Purna Warta – Pro-kontra antara United States Central Command (Centcom) dengan Baghdad tentang penarikan mundur pasukan AS membuat gerakan Muqawamah Irak gerah. Mereka mengeluarkan peringatan.
Tak berapa lama setelah pemerintah Irak menjelaskan tentang penarikan mundur pasukan bersenjata AS dari Baghdad, Kenneth McKanzie, Komando Centcom, mengeluarkan pernyataan kontra dan bertolak belakang dengan pernyataan kedaulatan Irak sehingga memunculkan berbagai respon.
Baca Juga : Menlu AS Antony Blinken Tur Asia Tenggara, Termasuk ke Indonesia
Pernyataan Penasihat Keamanan Nasional Irak
Qasim al-Araji, Penasihat Keamanan Nasional Irak, dalam pernyataan terbarunya menjelaskan akhir tugas dan operasi pasukan bersenjata Amerika Serikat di kedaulatan Irak.
“Hari ini (Kamis, 9/12), kami telah menyelesaikan tahap terakhir perundingan dengan koalisi internasional yang telah dimulai tahun lalu. Secara resmi kami mengumumkan akhir tugas militer pasukan koalisi dan penarikan mundur mereka dari Irak,” jelas al-Araji di hari Kamis kemarin, 9/12.
“Hubungan dengan aliansi internasional di bidang pelatihan, penasihatan dan pemberdayaan masih terus berlanjut”, tambahnya.
Baca Juga : Kemarin Donald Trump, Sekarang Emmanuel Macron Perah Sapi Susu di Teluk Persia
Komando Centcom, “Kami Tidak akan Meninggalkan Baghdad.”
Surat kabar trans-regional, al-Quds al-Arabi, Jumat (10/12) dini hari, melaporkan warta pernyataan kontra Kenneth McKenzie tentang pernyataan resmi pemerintah Baghdad.
Dengan mengutip pernyataan McKenzie, al-Quds al-Arabi menuliskan, “Washington akan tetap mempertahankan eksistensi militer di Irak yang saat ini berjumlah 2.500 pasukan.”
Kepada surat kabar Associated Press, McKenzie menyatakan, “Meskipun tugas militer AS di irak berubah menjadi non-militeris, akan tetapi dukungan udara dan bantuan militer lainnya dalam perang Irak, bahkan manuver melawan ISIS akan terus berlanjut.”
Sambil menyindir gerakan Muqawamah dan perlawanan Irak, Komando McKenzie meneruskan, “Ekstrimisme mereka (Muqawamah) melawan prajurit Amerika mungkin akan terus beranjut di bulan ini. Tapi yang jelas, aksi arogan ini bukan hanya dilakukan kepada pasukan Pentagon, bahkan kepada sesama militer Irak.”
Baca Juga : Biden Peringatkan Konsekuensi Hancurnya Ekonomi Jika Rusia Menginvasi Ukraina
Dengan menyamakan kekuatan resistensi dengan militan atau sipil bersenjata, McKenzie meneruskan, “Militan ini ingin semua pasukan AS keluar dari Irak. Kami tidak akan meninggalkan Irak. Dan tuntutan ini diindikasikan akan terus berlanjut karena akhir tahun sudah mendekat.”
“Kami sudah keluar dari pangkalan yang tidak kami butuhkan dan kami telah mempersulit diri untuk kembali ke sana. Akan tetapi Irak masih menginginkan kami untuk hadir dan berpartisipasi dalam operasi. Selama mereka menginginkan hal ini dan kami berhasil meraih satu kesepakatan bersama, maka kami akan terus di sini,” tegasnya.
Mengenai kelompok teroris ISIS, Komando Centcom tersebut menjelaskan, “Pasukan teroris ISIS selalu menjadi ancaman bagi Baghdad. Kelompok teroris ini terus mengadakan pembenahan diri, dan mungkin akan berada di bawah nama baru. Kunci pintu keluarnya adalah menjaga kelompok ini agar tidak bergabung dengan unsur-unsur lainnya yang ada di dunia.”
Mengutip dari al-Quds alArabi, McKenzie menjelaskan situasi yang memanas terkait dengan Iran pada tahun lalu dan menyatakan, “Jumlah pasukan AS di penjuru Timur Tengah telah menurun drastis dibanding dengan tahun lalu.”
Baca Juga : Kenapa AS Ingin Hancurkan Koridor Barat Daya Asia?
“Sebuah kelaziman, kami harus terus bekerjasama dengan para sekutu kami di Kawasan,” tambah McKenzie sambil mengungkapkan kekhawatirannya akan bahaya rudal balistik, Cruz bahkan pesawat tanpa awak.
Koalisi Internasional: ISIS Belum Habis
Al-Quds al-Arabi meneruskan laporannya dengan menulis bahwa pernyataan Komando Centcom dikeluarkan hanya beberapa jam setelah pengumuman koalisi internasional yang berisikan tentang akhir peran militer pasukan mereka di Irak dan kekalahan ISIS di Irak.
“Akan tetapi tidak untuk selamanya,” tegas koalisi internasional pimpinan Amerika di Irak.
“Peran militeris kami di Irak telah selesai. Irak sekali lagi mengudang kami dalam tahap berikutnya. Partisipasi kami di Irak membuktikan kebutuhan akan kontinuitas kebangkitan,” tambah koalisi internasional yang bernama koalisi anti-ISIS.
Baca Juga : Bikin Pusing, Amunisi Patriot Menipis Habis
“Kelompok-kelompok teroris ISIS kalah dalam perang. Akan tetapi tidak dalam waktu lama. Kami telah bermusyawarah dengan pasukan sekutu kami dan kami akan membantu mereka hingga mereka memiliki kemampuan untuk menjaga bangsa Irak,” tambahnya.
Pernyataan Komando Operasi Bersama Militer Irak
Dalam hal ini, Komando Operasi Bersama Militer Irak menegaskan penarikan mundur pasukan militer koalisi internasional dari Irak dalam jumlah besar.
“Pasukan militer koalisi akan meninggalkan Irak sebelum akhir bulan ini secara keseluruhan. Kami menolak berita surat kabar yang menyebutkan eksistensi mereka di kedaulatan Irak,” jelasnya.
“Berasaskan isi perundingan strategis di akhir pertemuan tim teknis, dijelaskan bahwa antara pemerintah Irak dan AS telah disepakati bahwa mereka akan memindah pasukan koalisi yang bertugas operasi militer dan secara resmi akan diumumkan batas akhir penugasan mereka,” tambahnya.
Baca Juga : 100 Hari Raisi, Gabung Blok Besar Hingga Buka Perundingan Wina dengan Wibawa
Komando Operasi Bersama Militer Irak menegaskan, “Militer koalisi akan berpartisipasi di Irak dalam bentuk penasihatan, dukungan dan pemberdayaan pasukan Irak.”
Mengutip bagian lain pernyataan Komando Irak, al-Quds al-Arabi melaporkan, “Mayoritas militer ini telah meninggalkan Irak dan sisanya juga akan segera keluar dalam beberapa hari ke depan. Sebagian tim penasihat akan menjadi penggantinya untuk mendukung keamanan kami.”
Peringatan Muqawamah Irak
Sebelum Penasihat Keamanan Nasional Irak, Qasim al-Araji, mengeluarkan pernyataan tentang penarikan mundur pasukan AS dan pernyataan kontra Komando Centcom, Komite Koordinasi Gerakan Muqawamah Irak telah menyatakan sesuatu yang seakan memprediksikan pro dan kontra ini.
Baca Juga : AS Melirik Perih Poros India-Rusia
“Kami telah berjanji untuk memberikan kesempatan kepada tim negosiator Irak untuk mengusir pasukan militer AS dari tanah suci kami secara diplomatik. Akan tetapi hingga detik ini, tidak ada satupun tanda untuk keluar, padahal akhir Desember 2021 hanya tersisa 42 hari lagi. Bahkan kami melihat adanya tanda-tanda yang bertolak belakang, yaitu Amerika meningkatkan dan menambah jumlah pasukan dan amunisinya di basis-basis di Irak. Sekarang ini kami mendengar pernyataan resmi maupun tak resmi dari beberapa petinggi Washington yang mengungkapkan keengganan mereka untuk keluar dari Irak, itupun dengan klaim dan alasan permintaan pemerintah Irak. Di lain sisi, kami tidak melihat satupun penolakan dari pemerintah Baghdad dalam merespon pernyataan bodoh ini,” tegas poros Muqawamah Irak.
Komite Muqawamah belum mengeluarkan respon mengenai pernyataan terbaru pro dan kontra Qasim al-Araji dan Komando McKenzie. Diindikasikan bahwa Muqawamah Irak terus memperhatikan batas waktu yang telah diberikan dan akan mengeluarkan keputusan resminya berdasarkan situasi yang berjalan.
Muqawamah Tidak akan Melucuti Senjatanya
Setelah pernyataan Qasim al-Araji, Akram al-Kaabi, Sekjen al-Nujaba (salah satu cabang al-Hashd al-Shaabi), dalam wawancaranya dengan media al-Mayadeen menjelaskan, “Terkait dengan opini yang menyatakan ketidaklaziman eksistensi kelompok gerakan pasca penarikan mundur pasukan AS dari Irak, harus diambil satu keputusan tegas, khususnya di situasi di mana Amerika menegaskan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Irak.”
Baca Juga : Pakar Asia: Pemerintahan Raeisi Redam Situasi Panas Timteng
“Desas-desus mengenai pelucutan senjata gerakan perlawanan Irak, ini merupakan satu langkah praktis dan nyata mendorong Irak ke arah normalisasi dengan Israel,” tambahnya.
“Ini tidak mungkin dan tidak bisa diterima. Ini tidak akan pernah terjadi selama kami bernafas,” sindirnya.
“Senjata tidak akan pernah diserahkan selama negara tidak memiliki pemerintahan sempurna,” tegasnya dikutip al-Quds al-Arabi.