Tel Aviv, Purna Warta – Salah seorang pakar rezim Zionis menyatakan dengan gamblang bahwa pemimpin Hizbullah telah memiliki kapabilitas untuk mempermainkan pertahanan rezim Zionis Israel.
Analis satu chanel media Zionis mengamati operasi pesawat tanpa awak Muqawamah Lebanon di wilayah sengketa maritim dan mengakui perkembangan Angkatan Udara Hizbullah.
2 Juli lalu, rezim Zionis mengklaim deteksi dan menghancurkan 3 drone Hizbullah Lebanon di wilayah sumur gas Karish, timur laut mediterania. Sementara Hizbullah mengakui pengiriman 3 drone tersebut dan menambahkan bahwa drone-drone itu terdeteksi, tapi tugas mereka tercapai dan pesan ke Zionis juga sampai.
Baca Juga : Penghancuran Masjid Berusia 700 Tahun oleh Teroris Al-Qaeda
Rabu, 6/7, surat kabar al-Akhbar Lebanon mengungkap bahwa operasi pesawat tanpa awak kemarin di Karish bukanlah yang pertama. Satu operasi lain sebelumnya telah dilaksanakan. Setelah laporan ini, baru rezim Zionis mengakui operasi kemarin bukanlah operasi drone yang pertama, tapi operasi kedua Hizbullah. Tapi Israel hanya bisa mendeteksi satu drone dan memandulkan operasi Muqawamah pada Rabu kemarin.
Zvi Yehezkeli, analis urusan Arab chanel televisi 13 Tel Aviv memprediksikan periode perang sekarang antara Israel-Hizbullah yang akan kental dengan perang udara.
Dengan mengamati operasi pesawat tanpa awak Hizbullah di wilayah Karish, wilayah ribut Lebanon-Israel, Zvi menyatakan bahwa yang terjadi sekarang bisa disebut dengan awal perang udara antara Hizbullah versus Israel.
“Kami dan Nasrullah bertarung dalam beberapa medan dan pekan lalu, medan udara juga masuk dalam peta konflik. Israel harus memperhatikan hal tersebut, karena tak lama lagi kami akan disibukkan olehnya dan medan ini, akan menciptakan kobaran besar,” jelasnya.
Baca Juga : Biden Diagendakan Terbang ke Saudi dari Israel
Minggu lalu Sayid Hasan Nasrullah, menurut pengamatan Zvi, telah menemukan alasan untuk mengirim drone ke sumur gas. Targetnya mengirim sebuah pesan bahwa wilayah maritim ini selama belum diselesaikan melalui kesepakatan kedua belah pihak, antara Lebanon dan Israel, akan menjadi medan pertarungan.
Selain mengakui perkembangan AU Muqawamah Lebanon, Zvi juga menjelaskan, “Diamnya rezim Zionis menanggapi operasi ini akan mendorong pemimpin Hizbullah untuk melanjutkan operasinya. Hal ini menunjukkan kepada kami bahwa Nasrullah memiliki kekuatan untuk mempermainkan kami, karena dia tahu bahwa kami tidak akan berjalan ke arah perang karena drone dan dia juga menyadari bahwa dia bisa memprovokasi kami.”