Purna Warta – Salah satu surat kabar internasional mengupas peran Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis hingga kematian mereka di tangan AS beserta antek-anteknya dan menuliskan bahwa Martir berdarah Iran dan Irak ini menjadi simbol perlawanan versus teroris.
Middle East Monitor, 1/1, dalam satu analisanya mengungkapkan, “Pada tanggal 3 Januari 2020, tepatnya di hari Jumat Qasem Soleimani, Komando Sepah Pasdaran Iran dan Abu Mahdi al-Muhandis, Komando al-Hashd al-Shaabi (Muqawamah Irak) diteror atas perintah Donald Trump.”
Baca Juga : Rudal Cruise Iran Balik Peta Kekuatan Timur Tengah
Menelisik sisi-sisi teror, media trans-regional tersebut menuliskan, “Jelas bahwa gerak strategis Qasem Soleimani telah memotong aliran senjata Amerika dan Israel, bukan hanya ke ISIS dan kelompok teroris lainnya, akan tetapi juga kepada pelanggan setia senjata mereka. Sebagai produsen senjata terbesar dunia dan upayanya menyukseskan pasar senjatanya, Amerika Serikat butuh pada gerakan terorisme. Dengan kekalahan berkesinambungan teroris ISIS di Suriah dan Irak karena kepemimpinan Qasem Soleimani dan al-Muhandis serta munculnya sinyal-sinyal kehancuran pasar senjata, Washington memutuskan untuk mencabut nyawa sang Jenderal yang telah menjadi simbol perlawanan melawan teroris bersenjata.”
Manuver Nir Hasil AS dalam Mengontrol Muqawamah
Di bagian lain analisanya ini, Middle East Monitor menerangkan bahwa teror Qasem Soleimani bersama Abu Mahdi al-Muhandis di luar situasi perang dan di tanah kedaulatan asing merupakan satu pelanggaran atas pemerintahan Irak, terkategorikan aksi terorisme bahkan mengangkangi konvasional serta aturan internasional. Langkah ini adalah satu upaya gagal lainnya yang dilakukan oleh pemerintah Amerika bersama para anteknya untuk mengontrol gerakan perlawanan atau Muqawamah rakyat yang mencakup Iran, Suriah, Hizbullah Lebanon, al-Hashd al-Shaabi Irak, Houthi Yaman, Hamas, Jihad Islami Palestina dan bangsa al-Quds.
Baca Juga : Petinggi Senior Zionis Terkejut Mendengar Adanya Spionase Jaringan Iran
“Martir Qasem Soleimani memiliki peran yang sangat kunci dalam strategi kemenangan Hizbullah mengusir kolonial Zionis dari Lebanon pada tahun 2006. Dalam kekalahan ISIS di Suriah, begitu pula dalam membangun pelatihan dan langkah-langkah pasukan bersenjata al-Hashd al-Shaabi pimpinan al-Muhandis, Qasem Soleimani juga berperan mendasar,” tambahnya.
Urgenitas Martir Qasem Soleimani dalam perang versus teroris bukan hanya di ranah militer. Dia juga memerankan peranan penting politik. Pada tahun 2015, Jenderal berdarah Iran tersebut berhasil meyakinkan Rusia masuk ke medan Suriah dalam satu bentuk koalisi segitiga Rusia, China dan Iran. Kesyahidan Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis membuktikan bahwa revolusi masih segar bernafas dan terus menang.