Republik Islam Iran; Target Utama Terorisme Global

Republik Islam Iran; Target Utama Terorisme Global

Tehran, Purna Warta – Ditembaknya seorang Anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran berpangkat kolonel di depan rumahnya di Tehran dalam serangan bersenjata oleh dua pengendara sepeda motor menambah daftar baru korban terorisme di Iran. Kolonel Hassan Sayyad Khodaei, ditembak lima kali sebelum dua pelaku yang mengendarai motor segera melarikan diri dari tempat kejadian. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 waktu, ketika anggota IRGC itu hendak turun dari mobilnya untuk memasuki rumahnya di lingkungan timur ibu kota Iran.

Baca Juga : Kunjungan Presiden Iran ke Oman di Mata Para Analis Muskat

Iran sejak berganti menjadi Republik Islam, telah menjadi target utama gerakan terorisme global. Sampai saat ini, lebih dari 17 ribu warga dan pejabat Republik Islam Iran gugur diteror. Sejak kemenangan revolusi Islam Iran tahun 1979, Iran senantiansa menjadi target gelombang kebencian musuh dan anasir yang berafiliasi dengan mereka. Bukan rahasia, Kelompok teroris Organisasi Mujahidin Khalq (MKO) yang terbentuk pada tahun-tahun pertama berdirinya Republik Islam Iran mendapat dukungan dari AS dan rezim Zionis Israel. Bukan hanya dukungan finansial, MKO juga mendapat bantuan persenjataan, dukungan intelijen dan pelatihan militer. Yang dengan dukungan dan bantuan itu, MKO melakukan berbagai aksi teror bersenjata dan banyak kejahatan di Iran.

Di antara kejahatan MKO adalah peledakan kantor pusat Partai Republik Islam pada 28 Juni 1981, pemboman kantor perdana menteri Iran yang menggugurkan Presiden kedua Iran Mohammad Ali Rajaei, dan Perdana Menteri Mohammad Javad Bahonar pada 1981, serangan secara bersamaan terhadap kedubes dan konsulat Iran di 13 negara pada April 1992, serta peledakan bom di makam Imam Ridha as di kota Mashhad pada 20 Juni 1994 yang merenggut 25 nyawa dan melukai 70 orang. Dari hampir 17.000 orang Iran yang terbunuh dalam serangan teroris selama empat dekade terakhir, sekitar 12.000 telah menjadi korban teror MKO.

Baca Juga : Pemilu Lebanon; Aliran Uang Asing dan Jejak Intervensi AS-Saudi

Dengan klaim berperang melawan terorisme, AS bukannya menghalangi kejahatan dan teror MKO, bersama dengan Uni Eropa, AS telah menghapus MKO dari daftar organisasi teroris. Teroris MKO menikmati kebebasan aktivitas di AS dan Eropa dan bahkan mengadakan pertemuan dengan para pejabat Amerika, Uni Eropa dan Arab Saudi. Kongres tahunan MKO kerap dihadiri pejabat tinggi Barat dan Arab dan turut memberikan santunan besar untuk MKO agar bisa menggulingkan Republik Islam Iran.

Tahun 2012, televisi NBC AS melaporkan bahwa Israel telah memberikan latihan khusus kepada beberapa anggota teroris MKO untuk meneror para ilmuwan nuklir Iran. Mohsen Fakhrizadeh, Majid Shahriari, Masoud Alimohammadi, Dariush Rezaei-Nejad, Mostafa Ahmadi Roshan dan Reza Qashqai termasuk ilmuwan energi nuklir Iran yang gugur syahid di tangan anasir dan agen Mossad Israel dalam 10 tahun terakhir.

Awal tahun 2000, Syahid Qasem Soleimani, mantan komandan pasukan Quds IRGC gugur dalam serangan udara Amerika di dekat bandara udara Baghdad saat menjalankan misinya di Irak bersama Abu Mahdi al-Muhandis, salah satu pemimpin Hashd al-Shaabi. Presiden AS saat itu, Donald Trump mengakui terang-terangan, teror terhadap Soleimani adalah atas perintahnya langsung.

Baca Juga : Bagaimana Media Barat Mensucikan Bercak Dosa di Perang Ukraina?

Tujuan utama musuh dari aksi teroris ini adalah untuk mencegah kekuatan dan pengaruh Iran yang semakin besar, serta untuk menghentikan program nuklir damai Iran. Koran Independen saat menganalisa pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir Iran menulis, “Pembunuhan baru-baru ini di Iran adalah bagian dari upaya tak berujung komunitas intelijen Israel, bersama dengan rekan-rekan Baratnya, termasuk MI6 dan CIA, untuk mengganggu atau menangguhkan dan jika mungkin, mencegah Iran meraih tujuannya meraih program nuklirnya.”

Dengan semua daftar kejahatan dan teror terhadap Iran tersebut, Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi secara meyakinkan menyebut ada jejak dari kubu arogan dunia dalam aksi teror terhadap Kolonel Sayyad Khodai.

Kolonel Hassan Sayyad Khodaei adalah salah seorang komandan IRGC yang banyak beroperasi di Suriah untuk menjaga keamanan situs-situs suci Islam dari teror ISIS. Meski secara terang-terangan pejabat rezim Zionis mengaku tidak bertanggung jawab atas teror Sayyad Khodaei, tapi misi komandan IRGC tersebut yang turut menggagalkan proksi Zionis di Suriah menunjukkan bahwa Zionis menjadi terdakwa utama di kejahatan ini dan teror tersebut sebagai bentuk keputusasaan mereka.

Baca Juga : Eks Konsultan Trump: Setelah 41 Tahun Telaah, Saya Sadar Iran Menang

Meski telah menjadi korban terorisme yang mengerikan sejak tahun 1979, Republik Islam Iran malah disebut oleh AS sebagai negara sponsor terorisme di dunia dan diamini negara-negara sekutunya dari Uni Eropa dan sejumlah negara Arab. AS bahkan memberlakukan sanksi keras terhadap Iran demi untuk menghentikan terorisme yang diklaim disponsori oleh Iran.

Dengan semua bentuk permusuhan dan teror tersebut, musuh-musuh Iran  menganggap bahwa mereka dapat mencegah terealisasinya cita-cita Revolusi Islam. Setiap darah yang tertumpah dari warga dan pejabat Iran yang telah menjadi korban terorisme sepanjang berdirinya Republik Islam Iran malah semakin menyuburkan perjuangan dan perlawanan bangsa Iran dalam menghadapi kekuatan arogansi dunia. Presiden Raisi menegaskan bahwa musuh akan menghadapi pembalasan atas darah Sayyad Khodaei yang tumpah.

Oleh: Ismail Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *