Normalisasi Telah Lempar Munafik dari Barisan Hak, Sekjen Hizbullah

hizbullah

Purna Warta – Minggu malam, 20:00 waktu Lebanon, televisi al-Mayadeen mengadakan wawancara dengan Sayid Hassan Nasrullah, Sekjen Mukawamah Lebanon, Hizbullah.

Di awal kesempatan Sayid Hassan Nasrullah mengucapkan selamat atas hari kelahiran al-Masih dan menyampaikan syukur atas jasa para Shuhada yang telah mengucurkan darahnya untuk membela serta mengungkapkan bela sungkawa atas keshahidan Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis.

Sedari awal Sayid Hassan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, langsung menganalisa indikasi akan adanya serangan dari Presiden AS di hari terakhirnya memimpin. Sayid Hassan Menyebutnya dengan perang psikologis. “Mungkin ini masuk akal melihat sifat Donald Trump, akan tetapi ini adalah perang psikologis untuk poros Mukawamah”.

Sayid Hassan Nasrullah membuktikan analisanya ini dengan mengatakan bahwa Donald Trump, di masa-masa akhir kepemimpinannya, akan mengambil langkah hati-hati. Dan dalam hal ini, hanya Israel yang menggebu-gebu melalui media propagandanya, “Ini membuktikan bahwa ini hanyalah tipuan.”

Teror adalah senjata bersama AS-Israel untuk menghabisi para komando Hizbullah, bahkan menurut Sayid Hassan Nasrullah, dirinya juga menjadi incaran teror berdarah.

Sayid Hassan Nasrullah mengakui bahwa dirinya adalah sasaran teror AS-Israel, baik sebelum atau sesudah teror Shahid Qasem Soleimani dan Shahid Abu Mahdi al-Muhandis. “Dan sebelum Pemilu, banyak upaya teror, karena Donald Trump butuh aksi seperti ini untuk membantunya dalam Pemilu.”

Begitu juga Arab Saudi, mereka adalah satu bagian dari upaya teror ini. Dalam kunjungan MBS ke AS, Bin Salman meminta ini kepada Washington. “Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa Saudi sudah lama menuntut teror, khususnya setelah perang Yaman.”

Kemudian Sayid Hassan Nasrullah menjelaskan perbedaaan antara teror Jenderal Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis dengan teror Ammar Mughniyeh dan Mohsein Fakhrizadeh. Menurutnya, teror Shahid Qasem Soleimani dilakukan terang-terangan dan ini adalah strategi segitiga AS-Israel-Saudi.

“Saya yakin bahwa teror Shahid Qasem Soleimani bukan hanya aksi jahat Amerika, akan tetapi Israel dan Saudi juga ikut, meskipun (mungkin) peran mereka hanyalah mendorong atau memprovokasi AS untuk melakukan teror ini.”

Pribadi Shahid Qasem Soleimani

Shahid Qasem Soleimani adalah seorang yang berkharismatik. Memiliki etika yang bisa mempengaruhi sekitar. Menurut Sayid Hassan, Qasem Soleimani memiliki kharismatik khusus dan sifat majmuk kemanusiaan.

“Orang yang siap mengorbankan dirinya untuk orang lain,” tegas Sayid Hassan Nasrullah mengenai sifat khas Shahid Qasem Soleimani. Dan menurut Sekjen Hizbullah, Shahid Qasem Soleimani juga seorang politikus, diplomatik kelas atas, budayawan dan lain sebagainya.

“Saya sangat merindukannya,” tegas Sayid Hassan Nasrullah. Hal ini dikarenakan hubungan erat Sayid Hassan dengan Shahid Qasem Soleimani.

Sayid Hassan Mengakui bahwa di akhir pertemuannya dengan Shahid Qasem, dia sangat khawatir dan mengungkapkan kekhawatiran tersebut kepada Shahid Qasem Soleimani.

“Beberapa bulan sebelum teror, Saya membaca satu majalah Amerika dengan foto besar Shahid Qasem Soleimani dengan judul jenderal yang tidak ada lawan di Timur Tengah. Saya ingat seketika itu bahwa jika Anda menemukan media AS fokus pada seseorang atau pemerintah, (terkadang) itu adalah satu pendahuluan akan sebuah teror.

Saya mengingatkan Shahid Qasem Soleimani akan hal itu dan ia hanya tersenyum dan membalas, baguslah kalau begitu, saya akan shahid.”

Pribadi Shahid Abu Mahdi Al-Muhandis

Setelah itu, Sayid Hassan Nasrullah membahas pribadi Abu Mahdi al-Muhandis dan menegaskan, “Kalian harus tahu Shahid Abu Mahdi al-Muhandis lebih dalam.”

Sayid Hassan Nasrullah mengatakan bahwa dirinya bertemu dengan Abu Mahdi al-Muhandis di Tehran, Iran dan meneruskan, “Pribadi Shahid Abu Mahdi al-Muhandis hampir sama dengan Shahid Qasem Soleimani.”

Mengenai peran Shahid Abu Mahdi untuk bangsa Irak, Sayid Hassan Nasrullah mengatakan, “Dua hal yang dilakukan oleh Shahid Abu Mahdi al-Muhandis untuk Irak. Pertama; membantu merealisasikan impian bangsa Irak untuk mengusir AS. Ini adalah impian lama bangsa Irak. Dan kedua adalah membantu menyelamatkan Irak dari ISIS.”

Sayid Hassan Nasrullah mengatakan bahwa sama dengan Qasem Soleimani, Shahid Abu Mahdi al-Muhandis juga memperhatikan masalah-masalah regional, mulai dari Palestina, Suriah dan lain sebagainya.

Shahid Quds

Shahid Qasem Soleimani disebut dengan Shahid Quds. Sayid Hassan Nasrullah membuktikan akan peran Shahid Qasem Soleimani untuk Palestina.

Upaya utama Shahid Qasem Soleimani untuk Palestina adalah Shahid Qasem bersedia mengirim apapun ke Palestina di setiap kesempatan yang ada. Shahid Qasem Soleimani-lah, menurut Sayid Hassan Nasrullah, yang telah mempersenjatai Mukawamah Palestina.

Suatu ketika, kata Sayid Hassan Nasrullah menceritakan, Shahid Qasem Soleimani meminta senjata Hizbullah untuk dikirim ke Gaza.

Sayid Hassan Nasrullah mengungkap sedikit bahwa rudal kornet rusia didapat oleh Hizbullah dari Suriah. Damaskus membeli kornet dari Moskow lalu digunakan oleh Hizbullah dalam perang 33 hari. Dan Shahid Qasem Soleimani meminta kepada Sayid Nasrullah untuk mengirim kornet tersebut ke Gaza.

“Dengan bahasa diplomatik harus minta izin dulu ke Bashar Assad. Dan Presiden Assad pun menyetujui pengiriman kornet ke Hamas dan Jihad Islami.”

“Semua tahu bahwa Iran dan Shahid Qasem Soleimani, melalui jalan diplomat, mengirim bantuan ke Mukawamah. Seperti contoh, Israel menghancurkan gudang senjata di Sudan, senjata yang akan dikirim ke Gaza.”

Normalisasi Arab-Israel

Sebelum normalisasi, pengkhianatan Arab hanyalah berupa lisan dan cerita. Namun di balik itu, hanya sedikit yang mengetahui. Dan sekarang, normalisasi telah mengungkap pengkhianatan itu. Para petinggi Arab telah mengadakan hubungan dengan Israel dan lisan mereka mengakui bahwa hubungan telah dijalin bertahun-tahun dengan rahasia.

“Mereka, seperti Saudi-Emirat beralasan bahwa Iran yang menjadi dasar hubungannya dengan Israel. Namun hakikatnya adalah mereka ingin lepas dari tanggungjawab Palestina, karena mereka hanya membuntut Amerika dan tentu hal ini akan menarik mereka untuk normalisasi dengan Israel.”

Hizbullah melihat pasar normalisasi ini dengan kacamata lain. “Hizbullah melihat bahwa kemunafikan dan dua wajah telah berakhir, tirai wajah pengkhianat telah terbuka dan normalisasi telah mengungkap identitas asli mereka. Barisan menjadi jelas dan para munafik terlempar dari barisan hak.”

Gaza

Sayid Hassan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, juga membahas Gaza di bagian lain wawancaranya dan menjelaskan situasi terbaru Gaza bukan seperti dahulu, karena sekarang sudah sangat kompleks. Namun menurut Sayid Hassan Nasrullah yang terpenting adalah dekrit, keyakinan dan mental.

Sayid Hassan Nasrullah mengharapkan hubungan Hamas-Suriah semakin membaik. Hamas mengecam agresi Israel ke wilayah udara Suriah. Dan Hamas juga harus, menurut Sekjen Hizbullah, bertindak sesuai dengan tuntutan regional.

Kemudian Sayid Hassan kritik dunia Arab dan mengatakan, “Karena Hamas adalah Ikhwan al-Muslimin, Saudi menekannya. Tapi Saudi-Emirat, yang memerangi Ikhwan al-Muslimin di semua penjuru, bekerjasama dengan al-Islah (Ikhwan) di perang Yaman melawan Ansharullah? Di bawah bendera siapa al-Islah perang? Tentu di bawah bendera Saudi dan secara tidak langsung di bawah Amerika.”

Sayid Hassan Nasrullah memuji latihan perang Mukawamah Gaza dan menyatakan, “Latihan tersebut penting, karena akan menakuti musuh dan membuktikan kekuatan diri.”

Irak

Irak juga tak luput dari sorot Sayid Hassan Nasrullah. Sekjen Hizbullah menegaskan bahwa Mukawamah Irak mendapatkan dukungan Shahid Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis dalam upaya mengusir penjajah.

“Militer AS mengancam Shahid Qasem Soleimani dan militer Quds Iran, jika mereka masih mendukung Mukawamah Irak. Akan tetapi ancaman tidak pernah terlaksana.”

Menurut Sayid Hassan Nasrullah, peran Mukawamah Irak sangatlah mencolok di Baghdad. “Jika bukan karena Mukawamah, Irak telah diperintah oleh Kedubes Amerika. Begitu juga peran Mukawamah dalam memberantas ISIS.”

Sayid Hassan Nasrullah menekankan bahwa teror berdarah Shahid Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis tidak akan pernah mematikan Mukawamah. Karena Mukawamah tidak terbatas pada satu-dua orang.

“Pembalasan adalah masalah hari ini dan esok,” tegasnya.

Suriah

Jenderal Qasem Soleimani adalah orang pertama yang mengingatkan Suriah akan ancaman AS karena dukungannya terhadap Mukawamah. Menurut Sayid Hassan Nasrullah, perang Suriah adalah keputusan internasional dan regional.

“Oposisi hanyalah alat mereka (musuh). Analisa mereka mengenai Suriah salah. Mereka menolak menerima usulan perundingan Suriah.”

Tujuan perang, menurut Sekjen Hizbullah, adalah merubah sistem Damaskus. Menjadikan Suriah sebagai pemerintahan lemah, tunduk pada Israel, tutup mata atas hak mereka di Golan dan bergerak searah dengan politik Amerika.

Tak hanya perubahan sistem, tetapi kekayaan alam Suriah juga menjadi dasar invasi ke Damaskus. Rusia sedikit ragu untuk membantu Suriah. Namun Shahid Qasem Soleimani dengan kecerdasan diplomatik, analisa dan politiknya, mampu meyakinkan Presiden Putin. Dan sekarang Rusia kembali menjadi pemain dunia.

“Pembahasan adalah ilmiyah, berdasarkan fakta dan berdalil. Jenderal Qasem berhasil meyakinkan Presiden Putin dan mampu menjelaskan hasil akhir. Dan sekarang semua melihat Rusia kembali ke dunia melalui pintu Suriah,” jelasnya.

Rezim Zionis

Israel terjerat krisis kepercayaan, krisis kepemimpinan, kejahatan dan sedang berjalan ke keruntuhan.

“Krisis dalam Israel adalah masalah fundalis. Sekarang mereka bersiap Pemilu keempat, lalu apa? Di hari keshahidan Shahid Qasem Soleimani, sudah saya katakan bahwa rezim ini muncul dengan kepalsuan dan dijaga pula dengan kepalsuan. Anda kira normalisasi hasil ide cerdas atau keberhasilan Netanyahu? Bukan. Normalisasi adalah buah tekanan Donald Trump dan sekarang Israel krisis,” jelasnya.

Menurut pengamatan Sayid Hassan Nasrullah, Israel sekarang harus menjalankan strategi pertahanannya dan menarik mundur pasukan. Karena jika mereka hanya membalas dengan memukul tank, mobil dan perangkat besi lainnya, itu bukan pencegahan.

Lebanon

Sekjen Hizbullah menegaskan pembalasan atas teror Ali Mohsein di Suriah. Israel tahu, kata Sayid Hassan, akan kekuatan Hizbulah, senjata dan kemampuan Mukawamah Lebanon. “Tapi ada satu hal yang tidak diketahui oleh Israel,” tegasnya.

Mengenai dalam negeri Lebanon, Sayid Hassan Nasrulah mengakui alasan Saad Hariri dan menyatakan bahwa Kabinet terlambat terbentuk karena kurangnya kepercayaan rakyat.

Mengenai perundingan perbatasan perairan Israel-Lebanon, Sayid Hassan menyatakan, perundingan itu telah berhenti.

“Dan Saya kira di periode Donald Trump tidak akan ada perjanjian mengenai hal ini. Kami tegaskan bahwa semua yang menjadi hak kami dari laut, darat dan pemerintahan Lebanon, maka itu adalah hak kami.”

Iran-AS

Tentang kemenangan Joe Biden, Sayid Hassan Nasrullah sedikit mengamati hubungannya dengan Iran nanti.

“Iran bukanlah satu negara yang suka jual-beli kasus. Bukan satu negara yang berunding dengan Amerika dengan mengatasnamakan negara Kawasan. Sebagaimana dalam perundingan dengan Eropa dikatakan bahwa perundingan bukan sebagai wakil Yaman atau negara regional lainnya.”

“Sebagian pihak ingin mencari jalan keluar dan mereka berunding dengan mewakilkan pihak lain. Iran bukan seperti ini. Iran tidak pernah berunding sebagai wakil pihak lain dan tidak akan pernah,” tegas Sayid Hassan Nasrullah dalam menolak manuver hegemoni Iran yang diklaim oleh berbagai pihak.

“Washington memaksa Tehran untuk berunding menyelesaikan Irak. Ketika mereka terus memaksa, Iran menjawab, bicaralah dengan Irak. Jika mereka melihat keuntungan, kami tidak akan menghalangi. Namun dengan dua syarat, perundingan harus dihadiri pihak Irak. Dan kedua, pertemuan transparan.”

“Begitu pula dalam kasus Suriah. Iran menyerahkan masalah ke tangan Suriah sehingga mereka sendiri yang memutuskan. Inilah mekanisme Iran. Jika seseorang menantikan perundingan Iran-AS, dia salah. Jika ada orang menunggu perundingan Iran dengan merugikan Kawasan, dia salah.”

Sayid Hassan Nasrullah sedikit membahas Jenderal Esmail Qaani, suksesor Shahid Qasem Soleimani dan menjelaskan, “Sebagian bertanya kepada Jenderal Qasem Soleimani (ketika hidup) mengenai penggantinya nanti. Jenderal Qasem Soleimani menjawab, Esmail Qaani.”

Sayid Hassan Nasrullah yakin bahwa Jenderal Esmail Qaani mampu mengemban tugas suksesor dan pemimpin militer Quds Iran. Karena ia adalah Wakil Shahid Qasem sejak lama dan mengetahui jejak serta pemikiran Shahid Qasem.

Baca juga: Unjuk Rasa di Irak Dalam Rangka Mengecam Pembunuhan Qasem Soleimani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *