Purna Warta – Seorang pakar dan ahli Bahasa kondang asal Amerika Serikat membandingkan gerak-gerik internasional China dan negara-negara sekutu Washington dalam berbagai masalah seperti JCPOA dan menyatakan, China tidak akan pernah melakukan apa yang dilakukan Eropa.
Dalam sesi wawancaranya yang terbaru, Noam Chomsky, Pakar Bahasa Amerika, menganalisa dengan melakukan perbandingan antara kebijakan-kebijakan internasional Negeri Tirai Bambu dengan negara-negara Benua Biru sekutu AS dalam berbagai masalah dunia seperti JCPOA.
Baca Juga : Pertemuan Menlu Saudi dengan Sekutu Israel-nya
Kepada media Truth Out, Noam Chomsky menyatakan, “China tidak seperti Eropa. Negara-negara Eropa bisa saja marah saat Amerika memutuskan untuk menghanguskan kesepakatan bersama dengan Iran (JCPOA) dan mengaktifkan sanksi-sanksi atas Iran karena pelanggaran. Bahkan mereka mungkin saja mendeklarasikan bahwa mereka akan menciptakan jalan tikus untuk keluar dari sanksi-sanksi Amerika. Akan tetapi akhirnya, mereka berjalan terus tanpa program. Mereka tidak sanggup menahan murka bapak angkat atau sikap-sikap vonisnya seperti mengancam mengeluarkan mereka dari sistem keuangan dunia yang dikontrol dari Washington. Dalam banyak hal, China tidak demikian.”
Mengenai perkembangan Afganistan dan peran China di negara ini, Chomsky menjelaskan, “Jika Afganistan mampu keluar dengan selamat dari sanksi Amerika, ada indikasi mereka akan berjalan menuju organisasi Shanghai yang bermarkas di Beijing. Afganistan akan bergabung dengan Rusia, India, Pakistan, Iran dan negara-negara Asia Tengah lainnya. China mungkin saja merubah dan mengarahkan Afganistan dari pengekspor barang terlarang (yang aktif semenjak pendudukan Amerika) ke eksploitasi kekayaan alam yang memihak China. Meskipun Amerika sudah berupaya keras untuk mencegah hegemoni ekonomi Negeri Tirai Bambu ini di negara-negara Asia Tenggara, Afrika, Timur Tengah bahkan pengembangannya hingga ke halaman kosong Gedung Putih di Amerika Latin.”
Baca Juga : Mohammed Bin Salman Bayar Mahal Demi Memulangkan Donald Trump
Dalam banyak kesempatan, China terus meneriakkan penonaktifan sanksi sepihak dan ilegal AS atas Iran.
Satu diplomat senior China menegaskan dalam wawancaranya baru-baru ini tentang peran internasional China dalam pelbagai hal dan sensitif, dari urusan nuklir Iran hingga penggulingan kuasa Amerika, khususnya penarikan mundur dari Afganistan.
Le Yucheng, Wakil Menlu China, dalam wawancaranya dengan CGTN menyatakan, “Kami memainkan peran khas dan membangun dalam beberapa hal urgen, seperti di Afganistan, program nuklir Iran dan program nuklir di Semenanjung Korea. Kami ingin perdamaian dan stabilitas regional.”
Sementara Zhao Lijian, Jubir Kemenlu China, pada hari Jumat, 24/12, dalam konferensi pers menjelaskan dalam rangka merespon jadwal baru perundingan nuklir Wina, “China menyambut perundingan tahap ke-8 di Wina dalam menindaklanjuti kesepakatan JCPOA.”
Baca Juga : Pertemuan Menlu Saudi dengan Sekutu Israel-nya