Riyadh, Purna Warta – Pasukan keamanan Saudi meluncurkan kampanye untuk menahan imigran Ethiopia di Arab Saudi, menggerebek rumah imigran di berbagai daerah dan mencuri harta dan perhiasan mereka.
Menurut Saudileaks, Imigran Ethiopia menuduh polisi Saudi mencuri uang dan perhiasan mereka selama operasi keamanan dua minggu.
Polisi Saudi telah meluncurkan kampanye keamanan skala besar untuk menahan imigran Ethiopia dari jalan-jalan, rumah dan kafe, dan sering menggunakan kekerasan dalam melancarkan aksinya.
Baca Juga : Kutuk Sikap PBB, Anak-Anak Yaman Lakukan Pawai di Ibukota
Kampanye tersebut telah mengakibatkan penangkapan ribuan orang Ethiopia di seluruh lingkungan imigran di seluruh Arab Saudi.
Orang-orang Ethiopia di Arab Saudi mengumumkan adanya kampanye untuk menahan para imigran.
Mereka mengatakan bahwa teman-teman mereka diculik dari jalanan oleh petugas berseragam. Sebagian mereka terbangun di tengah malam ketika polisi menggerebek rumah mereka.
Seorang penduduk Jeddah mengatakan kepada situs web Middle East Eye
“Kami mendapat perintah untuk menangkap setiap orang Habasyi,” kata polisi.
Habasyi adalah istilah yang digunakan beberapa orang untuk orang Etiopia. Keamanan Saudi tidak memberikan alasan untuk menahan, dan setiap kali mereka melihat seorang imigran Etiopia, mereka segera menangkapnya.
Baca Juga : Tanggalkan Tugasnya, Ratusan Anak Yaman Jadi Korban PBB
Tindakan keras polisi terhadap imigran tidak jarang terjadi di Arab Saudi, dan biasanya menargetkan sejumlah besar individu yang tidak berdokumen, banyak di antaranya adalah orang Ethiopia.
Tindakan keras serupa pada tahun 2013 menyebabkan penangkapan dan deportasi sekitar 100.000 orang Ethiopia.
Tetapi selama 10 hari terakhir, sejumlah besar orang Ethiopia yang memiliki surat izin tinggal resmi juga termasuk di antara mereka yang ditahan.
Jilan, yang aslinya orang Etiopia tetapi lahir di Riyadh, mengatakan bahwa dia selama 12-13 Juni berada di balik jeruji besi setelah diculik dari sebuah kafe di ibukota Saudi.
Jilan lebih lanjut menambahkan, “Polisi mengepung meja kami dan yang lain mencoba melarikan diri. Saya mencoba menjelaskan bahwa saya secara hukum tinggal di sini dan saya memiliki semua dokumen saya, tetapi mereka tidak mendengarkan.”
Jilan mengatakan majikannya di Saudi telah mengatur pembebasannya dari penjara.
Dua hari setelah kampanye penahanan Ethiopia, Para diplomat Ethiopia mengatakan 600 warga Ethiopia dengan dokumen kependudukan sah yang ditangkap di Madinah dan 94 lainnya ditahan di pelabuhan Jizan dekat perbatasan Yaman telah dibebaskan.
Nibio Tidla, wakil konsul jenderal Ethiopia di Jeddah, mengatakan, “Banyak migran telah ditahan di kota-kota besar maupun di daerah pedesaan, dan perkiraan statistik sulit diperoleh. Namun demikian, kami akan terus bekerja untuk pembebasan mereka.”
Baca Juga : Sana’a: Rakyat Yaman Menolak Perdamaian di bawah Sanksi dan Pengepungan
Status Tahanan Ethiopia di Penjara Saudi
Diso, seorang tahanan Ethiopia di penjara Jizan, berbicara menggunakan telepon selundupan, berkata, “Di Penjara Jizan, terdapat sekitar 80 atau 90 tahanan di setiap sel. Tapi sejak minggu lalu, jumlah tahanan per sel mungkin meningkat dua kali lipat.”
Tiga imigran Ethiopia di Jeddah mengatakan mereka menyaksikan serangan polisi Saudi di rumah-rumah sebelum mencuri uang, telepon, perhiasan, dan barang-barang lainnya.
Jeddah, yang dikenal sebagai Komunitas Ethiopia Raya, adalah daerah yang paling parah dilanda bencana penangkapan, menurut para migran yang ditahan.
Mohammad, yang tidak mau disebutkan identitasnya, mengatakan sedang berjalan di dekat kawasan Kilo Temania ketika melihat polisi menyerang sebuah apartemen di kawasan itu.
Jafar, juga mengatakan tentang serangan malam pasukan keamanan Saudi di Kilo Temania pada 15 Juni:
“Mobil polisi mengepung seluruh gedung, dan polisi menyerbu masuk untuk menutup area tersebut. Mereka memukuli para wanita dan kemudian menangkap mereka dan meminta orang yang lewat untuk tidak mengambil gambar. Itu adalah pemandangan yang mengerikan.”
Baca Juga : Tentara Yaman Tembak Jatuh Drone Kedua Amerika di Ma’arib
Jafar mengirim video yang menunjukkan rumahnya yang dijarah.
Dia mengatakan polisi mencuri handphone, uang tunai 1.600 riyal Saudi (sekitar $424), serta paspor teman sekamarnya dan 500 riyal.
Nadia Hardman, peneliti hak pengungsi dan hak imigran di Human Rights Watch, mengatakan, “Penahanan imigran gelap yang dilaporkan sangat mengkhawatirkan.”
Hardman menambahkan, “Mengingat pelanggaran yang dicatat oleh Human Rights Watch dan lainnya dalam penahanan para imigran di Saudi, kita hanya bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada orang-orang ini.”
Menurut media pemerintah Ethiopia, delegasi pemerintah melakukan perjalanan ke Riyadh selama akhir pekan dari Addis Ababa untuk membahas solusi atas krisis baru-baru ini.
Terlepas dari hubungan yang hangat antara kedua negara, pemerintah Ethiopia tampaknya terkejut dengan kampanye untuk menahan para imigran ini.
Baca Juga : Reuters: Koalisi Saudi dan Ansarullah Yaman Hampir Mencapai Kesepakatan Damai
Tahun lalu, sebuah penyelidikan oleh Telegraph mengungkapkan bahwa ribuan imigran ilegal Ethiopia ditahan dalam kondisi yang mengerikan di bawah penyiksaan yang meluas di penjara-penjara Arab Saudi.
Imigran Ethiopia ditahan dalam kondisi yang sangat buruk di penjara Saudi. Mereka ditahan di penjara yang sangat padat yang penuh dengan penyakit kronis. Menurut laporan ini, tahanan Ethiopia tidak dilayani di Arab Saudi, dan dalam beberapa kasus menyebabkan mereka bunuh diri.