Purna Warta – Minggu (13/3), dini hari waktu Irak jam 1:20, Erbil diserang dengan rudal dan menurut sumber di Baghdad, 12 rudal meluncur ke daerah Kurdi.
Reza Sadr al-Hosseini, pakar urusan Barat Asia, dalam wawancaranya dengan surat kabar Fars News, 13/3, menjelaskan detail dan alasan serangan rudal ini.
Baca Juga : Keruk Cuan dari Perang, Turki Desak Kerjasama dengan Israel Kirim Gas ke Eropa
Di awal analis tersebut menyatakan beberapa jumlah kalimat tentang perkembangan situasi di Kurdi Irak, “Dan pada jam 1:20 menit dini hari Minggu, markas pelatihan rezim Zionis mendapatkan hantaman rudal dari arah Republik Islam Iran. Hal ini perlu diperhatikan.”
“Pertama adalah operasi yang dilancarkan pekan lalu dalam teror Penasihat Republik Islam Iran oleh Israel, itu didasari pada upaya untuk menarik fokus Amerika kembali ke Iran. Beberapa kasus yang terjadi akhir-akhir ini di Eurasia jangan sampai menyebabkan fokus Amerika ke Iran menjadi pecah. Mereka beranggapan bahwa Republik Islam Iran akan segera membalas karena janji yang telah diucapkan dan rezim Zionis bisa langsung memanipulasi insiden. Menggambarkan diri sebagai kaum teraniaya kemudian menciptakan situasi yang bisa menyatukan kekuatan Amerika melawan Iran.”
Pakar urusan Asia Barat tersebut menambahkan, “Hari ini, Israel khawatir dan resah melihat perundingan Iran di Wina, menyorot insiden-insiden di Ukraina dengan ketakutan akan keamanan dan masa depannya.”
Baca Juga : Melengos dari Emas Hitam Rusia, AS Dekati Venezuela
“Ini merupakan titik yang perlu diperhatikan bahwa operasi malam kemarin di provinsi Kurdi Irak tidak ada hubungannya sama sekali dengan insiden teror di Suriah. Waktu serta balasan aksi terorisme dan arogan Zionis masih tersimpan hingga akan terjadi manuver pembalasan di situasi darurat dan di kesempatan yang tepat untuk membalas darah para martir Iran atas Israel,” tegasnya.
“Karena itu, media-media asing memulai, dari pagi hari, konspirasi bahwa ini adalah balasan Iran terhadap rezim Zionis atas kemartiran dua Penasihatnya di Suriah. Namun harus dikatakan bahwa klaim ini salah,” tambahnya sambil menyebut manuver media penyokong Barat.
Reza Sadr al-Hosseini juga menambahkan dalam penjelasannya beberapa hal, “Titik lainnya yang harus saya jelaskan di kesempatan ini adalah kenapa operasi dilaksanakan? Harus dikatakan bahwa operasi malam kemarin merupakan respon serta reaksi atas operasi rezim Zionis yang dioperasikan di wilayah Kurdi. Manuver rudal Iran dilakukan untuk membalas aksi Zionis di wilayah Kurdi dan mereka menembak markas spionase, operasi dan pelatihan rezim Zionis dengan rudal balistik.”
Baca Juga : Israel Main Dua Kaki di Ukraina: Penengah, Tapi Bagi-bagi Senjata
Berdasarkan laporan, serangan Iran ini menewaskan beberapa intel Mossad, sebagian terluka dan gedung Mossad luluh lantak.
“Tidak ada tempat Amerika yang kena di wilayah Kurdi dan tidak ada sipil Irak-pun yang menjadi korban. Bohong berita media yang menyebut gedung Konsulat AS yang terkena dalam serangan rudal ini,” tegasnya.
Menurut analisanya, media hanya bisa mengklaim dengan tujuan memprovokasi pasukan bersenjata Amerika untuk menerjang militer Iran.
“Hari ini Muqawamah Irak mengetahui bahwa rezim Zionis bersama berdampingan dengan militer Pentagon. Mereka akan meneruskan tugas kebangsaannya untuk membersihkan Irak dan melanjutkan tugas revolusionernya,” akhirnya.
Baca Juga : Kesempatan yang Diberikan Perang Ukraina kepada Bin Salman: Memainkan AS