Purna Warta – Analis militer surat kabar Haaretz meyakini bahwa tujuan dalam pembentukan NATO Kawasan adalah membangun tembok pertahanan untuk rezim Zionis di negara-negara Arab demi menghadapi segala jenis ancaman Muqawamah dan Iran.
Analis militer senior surat kabar Haaretz menjelaskan kepalsuan koalisi pertahanan bernama NATO Timur Tengah yang akan diikutsertai oleh Israel. Menurutnya, tema dialog utamanya adalah membangun semacam koalisi antara dunia Arab dengan Israel demi menciptakan tembok pertahanan menghadapi ancaman bersama, yaitu Iran.
“Tujuannya adalah rezim Zionis menanam radar serta sistem pertahanan udaranya di negara-negara Arab sebagai tameng pertahanan diri melawan drone-drone serta rudal. Jadi sebelum rudal dan pesawat tanpa awak itu masuk Israel, radar telah melacaknya dan menargetkannya. Di negara seperti Irak yang juga didiami oleh pasukan AS, proyek ini akan mudah diaplikasikan. Sehingga hal ini akan menjadi salah satu ejawantah dari laporan chanel 12 Zionis yang memprediksikan proyek tembok dukungan untuk Israel menghadapi ancaman bersama, Iran,” jelasnya dikutip Haaretz.
Sementara sebelumnya, Raja Yordania Abdullah II, dalam wawancaranya dengan CNBC, 24/6, menegaskan dukungannya dalam proyek NATO Timur Tengah. Dirinya mensyaratkan pembangunan NATO oleh negara-negara sependapat dan sepemikiran.
“Secara aktif, Yordania bekerjasama dengan NATO, Yordania menempatkan dirinya sebagai sekutu aliansi ini. Puluhan tahun Yordania bersama NATO perang,” tegasnya.
“Saya ingin melihat lebih banyak negara Kawasan yang bekerjasama dengan aliansi ini. Dan saya akan menjadi orang pertama yang akan mendukung NATO Timteng,” tambahnya.
NATO Arab sebenarnya sudah lama didengungkan oleh petinggi dunia Arab, termasuk Saudi dan Emirat. Proyek ini kala itu didukung oleh Gedung Putih pimpinan Donald Trump, eks Presiden AS.
Menurut pandangan para pakar dan pengamat politik, pembentukan NATO Arab merupakan proyek AS-Israel yang bertujuan untuk menghancurkan hegemoni Iran di Kawasan. Juga menargetkan keruntuhan Muqawamah yang semakin kuat setiap harinya. Akan tetapi faktor penghalang pembentukan NATO Arab-Israel ini tidak pernah hilang, dari sinilah mereka menyebutnya dengan proyek impian dan harapan.
Kembali menyeruaknya opini ini juga tidak luput dari peran Israel, karena media dunia Arab dan Barat saling melengkapi laporannya mengenai konferensi yang akan diramaikan oleh Raja Saudi, petinggi Dewan Kerja Sama Teluk Persia dan beberapa negara seperti Mesir, Yordania dan Irak di tengah kunjungan Presiden Joe Biden ke Riyadh.
Di sela situasi inilah, media Zionis dan sebagian sumber mengabarkan upaya pembentukan satu koalisi keamanan resmi antara Riyadh dan Tel Aviv.
Salah seorang pengamat media KAN mengenai kunjungan Presiden AS menjelaskan, “Ada hubungan dan koordinasi sukses untuk menyusun satu koalisi keamanan resmi antara Israel dan Saudi, serta beberapa negara Arab. Jadi aliansi ini akan aktif dalam urusan pertahanan kawasan di Teluk Persia.”