Pendukung Jokowi Kemana Suaranya Berlabuh, Ganjar atau Prabowo?

Pendukung Jokowi Kemana Suaranya Berlabuh, Ganjar atau Prabowo?

Jakarta, Purna Warta – Pendukung dan relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini dinilai belum jelas menentukan pilihan pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024. Jokowi yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), sejauh ini juga dinilai belum menujukkan secara gamblang dukungannya terhadap Ganjar Pranowo.

Sementara itu, sejumlah relawan Jokowi telah menyampaikan dukungannya untuk Prabowo Subianto di Pemilu 2024. Mereka terdiri dari 15 koordinator lapangan (Korlap) dari Relawan Jokowi-Gibran dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lantas, ke mana arah pendukung berlabuh pada Pemilu 2024 nanti?

Keterbelahan pendukung Jokowi Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan: menurutnya saat ini terjadi keterbelahan di antara para pendukung Jokowi. Keterbelahan ini terjadi karena model pendekatan PDI-P yang cenderung membatasi ruang gerak relawan melalui sebuah wadah yang dibuat partai berlambang banteng itu. “Sehingga kemudian relawan itu tidak bergerak secara genuine, tapi ingin dikanalisasi oleh DPP PDI-P,” kata Umam kepada Kompas.com, Senin (22/5/2023).

Kendati demikian, Umam memaklumi langkah PDI-P membuat wadah tersebut. Sebab, mereka merasa relawan selama ini bergerak di luar konstitusi partai. Bahkan, pergerakan mereka dianggap kerap merepotkan dan tidak bisa dikontrol.

Ketidaksukaan atas sikap PDI-P Umam menuturkan, partai-partai politik sendiri hingga hari ini tidak banyak menunjukkan keinginannya sekaligus keberaniannya untuk mendekati PDI-P, dalam konteks mendukung Ganjar. “Partai-partai di lingkaran Jokowi merasa tidak punya ruang negosiasi dengan PDI-P,” jelas dia.

Di sisi lain, PDI-P dalam pemerintahan Jokowi juga tidak merasa menang, meskipun berkuasa. Sebab menurut Umam, ada kekuatan lain yang lebih mendominasi di lingkaran kekuasaan yang ada. Dengan kondisi ini, menurutnya PDI-P kemudian menyodorkan dokumen yang ditandatangi oleh Ganjar sebelum deklarasi pencapresan. Dokumen itu memuat tiga poin utama, yakni menjalankan nilai-nilai Soekarnoisme, penentuan calon cawapres ganjar ditentutakn Ketum PDI-P, pembagian portofolio pemerintahan juga ditentukan oleh Ketum PDI-P, dan Ganjar diminta untuk tidak ikut campur dalam suksesi kepemimpinan PDI-P.

“Poin dua dan tiga itu menegaskan partai-partai seolah kalau gabung dengan PDI-P, mereka tidak memiliki ruang bargaining sama sekali,” ujarnya. “Jadi dipaksa menjadi makmum pada sikap dan keputusan politik PDI-P, padahal mereka (partai-partai) berharap koalisi bersikap egaliter atau sama,” kata dia.

Mengalihkan dukungan ke Prabowo?

Bagi Umam, situasi di mana relawan Jokowi belum pasti mendukung Ganjar kemudian semakin menguatkan posisi Prabowo Subianto. Hal ini juga berkaitan dengan konteks pengaruh terhadap sel-sel kekuatan politik di sekitar Jokowi. Tak heran kemudian muncul Musyawarah Rakyat (Musra) yang dimotori oleh Projo dan sel-sel relawan Jokowi lain.

“Meskipun diklaim Adian Napitupulu hanya sempalan kecil, hanya sekitar 3 persen, tapi faktanya 3 persen itu mendapatkan perhatian bahkan arahan khusus dari Jokowi,” ujar Umam.

“Jokowi hadir dalam penutupan Musra kemarin, dia juga ikut memberikan arahan khusus sejak awal di 2022. Maka, sebenarnya ada situasi yang kemudian mengarahkan kekuatan tertentu di luar PDI-P,” lanjutnya.

Bahkan ketika para relawan itu melakukan tabulasi ulang di 30 daerah, hasilnya menujukkan Prabowo berada di nomor pertama dengan 20,9 persen, Ganjar 19 persen, dan Airlangga Hartarto dengan suara 12 persen. Meski hanya selisih tipis, Umam menyebut hal itu memiliki dampak psikologis dalam konteks politik. “Bagaimanapun juga, Jokowi adalah petugas PDI-P, tapi fakta menunjukkan mesin politik Jokowi menempatkan nama Prabowo di posisi pertama,” paparnya.

Survei tersebut menunjukkan Relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres) 2024. Pakar Psikologi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh Abdul Hakim menilai, sikap para relawan Jokowi-Gibran, memunculkan persepsi adanya dorongan tokoh politik Partai Demokrasi Indonesia Pejuangan (PDI-P) untuk Prabowo.

Diungkapnya, analisis ini berdasarkan dukungan para relawan digaungkan Koordinator Relawan Jokowi-Gibran, Kuat Hermawan, setelah pertemuan empat mata antara Prabowo Subianto dan Gibran di Angkringan Omah Semar, Kelurahan Jajar, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jumat (19/05/2023) malam. “Momen kemarin berurutan untuk membangun persepsi publik. Pak Prabowo bertemu Gibran dulu, itu Kuat dan relawan lainnya, menyatakan relawannya menyatakan dukung. Seolah-olah ingin membentuk persepsi Gibran sikap politik Gibran itu mengarah Pak Prabowo,” kata Moh Abdul Hakim, saat dimintai analisisnya, pada Sabtu (20/5/2023).

Selain itu, pergerakan para relawan ini memiliki sifat leluasa dan tidak bisa dikendalikan oleh PDI-P, meskipun mendukung Kader PDI-P, yakni Presiden Jokowi dan Gibran. “Mereka tidak punya konsekuensi politik yang serius karena PDIP tidak bisa melakukan apapun relawan ini bukan bagian integral dari organ partai. Tetapi di sisi lain kita belum bisa mengatakan jika sikap relawan itu menggambarkan sikap politik Gibran,” paparnya.

Meskipun seolah-olah mempresentasikan sikap politik Gibran. Abdul, menilai dalam posisi ini, Gibran Rakabuming Raka memainkan peran politik diplomasi.  “Saya melihat sebagai politik diplomasi. Gibran membiarkan relawan-relawannya untuk menjajaki, kemungkinan-kemungkinan politik pada tahap ini. Karena dia sendiri belum mengambil keputusan,” ujarnya. “Sehingga dukungan relawan-relawan Gibran ke Prabowo itu juga akan memberikan banyak keuntungan, artinya (Gibran) belum dikategorikan sebagai pendukung salah satu capres,” lanjutnya Abdul menyimpulkan dalam konteks ini, Relawan ini tidak menggambarkan menggambarkan pilihan politik Gibran dan relawan ini jelas bergerak lincah diluar koridor partai PDI-P. “Sehingga, PDI-P tidak bisa melakukan apapun dan juga dengan Gibran juga mudah berkilah bahwa itu memang sikap sendiri (Relawan) bukan dari dia,” tutupnya.

Alasan Relawan Jokowi-Gibran Dukung Prabowo

Sejumlah Relawan Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024 karena dinilai mampu melanjutkan program Presiden Jokowi.

Sejumlah relawan ini terdiri dari 15 Koordinator Lapangan (Korlap) dari Relawan Jokowi-Gibran, dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pernyataan sikap pada Jumat (19/5/2023) ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan 100 perwakilan relawan yang bertemu di Loji Gandrung, Rumah Dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Perwakilan Koordinator Relawan Gibran, Kuat Hermawan Santosa, mengatakan, para relawan ini menilai Prabowo berkomitmen untuk meneruskan program Presiden Jokowi. “Ini soal sikap kawan-kawan Jateng dan Jatim. Kemarin teman-teman menyampaikan aspirasi ke kami 90 persen ke Prabowo. Dan kami mengambil sikap mendukung Prabowo hari ini,” kata Kuat Hermawan.

“Yang paling tegas sikapnya itu Pak Prabowo untuk meneruskan program kerjanya Pak Jokowi itu. Pak Prabowo itu tekan kegalauan kami selama ini siapa sih penerus program-program kerjanya Pak Jokowi,” lanjutnya.

Disinggung soal perbedaan partai yang mengusung Prabowo Subianto. Kuat menegaskan, ini merupakan sikap arus bawah di luar ketundukannya dengan Presiden Jokowi. “Kami dari relawan, kami tidak berpartai. Soal sikap bahwa kami hari ini tunduk dan patuh kepada Pak Jokowi. Nah, tetapi arus bawah hari ini konsolidasi pasca-pertemuan di Surakarta kemarin itu 90 persen saya sampaikan lagi itu adalah arus bawah itu mendukung ke Pak Prabowo,” paparnya.

“Hari ini kita sudah sikap resmi, dengan kawan-kawan diwakilkan 15 dari 100 korlap yang malam ini hadir,” jelasnya.

Merespons ini, politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu meyakini, Presiden Jokowi sebagai kader PDIP akan tetap mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (Capres). Ia pun meyakini, Jokowi akan satu napas dengan PDIP.

“Saya percaya bahwa dalam lubuk hatinya Jokowi tidak lupakan sejarah dan karena itu juga maka saya percaya bahwa keberpihakan Jokowi pada PDI Perjuangan tidak tergoyahkan. Jokowi pasti satu napas sebagai kader partai untuk menjalankan amanat Kongres melalui keputusan Ketua Umum Partai (Megawati Soekarnoputri), termasuk di dalamnya terhadap calon presiden Ganjar Pranowo,” kata Adian kepada wartawan, Minggu (21/5).

Terlebih, kata Adian, Jokowi turut menjadi saksi diusungnya Ganjar Pranowo di Batu Tulis, pada 21 April 2023 lalu. “Bukankah Jokowi juga ikut menjadi saksi ketika keputusan diumumkan? Bukankah keputusan Ketua Umum setelah melalui pertimbangan mendalam, kontemplasi dan berdialog dengan Presiden Jokowi yang ikut menyampaikan masukan dan pertimbangan secara obyektif?” ucap aktivis 98 ini.

Adian lantas menguraikan sejarah panjang yang membuat dirinya yakin Jokowi tetap senapas dengan PDIP. Pertama, dalam perjalanan hidup Jokowi, tercatat bahwa PDIP adalah partai pengusung yang bersama rakyat telah membawanya dan keluarga mendapatkan tujuh kali kemenangan tanpa putus, yaitu dua kali menjadi Wali Kota, satu kali menjadi Gubernur DKI dan dua kali menjadi Presiden RI.

“Di luar itu PDI Perjuangan sebagai partai pengusung juga berjuang membawa baik Gibran maupun Bobby menjadi wali kota Solo dan Wali kota Medan. Sempurna! 7 kemenangan untuk Jokowi dan keluarganya di persembahkan oleh PDI Perjuangan dengan seluruh kader kadernya,” jelas Anggota DPR RI ini.

Kedua, lanjut Adian, PDIP tidak pernah sedetik pun meninggalkan Jokowi. Ia memastikan, seluruh kader PDIP hingga tingkat anak ranting bergotong royong untuk memenangkan Jokowi. “Ketua umum, Sekjend, seluruh DPP partai menjadi jurkamnas berkeliling berbagai Provinsi dan kabupaten pagi siang malam. Sungguh sangat melelahkan. Apakah hanya itu? Tidak!” tegas Adian.

“Ketiga, semua kader PDI Perjuangan di semua tingkat hingga DPR RI juga berjibaku mengamankan semua kebijakan Jokowi, Gibran maupun Bobby,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *