Qasem Soleimani dan Perlawanan Palestina: Dari Menyelundupkan Rudal ke Gaza Hingga Ikut Perang Melawan Israel

Qasem Soleimani dan Perlawanan Palestina

Yerusalem, Purna Warta Jenderal Qasem Soleimani adalah sosok yang panglima militer yang memiliki banyak jasa tersembunyi bagi perlawanan rakyat Palestina melawan rezim Zionis Israel.

Sekitar tiga belas tahun yang lalu, pasukan Palestina mampu meraih kemenangan setelah 22 hari melakukan perlawanan terhadap serangan rezim Zionis, sehingga pada hari itu (17 Januari) diberi nama dengan Hari Gaza.

Setelah kekalahan di perang 33 hari melawan Hizbullah dan kegagalan dalam rencana pembentukan Timur Tengah baru, Israel mengalihkan serangannya ke Palestina dan Jalur Gaza. Israel mengira akan dapat mengganti kerugian itu dengan menyerang dan memblokade Gaza. Maka dari itu pada 28 Desember 2008 mereka melancakan serangan ke Gaza.

Dalam perang 22 hari tersebut, rezim Zionis menggunakan berbagai senjata konvensional dan non-konvensional untuk membombardir Gaza dan menaklukkan gerakan perlawanan. Mereka menggunakan senjata-senjata seperti helicopter Apache, F-16, Drone, bom fosfor putih, (bom fosfor putih sendiri telah dilarang penggunaannya dalam perang di kawasan penduduk menurt perjanjian Jenewa tahun1980), hingga bom tandan. Senjata-senjata itu digunakan untuk untuk menyerang Gaza bahkan ke penduduk sipil dalam beberapa waktu. Palang merah internasional juga telah mengutuk aksi kejahatn perang Israel tersebut.

Baca Juga : Media AS Ungkap Peran Israel dalam Teror Qasem Soleimani

Blokade ekonomi dan bahan bakar terhadap Jalur Gaza adalah tindakan lain yang diambil oleh rezim Zionis. Sehingga satu-satunya cara untuk menyediakan makanan dan keperluan primer warga hanyalah melalui bantuan kemanusiaan PBB, dan bahkan pasokan air minum terhambat. Penyitaan kapal MV Rachel Corrie dari Irlandia, yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, serangan terhadap kapal yang disebut Freedom Caravan yang dating dari Turki dan membawa 581 aktivis hak asasi manusia adalah sejumlah contoh aplikasi pengepungan ekonomi Gaza oleh Zionis.

Meskipun Zionis segala upaya untuk mematahkan perlawanan di Gaza, mereka gagal, dan pada akhirnya, pasukan Palestina dan Front Perlawanan kelaur sebagai pemenang.

Kehadiran Jenderal Qasem Soleimani di Gaza, Palestina, dan Keterlibatan langsung dalam Perang Melawan Israel

Dua tahun setelah kemenangan Gaza atas rezim Zionis, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah Ali Khamenei menyatakan dalam pidatonya pada 3 Februari 2012, “Kita ikut turun tangan dalam hal-hal yang berkaitan dengan peperangan melawan Israel. Hasilnya adalah kemenangan Perang 33 Hari (Lebanon) dan kemenangan Perang 22 Hari (Gaza).”

Dia juga mengatakan dalam pidatonya tahun lalu setelah kemartiran Sardar Qasem Soleimani: “Pria ini memenuhi tangan orang-orang Palestina. Dia membuat sebuah tempat yang kecil, seperti Jalur Gaza, mampu berdiri melawan rezim Zionis dengan semua klaimnya. Mereka dapat melakukan hal-hal yang memaksa (Israel) mengatakan: mari kita melakukan gencatan senjata dalam 48 jam. Ini adalah hasil kerja Haji Qasem Soleimani. Orang ini memenuhi tangan mereka (bangsa Palestina) dan membuat mereka berdiri dan melawan. Ini adalah apa yang saudara-saudara Palestina kita sendiri katakan kepada saya berulang kali. Tentu saja saya sudah tahu sebelumnya, tetapi mereka juga datang untuk bersaksi di hadapan saya. Dalam banyak kunjungan dengan para pemimpin Palestina, mereka semua [mengatakan] ini.”

Baca Juga : Jubir Iran: Kamera IAEA Akan Dipasang di Situs Nuklir Karaj Dalam Beberapa Hari Mendatang

Menyusul gugurnya Jenderal Qasem Soleimani, pejabat Palestina dalam berbagai pidato mengafirmasi peran dan kehadiran Jenderal Soleimani di Gaza dan perang 22 hari, sesuatu yang belum pernah dibicarakan sebelum dia terbunuh.

“Martir Soleimani bersama perlawanan Palestina saat demi saat selama pertempuran ini,” kata Osama Hamdan, anggota senior Gerakan Perlawanan Islam Hamas, merujuk pada peran Martir Soleimani dalam mendukung perlawanan Palestina dalam perang 22 hari melawan Zionis Israel.

Ahmad Abdul Hadi, anggota biro politik Gerakan Perlawanan Islam dan perwakilan gerakan Hamas di Lebanon, juga mengatakan: “Soleimani melakukan perjalanan ke Gaza berkali-kali dan berpartisipasi dalam rencana dan rancangan pertahanan sejak awal. Ini bukan rahasia dan musuh sudah mengetahui semuanya, tetapi apa yang tidak mereka ketahui jauh lebih banyak dari apa yang mereka ketahui.”

Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, mengatakan pada pemakaman Martir Soleimani di Teheran: “Jenderal Soleimani menghabiskan seluruh hidupnya untuk mendukung Palestina, dan saya menyatakan bahwa dia adalah komandan besar Martir Quds.”

Baca Juga : Amir Abdullahian: Iran Usulkan 4 Hal Untuk Membantu Rakyat Afghanistan

Ismail Haniyah, Kepala Biro Politik Hamas bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei di Tehran

Mengirim rudal ke Palestina hingga membangun pabrik rudal di Gaza dan terowongan bawah tanah

Tindakan paling penting yang dilakukan Jenderal Soleimani terkait perang 22 hari, yang juga disebutkan oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi, adalah memasok senjata ke Palestina dan mematahkan pengepungan Gaza.

Ziad al-Nakhala, sekretaris jenderal Jihad Islam Palestina, mengatakan: “Kekuatan dan fasilitas yang telah dicapai Gaza hari ini adalah hasil dari upaya besar Martir Soleimani. Langkah strategis yang dipimpin Jenderal Soleimani ini dimulai dengan mengirimkan roket-roket dan senjata ke Jalur Gaza. ini adalah tindakan yang mirip dengan mukjizat. Secara teknis, kemanan serta kemungkinan, ini sangatlah sulit. Namun itu telah dilakukan. Jenderal Soleimani secara langsung melakukannya dan melakukan perjalanan ke berbagai negara dan merencanakan dan mempersiapkan pengiriman senjata-senjata ini, dan senjata-senjata ini benar-benar sampai di Gaza. Senjata yang dikirim Jendral Soleimani ke Jalur Gaza adalah rudal yang telah nantinya digunakan untuk menggempur Tel Aviv.”

Ziyad Nakhala, Kepala Gerakan Jihad Islam Palestina bersama dengan Jenderal Qasem Soleimani dalam sebuah pertemuan di Tehran

Menurut Hamdan, beberapa rudal tersebut dikirim lewat Suriah ke Palestina. Dia mengkonfirmasi pernyataan beberapa tahun lalu dari Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengenai pengiriman rudal Cornet dari Suriah ke Hizbullah dan Hamas melalui mediasi Martir Soleimani, dengan mengatakan: “Martir Soleimani memutuskan untuk mengirim rudal Cornet ke Jalur Gaza, dan ini terjadi.”

Baca Juga : Pro-Kontra Baghdad-Centcom, Poros Muqawamah Beri Peringatan

Dia juga mengatakan bahwa pengiriman rudal modern adalah bagian dari hasil kerja perlawanan di Gaza. Dengan kehadiran Jenderal Soleimani, mereka mampu membuat perubahan besar dalam segi kualitas rudal. Dan berkatnya, mereka berhasil mendirikan beberapa pabrik rudal di Gaza.

Hamdan juga mengatakan, “Beberapa kelompok Palestina di Gaza memiliki ribuan rudal yang siap ditembakkan ke semua wilayah Zionis. Dalam bentrokan baru-baru ini, yang hanya berlangsung beberapa hari, kami melihat Israel meminta bantuan Kairo untuk mencapai kesepakatan damai karena perlawanan yang ditunjukkan rudal-rudal kami, serta informasi yang didapatkan Tel Aviv soal kemampuan kelompok perlawanan terhadap serangan rudal [Israel].”

Tindakan lain dari Martir Soleimani dalam perang 22 hari adalah pembangunan terowongan. Ahmad Abdul Hadi, anggota biro politik Gerakan Perlawanan Islam dan perwakilan gerakan Hamas di Lebanon, mengatakan bahwa terowongan bawah tanah di Gaza yang saat ini pangjangnya mencapai 360 km adalah ide dari Jenderal Soleimani dan Jenderal Imad Mughniyah.

Seorang prajurit perlawanan Palestina membawa foto Jenderal Qasem Soleimani di dalam terowongan bawah tanah di Gaza

Dukungan Jenderal Soleimani untuk Gaza dan Palestina tidak terbatas pada perang 22 hari. “Martir Soleimani selalu membantu Gaza,” kata Abu Sharif, perwakilan gerakan Jihad Islam di Teheran. “Martir Soleimani bekerja untuk mengembangkan perlawanan Palestina dalam hal senjata, pelatihan dan dukungan material dan militer,” kata Daoud Shahab, juru bicara gerakan Jihad Islam Palestina.

Baca Juga : Upaya Qatar Pertemukan Mohammed Bin Salman dengan Erdogan

Duka cita warga Palestina atas kematian Jenderal Soleimani

Setelah kemartiran Jenderal Soleimani, kelompok Palestina, termasuk Fatah dan Hamas, mengutuk pembunuhan jenderal Iran itu dalam berbagai pernyataan dan menyampaikan belasungkawa. Abbas Zaki, anggota Komite Sentral Fatah menyebut Qassem Soleimani sebagai Che Guevara dari Timur Tengah” dan mengatakan: “Pembunuhan ini memiliki konsekuensi berbahaya bagi kawasan.”

Takziah di hari keguguran Qassem Soleimani yang digelar di Gaza

Berbagai kelompok Palestina seperti Al-Jabhah al-Shabiyah, Hamas, Jihad Islam, Lajan al-Maqawmah, al-Sa’iqa, al-Maqawmah al-Shababiya, al-Mujahidin, al-Ahrar, dan Front Perjuangan Rakyat juga menggelar upacara peringatan kemartiran untuk Jenderal Soleimani.

Gambar Sardar Soleimani sekarang dipajang sebagai model perang melawan terorisme di Gaza.

Sepanduk yang dipasang di Gaza dengan foto Qassem Soleimani dalam rangka memperingati hari kegugurannya pada Januari 2021

Jenderal Soleimani menekankan pentingnya membela rakyat Palestina

Soleimani dalam sebuah pidato di hadapan para veteran sekitar sepuluh tahun yang lalu mengatakan, “Ketika tahun 2000 terjadi dan Israel melarikan diri dari Lebanon selatan, insiden berikutnya adalah mundurnya dari Gaza. Sampai-sampai para rabi Yahudi mundur dari Gaza sambil menangis. Hasil Maka dari itu, buah dari mundurnya Israel dari Lebanon Selatan adalah mundurnya mereka dari Gaza, dan hasil kemenangan dalam perang 33 hari adalah kemenangan lain di Gaza dan dalam perang 22 hari.”

Baca Juga : Siasat AS-Turki Menelan Kedaulatan Irak dengan Kaki-Tangan Kurdi

Menurut Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam, kota Quds yang diduduki selalu berada di jantung Jenderal Soleimani, dan dalam semua pertempuran di mana Martir Soleimani hadir di wilayah tersebut, kompas pertempuran itu adalah Quds. Sebab tujuan utama semua pertempuran adalah menjaga resistensi (Palestina).

Mengacu pada pertemuan terakhirnya dengan Martir Soleimani, Nasser Abu Sharif mengatakan: “Haji Qasim selalu menekankan pentingnya membela rakyat Palestina yang tertindas dan dalam pertemuan terakhirnya dia mengatakan kepada kami bahwa Palestina adalah tanggung jawab terbesar yang ditempatkan pada kami dan di akhirat adalah yang pertama. Apa yang akan mereka tanyakan kepada kami adalah tentang membela rakyat Palestina yang tertindas melawan Israel.”

Dengan demikian, Sardar Soleimani memainkan peran yang sangat penting dalam perlawanan kelompok Palestina dan perang 22 hari. Dalam perang itu, terjadi peristiwa yang mengubah nasib perjuangan Palestina dan menjadi titik balik utama dalam perlawanan Islam Palestina.

Rakyat Palestina yang dulu tidak memiliki senjata kecuali batu, telah membuktikan bahwa mereka dapat menang dan menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam Perang 22 Hari.

Baca Juga : Arab Saudi Buka Wilayah Udara Mekah dan Madinah Untuk PM Israel

“Keberhasilan yang telah merubah keseimbangan yang menguntungkan bangsa Palestina ini tak lain adalah berkat bantuan dan dukungan pasukan Quds (IRGC) kepada kebangkitan Palestina. Pentingnya perang ini cukup diketahui dengan Rezim Zionis dengan segala kekuatan dan kemampuan militernya tak mampu mengalahkan sepotong tanah kecil di Gaza, dan setelah 22 hari perang dan bentrokan, mereka mengumumkan gencatan senjata secara sepihak dan perang berakhir dengan kemenangan Palestina. Peristiwa ini menjadi titik terang dalam perjuangan rakyat Palestina dan simbol kemenangan perlawanan,” kata Mohammad Baqir Zolqadr, mantan panglima IRGC dalam sebuah pidatonya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *