Baghdad, Purna Warta – Dua tahun lalu pada pada tanggal 3 Januari, Komandan Qasem Soleimani tiba di Irak dalam kunjungan publik dan resmi atas undangan Adel Abdel Mahdi, mantan Perdana Menteri Irak.
Tetapi ketika mereka meninggalkan bandara, pasukan teroris AS di Irak menyerang dan membunuh mereka. Tindakan Amerika Serikat ini jelas telah melanggar hukum internasional dan kedaulatan Irak. Tak lama setelah itu, Presiden AS Trump mengumumkan bahwa pihaknyalah yang telah memerintahkan kejahatan tersebut secara langsung.
Trump mengira bisa membunuh dua komandan besar ini dan mengubah Irak seperti negara-negara Arab lainnya di kawasan itu, yakni menjadi surga bagi pasukan AS dan Mossad.
Baca Juga : Sana’a Peringati Kesyahidan Qasem Soleimani dan Abu Mahdi Al-Muhandis
Pemerintah Amerika Serikat di balik layar, yang tunduk pada perintah Zionisme internasional telah merasa bahwa dengan penghancuran ISIS oleh pasukan Soleimani, kehadiran militer AS di Irak akan kehilangan legitimasi dan mereka akan berada dibawah bayang-bayang Al-Hashd al-Shaabi yang besar dan kuat. Al-Hashd al-Shaabi didirikan berdasarkan Fatwa otoritas keagamaan di Irak, dan Al-Mohandes adalah salah satu komandan besar. Karena hal itulah kehadiran penjajah Amerika Serikat di negara ini tidak akan lagi diperlukan.
Amerika Serikat juga berpikir bahwa dengan membunuh para komandan kemenangan, akan memisahkan Irak dari poros perlawanan dan sedikit mengurangi tekanan pada rezim Zionis.
Tapi dua tahun setelah kejahatan keji ini, Amerika Serikat menyadari kesalahan besar yang telah dibuatnya, karena pembunuhan tersebut telah menyebabkan pasukannya tidak akan pernah merasa aman lagi berada di Irak. Para penerus perjuangan Jenderal Soleimani dan al-Mohandes pun bertekad akan melakukan balas dendam dengan mengusir penjajah Amerika dari Irak. Tidak hanya itu penyesalan pun dialami oleh Trump sendiri, dan ia mengaku telah melakukan kejahatan ini karena hasutan Netanyahu yang memosisikan dirinya ke dalam keputusan ini.
Baca Juga : Sayyid Hakim: Jenderal Soleimani dan Mohandes Berhasil Gagalkan Rencana Terorisme
Dengan maraknya demonstrasi jutaan orang di Irak untuk memperingati kesyahidan kedua para komandan kemenangan, Amerika Serikat sadar bahwa meskipun mereka telah membunuh Jenderal Soleimani dan Al-Mohandes, tetapi AS akan menghadapi puluhan ribu penerus dan pengikut para pejuang kesyahidan, mereka tidak punya tujuan lain selain mengusir penjajah Amerika Serikat dari negeri Irak.
Ini adalah pesan serius dan langsung kepada Amerika Serikat ketika provinsi Bagdad, Basra, Babil, Dhi Qar, Wasit, Diyala, Karbala dan Najaf, dll mendeklarasikan hari libur resmi untuk memperingati hari kesyahidan kedua syuhada ini. Rakyat Irak tidak akan memaafkan Amerika Serikat, dan kedua komandan ini masih menjadi komandan kekuatan besar yang tidak akan menyerah sampai pengusiran teroris Amerika dari kawasan.
Amerika Serikat akan segera menyadari bahwa para syuhada Soleimani dan Al-Mohandes masih dalam bayang-bayang mereka yang berbahaya pada kehadiran ilegal mereka di Irak.
Baca Juga : Ayatullah Ali Khamenei: Syahid Soleimani Lebih Berbahaya dari Jenderal Soleimani