Purna Warta – Usulan resolusi troika AS-Eropa mengenai Iran diadopsi Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam pertemuan periodik hari Rabu (8/6) disahkan dengan 30 suara mendukung, 2 menentang (Rusia dan China) dan 3 abstain (India, Libya dan Pakistan).
30 negara yang mendukung resolusi tersebut adalah Inggris, Prancis, Jerman, Austria, Republik Ceko, Finlandia, Irlandia, Polandia, Spanyol, Swiss, Slovenia, AS, Kanada, Meksiko, Brasil, Argentina, Kolombia, Peru, Guatemala, Mesir, Senegal, Afrika Selatan, Burundi, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Australia, Selandia Baru, UEA, Vietnam.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh memberikan respon keras atas resolusi anti-Iran dari Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dengan menekankan, “Tanggapan Iran tegas dan proporsional.”
Saeed Khatibzadeh di akun Twitternya Kamis (9/6) pagi mengatakan,”Amerika Serikat dan tiga negara Eropa sedang mencoba untuk memajukan resolusi yang dihasilkan dari salah perhitungan dan informasi yang keliru terhadap negara damai yang paling transparan dalam program nuklirnya di dunia. Pandangan sempit mereka melampaui kredibilitas badan ini,”.
“Para pengusul resolusi ini bertanggung jawab langsung atas konsekuensinya. Respon Iran atas resolusi IAEA itu sangat tegas dan proporsional,” ujar Khatibzadeh.
Ini merupakan resolusi anti-Iran kedua yang dikeluarkan Dewan Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di bawah tekanan rezim Zionis setelah pelaksanaan JCPOA yang kemudian mendapatkan respon keras dari Iran.
Pada 19 Juni 2020, resolusi serupa diusulkan dan disetujui oleh tiga negara Eropa anggota JCPOA. Negara-negara Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan rezim Zionis, dalam beberapa tahun terakhir menuduh Iran mengejar tujuan militer dalam program nuklirnya.
Iran membantah keras klaim tersebut dan menegaskan sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional, Tehran berhak untuk memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Selain itu, inspektur Badan Energi Atom Internasional telah mengunjungi fasilitas nuklir Iran beberapa kali. Tetapi mereka tidak pernah menemukan bukti bahwa program energi nuklir damai negara ini bertujuan militer.
Cina dan Rusia sebelumnya telah menyatakan penentangan keras mereka terhadap resolusi anti-Iran.
Mikhail Ulyanov, Wakil Tetap Rusia untuk Organisasi Internasional di Wina di akun Twitternya menyatakan, “Negara-negara yang mewakili lebih dari setengah populasi dunia tidak mendukung resolusi ini,”.
Iran menilai tindakan Washington dan tiga negara Eropa bertentangan dengan praktik diplomasi, tergesa-gesa dan tidak konstruktif serta memperingatkan bahwa setiap tindakan politik di IAEA akan menghadapi reaksi yang proporsional, efektif, dan segera dari Republik Islam.(PH)
Draf resolusi usulan Amerika Serikat, dan troika Eropa terhadap Iran, hari Rabu (8/6/2022) disahkan oleh Dewan Gubernur IAEA dalam pertemuan musiman lembaga itu di Wina, meski mendapat penentangan serius dari Cina dan Rusia.
Wakil Rusia di Organisasi-organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov mengatakan, resolusi anti-Iran, di Dewan Gubernur IAEA tidak akan memberikan bantuan apa pun bagi pemulihan kerja sama Iran dan IAEA. Langkah ini tidak berguna bagi penyempurnaan Perundingan Wina.
Deputi Wakil tetap Cina di PBB, Wang Chang mengkhawatirkan upaya Barat untuk menerapkan tekanan terhadap Iran, dan menyatakan penentangannya atas resolusi Dewan Gubernur IAEA.
“AS sebagai pemicu krisis nuklir Iran saat ini, harus segera mengambil keputusan politik, dan secara aktif menjawab kekhawatiran-kekhawatiran legal Iran, untuk mencapai kesepakatan dalam perundingan nuklir,” tegasnya.
Dalam resolusi Dewan Gubernur IAEA, negara-negara Barat mengaku khawatir dengan klaim palsu keberadaan bahan nuklir di tiga lokasi yang tdak diumumkan Iran, dan menuntut kerja sama penuh Iran dengan IAEA.
Mereka juga mendesak Iran, untuk mematuhi komitmen legal sesegera mungkin, tanpa penundaan, dan menerima usulan Dirjen IAEA untuk lebih berinteraksi dalam rangka transparansi dan penyelesaian masalah-masalah Tindakan Pengamanan yang tersisa.
Pada resolusi tersebut Dirjen IAEA diminta untuk melanjutkan laporan-laporan ke Dewan Gubernur, selama masalah-masalah Tindakan Pengamanan masih tersisa.
Pengesahan resolusi yang diusulkan AS dan tiga negara Eropa, di tengah situasi saat ini menjadi indikasi nyata strategi negatif Barat yang mengira bahwa dengan adanya jalan buntu dalam Perundingan Wina, dan desakan AS untuk mengabaikan tuntutan-tuntutan legal pencabutan sanksi Iran, dan penghapusan nama IRGC dari daftar organisasi teroris, dapat memaksa Tehran, lewat tekanan politik, untuk menerima tuntutan tidak rasional dan paksaan mereka, atau memaksa Iran mau menganggap tuntutan-tuntutan mereka sebagai legal.
Meskipun demikian, respon Iran atas langkah politik yang didukung Dirjen IAEA Rafael Grossi, yang sebenarnya adalah pendahuluan melalui penyampaian laporan tendensius dan terkoordinasi dengan informasi-informasi Rezim Zionis, adalah respon yang tegas dan bermuatan peringatan.
Pada tahap pertama sebelum dilakukan pemungutan suara di Dewan Gubernur IAEA, Organisasi Energi Atom Iran, AEOI melakukan tindakan balasan atas “strategi tidak berdasar hukum IAEA” ini dengan mencabut dua kamera pengawas IAEA.
AEOI mengumumkan, IAEA sampai kini bukan saja tidak berterimakasih atas kerja sama luas Iran, bahkan seolah-olah menganggap itu sebagai kewajiban Tehran. Mulai hari Rabu, perintah pencabutan kamera-kamera di luar Tindakan Pengamanan, Monitor Pengayaan Online, OLEM, dan Flowmeter milik IAEA, sudah diberikan kepada pejabat berwenang Iran.
Setelah pengesahan resolusi anti-Iran, di Dewan Gubernur IAEA, Kementerian Luar Negeri Iran mengumumkan, resolusi ini diambil berdasarkan laporan tergesa-gesa dan tidak berimbang Dirjen IAEA, dan berdasarkan informasi-informasi bohong serta rekayasa Rezim Zionis, dan tidak menghasilkan apa pun selain melemahnya kerja sama serta interaksi Iran dengan IAEA.
Republik Islam Iran dikarenakan strategi tidak konstruktif IAEA dan pengesahan resolusi tersebut, telah mengambil sejumlah langkah di antaranya pemasangan sentrifugal-sentrifugal canggih, dan mematikan kamera-kamera di luar Tindakan Pengamanan.
Dengan demikian, Iran membuktikan bahwa bukan saja tidak bersedia menerima tuntutan-tuntutan tidak rasional Barat pimpinan AS, bahkan melawan politisasi IAEA dan sikap tendensius Dirjen IAEA yang sejalan dengan Rezim Zionis dalam menyerang Iran.
Langkah-langkah tegas berikutnya Iran akan dilakukan yang diawali dengan mematikan dua kamera pengawas IAEA di fasilitas nuklir Iran. Pada saat yang sama, Iran juga menekankan bahwa tuduhan-tuduhan Barat dan Rezim Zionis terkait tujuan militer program nuklir damai Iran, hanyalah dalih dan kedok untuk menutupi peningkatan permusuhannya terhadap Iran.
Menlu Iran menegaskan, “AS dan negara-negara Barat mengetahui dalam keyakinan Islam yang dipegang Iran, bom atom tidak punya tempat, dan Iran tidak berusaha menguasai bom atom, dan dengan dalih yang tidak pada tempatnya semacam ini, mereka berusaha supaya Rezim Zionis diakui Iran, dan mereka mengira bisa meraih tujuannya.”