Purna Warta – Pandora Papers terus menguak rahasia aktor dunia satu persatu. Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional mengungkap kesepakatan rahasia, finansial dan harta terpendam lebih dari 330 politikus dan petinggi politik sekarang dan sebelumnya dari 91 negara.
Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional dengan bekerjasama dengan beberapa media kondang dunia membuat satu proyek bernama Pandora Papers.
Berdasarkan laporan Saudi Leaks, dalam salah satu potongan dokumen dituliskan bahwa beberapa Pangeran Saudi ikut berperan dalam pembelian dan pengiriman senjata dari Siberia ke tangan teroris ISIS di Yaman. Perdagangan senjata tersebut telah memainkan peran besarnya dalam perluasan cengkraman Daesh di berbagai penjuru Sanaa.
Pada bulan September 2020, Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz mengeluarkan titah pelengseran Fahd bin Turki bin Abdulaziz dari kursi Komando Umum koalisi Saudi di Yaman. Putranya, Abdulaziz bin Fahd juga dilengserkan dari kursi Gubernur di wilayah al-Jawf. Keduanya ditangkap dengan tuduhan pelanggaran finansial dan langsung diinvestigasi.
Dua pihak lainnya bernama Muhammad bin Abdul Karim bin Muhammad al-Hasan dan Yusuf bin Rakan bin Hindi al-Otaibi juga ditangkap terkait kasus ini. Keduanya adalah Pangeran Saudi yang menduduki jabatan di Kementerian Pertahanan.
Menurut dokumen Pandora Papers, Muhammad bin Abdul Karim bin Muhammad al-Hasan pada tanggal 13 September 2016, yaitu tak sampai satu tahun perang Yaman, menduduki kursi direktur perusahaan Inggris bernama Larkmont Holdings Limited.
Salah satu aktivitas perusahaan ini adalah membeli senjata dari perusahaan GIM Siberia milik ayah Menteri Pertahanan Siberia, Nebojsa Stefanovic. Dan Sebagian senjata ini dikirim ke tangan ISIS di Yaman.
Muhammad bin Abdul Karim bin Muhammad al-Hasan Ketika menjabat sebagai Direktur Larkmont Holdings Limited merubah alamat perusahaan ini. Alamat baru ditujukan kepada perusahaan militer Rinad Aljazira yang bercokol di Riyadh, Saudi.
Dalam salah satu dokumennya tertanggal 1 Maret 2017 dikatakan bahwa Pangeran ini, yaitu Muhammad bin Abdul Karim bin Muhammad al-Hasan telah mengambil beberapa izin dari Kemenhan untuk melancarkan kepentingannya. Salah satu surat izin berkaitan dengan izin perwakilan dari Kemenhan Saudi untuk membeli senjata dari Siberia untuk dikirim ke militan koalisi Saudi di Yaman. Akan tetapi, Muhammad bin Abdul Karim bin Muhammad al-Hasan menyerahkan sebagian senjata tersebut kepada Daesh Yaman melalui pihak pelantara.
Selanjutnya, Saudi Leaks menambahkan bahwa beberapa foto diambil dari teroris ISIS di provinsi al-Bayda, selatan Yaman, yang menunjukkan bahwa senjata-senjata tersebut buatan Siberia. Itu adalah senjata-senjata yang dibeli Arab Saudi dari Siberia.
Foto-foto tersebut memperlihatkan nomer serial beberapa artileri yang sangat jelas menunjukkan bahwa senjata itu adalah senjata yang dibeli oleh pihak Kemenhan Saudi dari perusahaan GIM Siberia.