Purna Warta – Pada pagi hari tanggal 25 September 2023, Ayatullah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, melakukan pertemuan dengan ribuan veteran dan aktivis Pertahanan Suci (Perang Iran-Irak) serta perlawanan, di mana beliau menjelaskan alasan di balik dimulainya perang yang dipaksakan terhadap Iran. Ayatullah Khamenei menekankan dua faktor utama, yaitu “pemikiran baru” dan “daya tarik” Republik Islam yang berhadapan dengan tatanan dunia yang korup dan batil. Beliau berkata bahwa Pertahanan Suci bukan hanya tentang membela tanah air, tetapi juga membela agama dan jihad di jalan Allah, yang telah menghidupkan kembali Islam, memuliakan bangsa Iran, serta menyebarkan semangat spiritual di negara tersebut.
Baca juga: Hizbullah Tembakkan Rudal Balistik ke Tel Aviv untuk Pertama Kalinya
Situasi di Palestina dan Lebanon
Ayatullah Khamenei juga menyinggung situasi saat ini di wilayah tersebut, termasuk kejahatan rezim Zionis di Gaza dan Lebanon. Beliau menyatakan bahwa perjuangan dan keteguhan pejuang di Palestina dan Hizbullah di Lebanon merupakan bentuk jihad di jalan Allah yang sama dengan era Pertahanan Suci. Meskipun ada tragedi pahit dan kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon, pihak yang memenangkan pertarungan adalah mereka yang berjihad di jalan Allah. Beliau juga menyampaikan keyakinannya bahwa kemenangan akhir akan berada di tangan front perlawanan dan Hizbullah dengan pertolongan Allah.
Penyebab Dimulainya Perang Iran-Irak
Pidato tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan dalam rangka memperingati Pekan Pertahanan Suci, dan Ayatullah Khamenei memulai dengan menjelaskan alasan di balik dimulainya perang 8 tahun tersebut. Beliau menekankan bahwa sasaran utama dari pernyataan ini adalah semua orang, terutama generasi muda. Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa motivasi untuk menyerang Iran tidak hanya datang dari Saddam dan Partai Baath, tetapi juga dari pemimpin tatanan dunia saat itu, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, dan pengikut mereka. Sebab utama permusuhan kekuatan besar terhadap Revolusi Islam adalah karena pesan revolusi ini yang menentang tatanan dunia yang korup dan merusak, serta sistem penindasan yang membagi dunia menjadi penindas dan tertindas.
Posisi Republik Islam dalam Tatanan Dunia
Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa para penindas tidak bisa menerima pemikiran baru dari Revolusi Islam yang menarik dan meluas di kalangan bangsa-bangsa. Saddam yang ambisius dan tidak bermoral menjadi alat kekuatan-kekuatan ini untuk menyerang Iran. Beliau juga menanggapi pernyataan beberapa pihak dalam negeri yang mengklaim bahwa Republik Islam memusuhi seluruh dunia. Menurutnya, jika yang dimaksud adalah terputusnya hubungan politik dan ekonomi dengan dunia, itu tidak benar karena Iran saat ini berhubungan dengan negara-negara yang mencakup setengah dari populasi dunia. Namun, jika yang dimaksud adalah penentangan terhadap tatanan politik sistem penindasan, maka itu benar, dan Iran secara terang-terangan menentang sistem ini, terutama Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Terkait Perang Iran-Irak
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa saat ini, berkat keteguhan bangsa Iran, tidak ada yang berani menyerang perbatasan Iran. Namun, musuh terus menggunakan cara-cara licik dan kebencian. Permusuhan ini bukan karena isu-isu seperti energi nuklir, hak asasi manusia, atau hak-hak perempuan, melainkan karena pemikiran baru Republik Islam yang menentang tatanan dunia yang korup. Pemikiran ini tidak akan berubah selama bangsa Iran dan sistem Islam tidak tunduk pada keinginan mereka. Selain daya tarik politik sistem Islam yang melawan tatanan dunia yang salah, daya tarik spiritualnya, yakni keimanan kepada Tuhan, juga berperan dalam menarik bangsa-bangsa dan generasi muda di dunia, yang menakutkan bagi para penindas.
Kemenangan di Perang Iran-Irak
Ayatullah Khamenei kemudian memberikan laporan tentang perang, baik secara deskriptif maupun analitis. Secara deskriptif, beliau menjelaskan bahwa pada awal perang, Iran menghadapi lawan dengan organisasi dan peralatan yang lengkap, serta didukung oleh Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Eropa. Namun, meskipun menurut prediksi, pihak yang menyerang harusnya mencapai Tehran dalam beberapa minggu, setelah satu tahun, pasukan Iran berhasil meraih kemenangan cemerlang. Setelah delapan tahun, mereka berhasil mengusir pasukan Saddam dari perbatasan Iran, dan faktor utama kemenangan ini adalah keimanan dan perjuangan.
Baca juga: Israel Serang Kota Younine, Sebabkan 23 Pekerja Suriah Terbunuh
Hubungan antara Pertahanan Suci dan Perlawanan di Palestina dan Lebanon
Dalam bagian lain dari pidatonya, Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa jihad dalam Perang Iran-Irak bukan hanya untuk membela tanah air, tetapi juga untuk membela Islam dan menjalankan perintah Al-Qur’an. Pertahanan Suci menjaga revolusi dan Islam tetap hidup, serta memuliakan bangsa Iran. Beliau juga menekankan bahwa perlawanan di Palestina dan Lebanon adalah bentuk jihad yang sama seperti di era Pertahanan Suci, di mana Palestina telah dirampas oleh kaum kafir terkeji, dan menjadi kewajiban mutlak bagi semua untuk berusaha mengembalikan Palestina dan Masjid Al-Aqsa kepada pemilik aslinya.
Kondisi di Palestina dan Peran Hizbullah
Ayatullah Khamenei menambahkan bahwa Hizbullah di Lebanon, yang mempertahankan Gaza dengan menghadapi bahaya besar, sedang berjihad di jalan Allah. Beliau menunjukkan bahwa musuh di medan perang ini memiliki persenjataan yang sangat banyak, dan Amerika Serikat berada di belakang mereka. Klaim Amerika Serikat bahwa mereka tidak terlibat dan tidak tahu menahu tentang tindakan Zionis adalah kebohongan. Meskipun Zionis didukung oleh kekuatan uang, senjata, dan propaganda global, pihak yang menang adalah mereka yang berjihad di jalan Allah, yaitu perlawanan Palestina dan Hizbullah di Lebanon.
Seruan kepada Pejabat Negara untuk Waspada terhadap Pengaruh Budaya Asing
Pada akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei mengingatkan pentingnya melawan infiltrasi budaya musuh di dalam negeri. Beliau menekankan bahwa para pejuang Iran telah berkorban untuk mencegah musuh dari mengibarkan bendera mereka di perbatasan Iran. Oleh karena itu, rakyat Iran tidak akan menerima bahwa bendera infiltrasi budaya musuh dikibarkan di dalam negeri melalui individu yang dipengaruhi atau tertipu.
Pidato dari Keluarga Syuhada dan Tokoh Budaya Pertahanan Suci
Pada bagian pidatonya yang lain, enam anggota keluarga syuhada dan aktivis budaya Pertahanan Suci menyampaikan pandangan mereka tentang budaya pengorbanan dan kesyahidan, serta pengaruhnya terhadap bidang kerja mereka. Selain itu, Bahman Kargar, Ketua Yayasan Pelestarian dan Penyebaran Nilai-Nilai Pertahanan Suci, menyampaikan laporan tentang kegiatan yayasan tersebut.