Purna Warta – Kampanye pengeboman berlanjut di seluruh Gaza, disertai dengan serangan tembakan artileri berat di bagian timur kota Rafah, meningkatkan ketakutan ketika serangan darat Israel akan segera terjadi.
Militer rezim Israel menargetkan sebuah rumah di Rafah, setelah itu dua anak berhasil diselamatkan dari reruntuhan, dan lebih banyak lagi orang yang masih terjebak. Relawan pertahanan sipil, paramedis, dan penduduk setempat telah dimobilisasi untuk membantu upaya penyelamatan yang sedang berlangsung.
Laporan dari lapangan menunjukkan bahwa rumah-rumah yang menjadi sasaran adalah rumah bagi keluarga pengungsi yang telah dievakuasi dari Kota Gaza dalam beberapa pekan terakhir, serta keluarga pengungsi lainnya yang melarikan diri dari Khan Younis pada awal invasi darat.
Situasi di Rafah memburuk dengan cepat, dengan peralihan dari serangan sporadis ke serangan yang lebih sistematis di wilayah tertentu, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai keselamatan warga sipil.
Alexandra Saieh dari Save the Children telah menyuarakan kekhawatiran tentang kondisi mengerikan di Gaza, terutama bagi anak-anak yang menghadapi kelaparan sementara bantuan makanan masih tidak dapat diakses di seberang perbatasan. Saieh menggambarkan situasi ini sebagai “pembunuhan anak-anak dalam gerakan lambat,” dan menyoroti kegagalan memberikan bantuan penting akibat pemboman dan pembatasan yang dilakukan Israel.
Seorang pejabat senior bantuan kemanusiaan PBB telah memperingatkan bahwa seperempat penduduk Gaza, sekitar 576.000 orang, berada di ambang kelaparan akibat perang Israel yang sedang berlangsung.
Jumlah korban perang ini sangat besar, dengan sedikitnya 29.878 orang tewas dan 70.215 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, yang menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan gencatan senjata dan intervensi kemanusiaan.