Rektor UNHAS: Potensi Kerja Sama Akademik dan Ilmiah Iran-Indonesia Belum Banyak Dimanfaatkan

Rektor UNHAS Potensi Kerja Sama Akademik dan Ilmiah Iran-Indonesia Belum Banyak Dimanfaatkan

Purna Warta Kunjungan penting Presiden Iran Ebrahim Raeisi ke Indonesia bulan lalu membuka jalan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara di berbagai bidang, terutama pengembangan kerjasama akademik dan ilmiah. Hal tersebut disampaikan seorang akademisi Indonesia, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc yang juga Rektor Universitas Hasanuddin periode 2022–2026, salah satu lembaga pendidikan tinggi otonom terbesar di Indonesia.

Baca Juga : Temui Ayatullah Khamanei, Hamas Sampaikan Terimakasih atas Dukungan Iran pada Palestina

Dalam sebuah wawancara dengan situs Press TV, Jamaluddin Jompa saat berada di Teheran, mengatakan Teheran dan Jakarta memiliki posisi yang ideal untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, budaya, dan ilmiah.

Dia secara khusus berbicara tentang potensi yang belum dimanfaatkan di bidang akademik dan ilmiah dan mengatakan perusahaan berbasis pengetahuan Indonesia tertarik untuk memperkuat kerja sama dengan mitra Iran mereka.

“Misi kami [berkunjung ke Republik Islam Iran] tidak hanya untuk tujuan akademik, kami ingin memperkenalkan produk-produk berbasis inovasi di pasar,” kata Jompa, yang memimpin delegasi akademisi Indonesia ke Iran pekan lalu.

“Mudah-mudahan ke depan dapat diperluas ke kerjasama bisnis antara Indonesia dan Iran.”

Jompa, yang juga merupakan anggota dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), memuji kemajuan Iran dalam industri peralatan medis dan mengatakan produk dalam negeri Iran dapat menutup celah di pasar Indonesia.

“Indonesia memiliki populasi yang besar dan kami masih memiliki masalah di sektor medis, jadi saya pikir itu salah satu bidang yang juga dapat kami kerjakan bersama,” kata akademisi Indonesia itu kepada situs web Press TV.

Universitas Hasanuddin memiliki dua rumah sakit, menurut Jompa, menambahkan bahwa peralatan medis yang mungkin diproduksi bersama oleh Iran dan Indonesia di masa depan dapat mengisi rumah sakit tersebut.

Baca Juga : Iran, Rusia, dan Turki Tegaskan Dukungan untuk Kedaulatan dan Kemerdekaan Suriah

Ia juga mengatakan kunjungannya ke Iran bertujuan untuk menindaklanjuti kesepakatan Teheran-Jakarta yang ditandatangani baru-baru ini yang bertujuan untuk mendorong volume perdagangan tahunan kedua negara.

Presiden Raisi, selama kunjungan kenegaraannya ke Jakarta pada bulan Mei, mengumumkan bahwa Iran dan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan nilai perdagangan tahunan mereka menjadi $20 miliar. Dia mengatakan kedua belah pihak bertekad untuk membuang dolar dan mempromosikan pertukaran menggunakan mata uang nasional.

Presiden Iran menggambarkan perluasan hubungan dengan Indonesia, sebagai salah satu negara penting dan efektif di Asia dan dunia dan anggota organisasi regional dan internasional yang penting, sebagai penting bagi Iran dan mengatakan kedua belah pihak memiliki kapasitas yang beragam untuk memperdalam hubungan.

“Selama 70 tahun terakhir sejak terjalinnya hubungan diplomatik, kedua negara selalu melakukan interaksi yang baik di berbagai bidang politik, ekonomi, perdagangan, regional, dan internasional,” kata Presiden Raisi kala itu.

“Saya di sini untuk menilai kesediaan kedua negara untuk memperkuat kerja sama dan interaksi bilateral di masa depan,” kata Jompa kepada situs web Press TV.

Program Pertukaran Pelajar

Jompa juga menjelaskan tentang rencana mengadakan program pertukaran pelajar antara kedua negara. “Itu salah satu misi kami untuk meningkatkan kualitas dan jumlah pertukaran untuk mempererat hubungan generasi selanjutnya (antar kedua negara),” tegasnya.

Baca Juga : Berjilbab Bukan Penghalang Berprestasi; Inilah Sebagian Capaian Atlit Putri Iran di Pentas Dunia

Dia menyebut standar ganda media Barat dalam menggambarkan Iran, mengatakan program pertukaran dapat memungkinkan siswa Iran dan Indonesia untuk melihat kebenaran tentang kedua negara.

“Kami berharap mahasiswa Iran datang ke universitas kami (di Indonesia) untuk merasakan bagaimana orang Indonesia hidup dan bagaimana mereka melihat rakyat Iran dan Iran sebagai sebuah negara,” kata Jompa.

“Saya pikir ada potensi bagi generasi berikutnya untuk dapat melihat kebenaran dan juga datang ke Iran dan mengalami kehidupan di sini dan saya pikir mereka semua akan mendapat manfaat.” Tambahnya.

Jompa mengatakan saat ini tidak ada mahasiswa Iran di Universitas Hasanuddin, salah satu perguruan tinggi negeri otonom terbesar di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. “Kami memiliki satu alumni dari Iran yang menjadi dosen. Kami juga memiliki sudut Iran di universitas kami. Kami ingin mempromosikan universitas kami sebagai universitas terbuka dan inklusif bagi semua mahasiswa.” Papar guru besar UNHAS kelahiran Takalar 8 Maret 1967 ini.

Melawan Islamofobia

Jompa mengatakan Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memberikan contoh yang sangat baik dalam memperlakukan agama minoritas dengan cara yang “sangat damai”.

Dia menambahkan bahwa Republik Islam dan Indonesia dapat bersama-sama mempromosikan kebenaran tentang Islam dan melawan momok Islamofobia yang saat ini melanda dunia.

“Untuk menghindari kewalahan dengan apa yang dikatakan oleh berita dan media negara-negara harus proaktif, agar tidak terpengaruh oleh asumsi yang salah,” tegasnya.

Baca Juga : Kejahatan Israel di Palestina terus Telan Korban; Iran Kecam Kebungkaman PBB

“Indonesia adalah negara Muslim terbesar dalam hal jumlah penduduk dan Iran adalah Republik Islam dengan mayoritas penduduk Muslim sehingga harus ada ikatan yang kuat antara kedua negara.”

“Saya menantikan untuk melihat interaksi ini berkembang di masa depan dan saya berharap di Iran saya dapat mengubah pola pikir tentang Indonesia yang merupakan negara yang sangat terbuka dan menyambut warga Iran,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *