Petinggi Zionis Tidak Bisa Memendam Takut Melihat Operasi Martir El’ad

Petinggi Zionis Tidak Bisa Memendam Takut Melihat Operasi Martir El’ad

Purna Warta – Petinggi beserta banyak pihak Israel yang tidak bisa memendam rasa takut dan khawatirnya melihat operasi martir El’ad para pemuda Palestina.

Dampak serta efek operasi martir di malam Kamis di dekat ibukota Tel Aviv, tepatnya di wilayah El’ad, terus menjadi tema pembahasan hangat banyak dunia media dan analis.

Baca Juga : China Lebih Pilih Jalan Melawan Versus Sanksi

Mengutip dari al-Ahed, efek operasi El’ad sangatlah buruk bagi bagian keamanan rezim Zionis. Insiden ini telah memaksa Israel memasuki satu periode instabilitas berkepanjangan. Tingkat ketakutan dan kekhawatiran Zionis telah menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan aksi berdarah ini. Khususnya di tengah situasi di mana arogansi Israel di tempat-tempat sakral al-Quds, Masjid al-Aqsa terus berlanjut.

Setelah operasi kepahlawanan Palestina ini, menurut analisa al-Ahed, para petinggi rezim Zionis tidak mampu mengurung dan memendam rasa takutnya. Satu ketakutan yang setiap saat datang mengganggu tidur.

Naftali Bennett, PM Israel, dalam hal ini mengungkap indikasi peningkatan aksi ini dan menjelaskan, “Mereka datang untuk membunuh kami. Target mereka untuk menghabisi psikologi kami.”

Baca Juga : Setahun Pasca Perang 12 Hari Gaza, Runtuhnya Perhitungan Israel

Pasca pertemuan keamanan, PM Bennett meyakinkan bahwa para pelaku akan menerima balasan berat.

Beny Gantz, Menteri Keamanan rezim Zionis, menyebut operasi El’ad dengan aksi berbahaya dan menyatakan, “Operasi ini mengandung efek yang sangat parah… Instansi keamanan dengan cepat akan menghakimi pelaku operasi ini.”

Avigdor Lieberman, Menteri Keuangan Israel, terkait operasi ini juga menegaskan, “Kami tidak boleh menyerah pada aksi-aksi di jalanan Israel di hari kemerdekaan. Ini adalah tugas kami demi membalas dengan pukulan keras serta mengembalikan rasa aman warga Israel.”

Yair Lapid, Menlu Israel, mengklaim, “Kegembiraan Israel di hari Nikbat hilang sekaligus, digantikan rasa sedih dan takut.” Selanjutnya, dia juga menyebut operasi El’ad dengan mengkhawatirkan dan menakutkan.

Baca Juga : China-Iran Tingkatkan Kerja Sama Militer, Global Times: Gegara Intervensi AS

Nir Orbach, Ketua aliansi Yemina di Parlemen Knesset, dalam akun twiternya menulis, “Hari kebanggaan kami harus berakhir dengan sakit dan pedih. Saya yakin bahwa petugas keamanan tidak akan diam hingga menangkap para pelaku.”

Amir Bahbout, jurnalis militer website Walla, juga menuliskan, “Badan-badan keamanan dan militer berada dalam ketakutan melihat indikasi aksi berdarah yang mungkin akan kembali dilakukan Palestina.” Dia menuntut pemerintah untuk lebih cerdas dan melaporkan segala gerak mencurigakan.

Di tengah ketakutan ini, chanel 14 berbahasa Ibrani melaporkan permintaan seorang Hakham kondang Zionis kepada warga Yahudi untuk membawa senjata. “Saya ingin setiap orang yang berizin membawa senjata untuk pergi ke Sinagog dan mendukung warga.”

Aksi kemartiran para pemuda Palestina meningkat tajam di daerah-daerah Palestina Pendudukan, yang menurut Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Muqawamah Lebanon, di hari Quds dunia menyebut operasi ini sebagai gerakan baru dalam perkembangan perlawanan atau resistensi. Operasi ini telah mengungkap titik lemah Zionis. Operasi ini merupakan satu hal berbahaya di mata rezim pembantai anak-anak, karena tidak butuh pada kamar operasi dan tidak butuh pada fasilitas tertentu.

Baca Juga : 4 Ancaman Hidup Rezim Zionis; dari Komposisi Demografi Hingga Cyber Attack

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *