Pakar Politik Eropa: Biden Harus Hidupkan Kembali JCPOA

as

Purna Warta – Jonathan Power, salah satu pakar politik internasional Eropa dalam salah satu catatannya menganalisa perkembangan JCPOA dan menjelaskan bahwa pemerintah Amerika pimpinan Joe Biden bertanggungjawab menghidupkan kembali JCPOA secepat mungkin.

“Barack Obama tidak percaya jika Iran ingin mengembangkan senjata nuklir, akan tetapi Obama ingin meyakinkan bahwa Iran tidak menipu Amerika. Sedangkan Donald Trump memutuskan hal berbeda dan yakin bahwa Iran sedang membangun bom atom. Trump mengaktifkan sanksi secara ekstrim,” tulis Jonathan Power menjelaskan.

Dalam analisa yang dicetak oleh Eurasian Review ini, Jonathan Power mengklaim bahwa CIA tidak pernah yakin dengan pandangan bahwa Iran sedang mengupayakan pembangunan bom atom. Tidak setuju, dan jelas beberapa petinggi pemerintahan Barat juga tidak menyetujui hal ini secara diam-diam.

Trump Tidak Tahu Sejarah Iran

Pakar politik Eropa ini menjelaskan bahwa rakyat Iran sangat berharap pada resolusi nuklir ini, tetapi Donald Trump merusaknya dengan segala upaya.

“Donald Trump melakukan segalanya untuk merusak harapan ini. Perang pribadinya atas kebijakan Obama telah berubah menjadi perang pahit dan merupakan pukulan telak untuk validitas Obama. Semenjak awal memimpin, Donald Trump sudah berniat untuk merobek kesepakatan tersebut dan mengembalikan perseteruan AS-Iran,” jelasnya.

Dengan penekanan bahwa Donald Trump tidak tahu sejarah Iran, Jonathan Power menegaskan, “Ketika rezim Islam terbentuk pasca revolusi tahun 1979, agenda utama pemerintah adalah menutup program senjata nuklir rezim kerajaan.”

Seterusnya Jonathan Power juga membahas perang Iran-Irak dengan dukungan Barat dan menjelaskan, “Irak menggunakan senjata kimia melawan Iran. Barat tidak mengatakan apapun. Kerugian yang sangat menakutkan, mengorbankan sekitar 170 hingga 750 ribu sipil. Namun demikian, Iran tidak memutuskan untuk membalas dengan senjata kimia.”

Fatwa Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran

Setelah membahas sejarah, Jonathan Power membahas pendapat pemimpin tertinggi revolusi Islam Iran, Sayid ali Khamenei mengenai nuklir dan menyatakan, “Dia telah mengatakan satu pernyataan berkesan kepada kita semua, dia mengatakan bahwa menggunakan senjata pembunuh massal bertentangan dengan ajaran Islam… Bertentangan dengan yang Barat katakan. Melanggar bagian urgen idiologi Islam ini sangatlah tidak mungkin baginya (Ali Khamenei), sebagaimana yang telah dikatakan sendiri.”

Sekarang giliran Joe Biden, menurut pandangan Jonathan Power, Presiden AS jangan berbicara ambigu dan multi tafsir. “Sekarang giliran Biden. Dia mengatakan bahwa dirinya ingin menghidupkan resolusi Obama, yang bermaknakan akhir sanksi dan membantu Iran.”

Analis politik kondang yang telah berkecimpun dalam 17 tahun terakhir ini menjelaskan, “Dia (Biden) harus berkata jelas. Harus jelas bersama dengan pihak-pihak yang tidak meyakini program senjata nuklir Iran. AS bisa meyakini hal ini, karena Mossad sekalipun melaporkan pada September 2020 bahwa Iran masih terpaut 2 tahun untuk mencapai senjata nuklir.”

Biden Harus Berkata bahwa Iran Tidak Memiliki Program Senjata Atom

“Apa yang ditunggu Joe Biden? Sesegera mungkin dia harus memperban siasat patah dan membayar biaya penyembuhannya. Secepat mungkin (Biden) menstabilkan bagian terbesar Timteng. Ambisi-ambisi seperti keharusan Iran menutup pengembangan rudal atau intervensi di Irak dan Suriah, harus diselesaikan di perundingan selanjutnya,” ketusnya menuntut Joe Biden.

“Sekarang sepertinya Biden sedang mundur dan menuntut Iran untuk melakukan langkah pertama dengan mengurangi pengayaan uranium, yang kemudian dilanjutkan Amerika mengurangi sanksi. Ini bukanlah membangun. Langkah urgen harus dilakukan bersama dan seirama,” lanjutnya.

Menuntut Iran untuk Kembali ke JCPOA Tidak Membangun

Di akhir catatan, Jonathan Power menyebut pernyataan petinggi pemerintah Joe Biden dan menjelaskan adanya keraguan dalam pemerintahan.

“Ada tanda-tanda keraguan dalam pemerintah Joe Biden. Antony Blinken, Menlu AS, akhir-akhir ini menyatakan bahwa dalam beberapa minggu, Iran mampu mengembangkan bahan fisil dalam jumlah cukup untuk membuat senjata nuklir,” jelasnya.

Jonathan Power membandingkan pernyataan ini dengan pemerintahan Donald Trump dan menjelaskan, “Ini menyesatkan. Ini adalah pernyataan salah. Ini adalah pernyataan dengan cara Trump. Biden harus bekerja dengan caranya sendiri, jika tidak demikian, Amerika akan kehilangan kesempatan besar ini.”

Baca juga: Majalah Foreign Policy: Riyadh Meminta Maaf Kepada Biden

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *