Purna Warta – Beberapa sumber politik dan keamanan rezim Zionis menyatakan bahwa Presiden Mesir, dalam pertemuan terakhirnya dengan PM Israel, membahas beberapa tajuk urgen seperti agresi anti teroris ISIS di sahara Sinai.
“Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Mesir, dalam pertemuan terakhirnya dengan Naftali Bennett, PM Israel, di kota Sharm el-Sheikh, selain mengupas strategi perang melawan ISIS, juga menegaskan hubungan kuat Kairo dengan Washington,” jelas sumber politik dan keamanan Israel.
Amos Harel, analis militer surat kabar Haaretz, menuliskan catatan bahwa dalam kesempatan ini, el-Sisi lebih menekankan hubungan dengan Amerika Serikat.
Menyindir hubungan rentan Mesir-AS di periode Joe Biden ini dibanding dengan masa Donald Trump, Amos Harel menjelaskan, “Alasannya ada di balik kasus HAM di Mesir dan insiden-insiden yang menyebabkan pelengseran Muhammad Mursi.”
“Satu hal yang tak terlalu kental di periode Donald Trump,” tambahnya.
“Dalam pandangan el-Sisi, Naftali Bennett merupakan mediator, sebagaimana Benjamin Netanyahu, antara Kairo dan Washington. Peran mediasi Mesir untuk kasus Gaza dan proyek normalisasi antara Zionis dan Otoritas Palestina, bisa dijadikan upah dari buah positif hubungannya dengan Gedung Putih,” hematnya.
Sementara surat kabar Arab48 melaporkan bahwa sebagian petinggi Zionis menyatakan bahwa Presiden el-Sisi kemungkinan akan menelisik kerjasama keamanan melawan ISIS di padang pasir Sinai. Akan tetapi, urusan paling penting untuk Israel adalah kasus Gaza, karena menurut pengakuan petinggi politik dan keamanan, indikasi konflik militer bahkan agresi darat ke Gaza bisa meledak kapanpun.
Amos Harel menjelaskan, “Nadav Argaman, Ketua Intel Nasional Israel Shin Bet, mengepalai rancangan ekstrim di dalam instansi. Argaman yakin bahwa agresi terakhir ke Gaza berakhir tanpa hasil sedangkan Israel mampu memukul Hamas dengan lebih keras. Adapun Aviv Kochavi, Kepala Staf Umum Militer Zionis, menentang pemikiran ini. Dirinya yakin bahwa militernya telah meraih sukses dalam agresi terakhir.”
Menurut analisis Harel, dalam tubuh rezim Zionis tumbuh pesimis untuk menjalin hubungan dengan Yahya Sinwar, Ketua Hamas di Jalur Gaza. Dengan demikian, untuk membangun stabilitas di Gaza, PM Naftali Bennett butuh el-Sisi.