Tehran, Purna Warta – Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin bersama rombongan pada Rabu (20/7) di Tehran, ibukota Republik Islam Iran, menyebut isu Suriah sangat penting.
Ayatullah Sayid Ali Khamanei mengatakan, salah satu masalah penting lain terkait Suriah adalah pendudukan daerah subur dan kaya minyak di timur Furat (Eufrat) oleh Amerika, di mana masalah ini harus diselesaikan dengan mengusir mereka dari kawasan ini.
Baca Juga : MoU NIOC Iran dan Gazprom Rusia mencapai $40 miliar
Menurut laporan pusat Humas Kantor Rahbar, Ayatullah Khamenei di pertemuan ini seraya menekankan bahwa peristiwa global menunjukkan kebutuhan Iran dan Rusia untuk mengingkatkan kerja sama timbal balik, menambahkan, berbagai kesepahaman dan perjanjian antara kedua negara termasuk di sektor minyak dan gas tengah berlangsung, di mana hal ini harus dijalankan hingga akhir.
Rahbar menilai kerja sama ekonomi Iran dan Rusia khususnya menyusul sanksi Barat sangat penting dan menguntungkan kedua negara. Terkait Ukraina, Rahbar mengatakan, “Perang sebuah wacana kekerasan dan keras, serta Republik Islam Iran tidak puas bahwa warga sipil menjadi korban, tapi di kasus Ukraina ketika Anda tidak mengambil inisiatif, maka pihak seberang dengan inisiatifnya akan memicu perang.”
Ayatullah Khamenei menandaskan bahwa Barat menentang Rusia yang kuat dan independen serta menyebut NATO sebagai eksistensi yang berbahaya. “Jika jalan terbuka bagi NATO, maka organisasi ini tidak akan mengenal batas. Dan jika jalan organisasi ini di Ukraina tidak dihalangi, maka kemudian dengan alasan Krimea, mereka akan mengobarkan perang ini,” tegas Rahbar.
“Tentunya Amerika dan Barat saat ini lebih lemah dari sebelumnya, dan meski mereka mengerahkan upaya dan biaya besar, peluang kemenangan kebijkana mereka di kawasan kami termasuk Suriah, Irak, Lebanon dan Palestina sangat kecil,” tegas Ayatullah Khamenei.
Baca Juga : Pernyataan Bersama Iran-Rusia dan Turki di Tehran
Rahbar menilai isu Suriah sangat penting dan seraya menekankan sikap Republik Islam Iran terkait penentangan terhadap agresi militer ke negara ini pentingnya untuk mencegah hal tersebut, mengatakan, “Salah satu masalah penting lain di kasus Suriah adalah pendudukan wilayah subur dan kaya minyak timur Furat oleh Amerika, di mana masalah ini harus diselesaikan dengan mengusir negara ini dari kawasan tersebut.”
Ayatullah Khamenei seraya mengecam campur tangan rezim Zionis dalam urusan kawasan, memuji sikap Presiden Rusia baru-baru ini terhadap Zionis Israel.
Lebih lanjut Rahbar menekankan, Republik Islam tidak akan pernah mentolerir kebijakan dan program yang mengarah pada penutupan perbatasan antara Iran dan Armenia.
Rahbar menilai kerja sama jangka panjang Iran dan Rusia sangat menguntungkan kedua negara dan kepada Putin mengatakan, “Yang mulia dan presiden kami, keduanya adalah sosok yang siap bekerja, oleh karena itu kerja sama kedua negara di masa ini harus mencapai puncaknya.”
Seraya mendukung pendekatan menggunakan mata uang nasional di hubungan kedua negara dan pemanfaatan valuta lain selain dolar Amerika, Rahbar mengatakan, dolar secara bertahap harus dikeluarkan dari transaksi dunia, dan ini sesuatu yang mungkin secara bertahap.
Baca Juga : Saudi: Tidak Ada yang Namanya NATO Arab
Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin di pertemuan ini seraya menyinggung penyalahgunaan Amerika atas dolar sebagai alat untuk menyanksi dan merampok negara-negara lain, menilai hal ini pada akhirnya akan merugikan mereka dan melemahkan kepercayaan dunia terhadap valuta ini serta mendorong berbagai negara ke arah penggunaan mata uang pengganti. “Rusia dan Iran tengah merancang metode baru untuk memanfaatkan mata uang nasional di hubungan kedua negara,” kata Putin.
Putin menilai kerja sama kedua negara di berbagai sektor dan proyek mulai mengalami kemajuan. “Iran dan Rusia tengah melancarkan perang bersama melawan terorisme, dan di bidang militer, kami berusaha mengembangkan kerja sama kedua negara dan juga kerja sama serta manuver trilateral dengan Cina,” papar Putin.
Setelah menyetujui posisi dan sikap Pemimpin Besar Revolusi Islam mengenai wilayah Kaukasus, Presiden Rusia menyebut posisi negaranya dengan Iran dalam masalah Suriah, termasuk oposisi terhadap serangan militer di utara negara ini, sepenuhnya sejalan satu sama lain. Putin mengatakan, wilayah timur Efrat harus berada di bawah kendali militer Suriah.
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama delegasi tingkat tinggi tiba di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada hari Selasa, 19 Juli 2022 dan disambut menteri perminyakan negara ini.
Baca Juga : Biden Gagal Mengamankan Rencana Utama di KTT Arab
Kunjungan tersebut bertujuan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ketujuh Negara-Negara Penjamin Proses Astana guna membahas konflik Suriah dalam KTT teresbut. KTT ini diadakan di Tehran pada Selasa malam dengan kehadiran presiden Iran, Rusia dan Turki.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran, Rusia dan Turki telah menggunakan proses yang disebut sebagai “Proses Perdamaian Astana” untuk mengakhiri lebih dari 11 tahun konflik di Suriah. Iran dan Rusia mendukung pemerintah legal Bashar al-Assad, namun Turki mendukung beberapa kelompok penentang Suriah.
Presiden Rusia juga bertemu dengan mitranya di Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dan Mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Dalam pertemuan Putin pada Selasa sore, Sayid Raisi mengatakan, pihak lain mengklaim memerangi terorisme, tetapi kerja sama kami dengan Rusia menunjukkan bahwa kami menepati janji kami.
“Setelah pertemuan di Moskow dan Ashgabat, proses kerjasama berkembang. Keinginan Iran dan Rusia untuk mengembangkan kerja sama sangat signifikan. Kerjasama dalam perang melawan terorisme telah mengarah pada keamanan kawasan. Yang lain mengaku memerangi terorisme, tetapi kerja sama kami dengan Rusia menunjukkan bahwa kami menepati janji kami,” jelasnya.
Baca Juga : Keselarasan White Helmets dengan Teroris di Suriah
Sementara itu Presiden Rusia mengatakan, saya sangat senang berada di “tanah ramah” Iran.
“Kerjasama kami berkembang di berbagai bidang. Kami dan Iran meningkatkan kerja sama kami di bidang keamanan internasional. Iran dan Rusia memiliki kontribusi besar dalam menyelesaikan krisis Suriah…,” kata Putin.