesimpulan bahwa dengan makhluk kolonial seperti itu hanya perlawanan satu-satunya cara yang harus ditempuh untuk berhasil raih kedaulatan penuh.