HomeAnalisaPeringatan!!! Otoritas Palestina Segera Runtuh

Peringatan!!! Otoritas Palestina Segera Runtuh

Purna Warta – Nader al-Safadi dalam catatannya di Rai al-Youm menuliskan, Otoritas Palestina pimpinan Mahmoud Abbas sedang mengarungi periode paling sulit. Banyak bukti kuat yang memperlihatkan skenario keruntuhan Otoritas Palestina dan penyerahan kuncinya ke tangan rezim Zionis dalam waktu dekat.

Otoritas Palestina tidak memperhatikan peringatan-peringatan yang dinyalakan petinggi Fatah tentang ancaman dan bahaya krisis politik dan keuangan yang butuh pada bantuan darurat Arab, internasional bahkan Amerika Serikat.

Baca Juga : Bikin Pusing, Amunisi Patriot Menipis Habis

“Ketakutan bukan hanya menyelimuti Palestina, tetapi Israel juga sangat mengkhawatirkan keruntuhan Otoritas Palestina. Sebagian media Zionis menyebut hal ini dengan skenario menakutkan,” tulis Rai al-Youm.

Ronit Marzan, Analis Zionis, kepada Haaretz menjelaskan, “Keruntuhan Otoritas Palestina akan dimulai dari Jenin ke arah markas Otoritas, yaitu Ramallah.”

Ronit Marzan adalah mantan pejabat di Shin Bet, badan intelijensi dalam Israel. Dia mengungkit prediksi atau analisisnya yang telah menjadi nyata seperti prediksi demonstrasi warga Palestina di zona hijau 3 bulan lalu, tepatnya di tengah perang Pedang al-Quds, ataupun analisis demonstrasi warga di garis keamanan antara Gaza dan Palestina Pendudukan.

Baca Juga : Hamas Bangun Cabang Militer di Lebanon, Klaim Media Zionis

Dalam kelanjutan wawancaranya dengan Haaretz ini, Ronit Marzan menyamakan Mahmoud Abbas dengan kuda mati dan mengklaim, “Dia (Mahmoud Abbas) sedang membangun rumah di Yordania dan sepertinya, dia akan lari ke sana.”

Dari sisi lain, hasil survei pusat analisis politik dan statistik di Tepi Barat, yang dilakukan antara 15-18 Desember kemarin, menunjukkan bahwa 80% partisipan dalam survei ini menuntut pengunduran diri Mahmoud Abbas, Ketua Otoritas Palestina.

Pusat penelitian tersebut menjelaskan bahwa survei ini dilakukan secara langsung di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Juga dihasilkan bahwa 45% meyakini bahwa sekarang Hamas-lah pihak yang paling layak untuk menjadi wakil dan pemimpin bangsa Palestina. Hanya 19% yang menyatakan bahwa gerakan Fatah pimpinan Mahmoud Abbas yang lebih layak. 28% mengatakan bahwa tidak ada satupun dari dua gerakan al-Quds tersebut yang layak menduduki kursi kepemimpinan.

Baca Juga : AS Melirik Perih Poros India-Rusia

Sementara 3 bulan lalu, 53% meyakini Hamas-lah opsi paling pantas untuk menduduki jabatan wakil dan pemimpin bangsa Palestina. 14% lainnya juga mengatakan bahwa Fatah, pimpinan Abbas, lebih cocok untuk tugas ini.

Hasil survei yang menanyakan, jika hari ini Pemilu Kepemimpinan dilaksanakan dan hanya Mahmoud Abbas dan Ismail Haniyeh yang menjadi kandidat, kepada siapa Anda akan memilih? 56% menjawab bahwa mereka akan memilih Ismail Haniyeh. Hanya 34% yang memilih Mahmoud Abbas.

Mengenai kuantitas kepuasan kerja Mahmoud Abbas, hanya 24% yang puas dengan kinerjanya. Sedangkan 73% lainnya mengungkapkan ketidakpuasan. Kapasitas kepuasan terhadap Abbas di Tepi Barat hanya mencapai 22% dan di Jalur Gaza di angka 26%. Karena hal inilah 78% warga Tepi Barat menuntut pengunduran Mahmoud Abbas, sedangkan yang di Jalur Gaza 77%.

Baca Juga : Putra Mahkota Saudi Mulai Kunjungan ke Arab Teluk Persia

Mustafa al-Sawaf, Jurnalis sekaligus Analis politik, dalam hal ini memprediksikan bahwa keputusan untuk mencabut nyawa Otoritas Palestina oleh para petingginya masih diragukan, karena masalah ini tergantung pada Israel dan Amerika.

“Otoritas Palestina sedang berupaya menjaga kehormatan tersisanya. Jika seandainya Otoritas Palestina harus bubar, hal ini tidak bisa dilakukan hanya dari pihak Fatah dan Mahmoud Abbas. Tetapi ini harus dari pihak semua warga Palestina, karena efeknya tidak akan terbatas pada Ramallah saja,” tegasnya.

Krisis keuangan yang mencekik Otoritas Palestina dihadapi karena efek penurunan dukungan Amerika ke Ramallah, ingkar janji bantuan dunia Arab dan pemblokiran keuangan Otoritas Palestina oleh rezim Zionis.

Baca Juga : 100 Hari Raisi, Gabung Blok Besar Hingga Buka Perundingan Wina dengan Wibawa

Dan krisis juga tak lepas dari politik ekstrim rezim Zionis di wilayah-wilayah Palestina. Politik seperti kontinuitas pembangunan pemukiman, Yahudisasi, penghancuran, pembunuhan, imigrasi paksa berikut pencaplokan tanah-tanah al-Quds.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here