Purna Warta – Para Sultan Teluk Persia kehilangan banyak hal. Adapun Yaman baru melangkah di jalan yang sangat nyaman di jalanan Emirat.
Kemenangan Muqawamah Yaman terbuktikan dengan metode dan strategi operasi menghancurkan fasilitas minyak Aramco dan kota metropolitan Emirat. Jika para Sultan Abu Dhabi berfikir bahwa mereka nyaman dengan banyaknya pembantaian atas rakyat Sanaa, maka itu adalah satu penyepelean. Jelas bahwa setelah serangan terakhir Yaman, perhitungan keamanan berubah bagi Emirat.
Baca Juga : Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal Terbaru, Ini yang Ketujuh dalam Sebulan
Bagian ajib dari peristiwa terakhir adalah para Sultan berpotensi kehilangan banyak hal. Adapun Yaman baru saja memulai melangkah di jalanan nyaman Emirat.
Roda menyerang-bertahan bisa saja terus berputar berdasarkan manuver Saudi-Emirat dan bantuan pasukan intel AS, Inggris, Zionis ditimpal respon pertahanan Sanaa. Akan tetapi kontinuitas putaran roda ini akan merugikan siapa? Jawabannya sangatlah jelas.
Pada tahun 2006, saat dimulainya perang versus Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, menggunakan satu kalimat yang sangat menakjubkan bahkan di telinga para pasukan Muqawamah sekalipun. Dia menyatakan, “Kalian mau perang universal, kami akan berjalan ke arah perang universal. Kami siap untuk itu.”
Setelah pesan Sayid Hasan Nasrullah inilah terajut metode perhitungan Muqawamah ke Haifa dan Haifa lalu Haifa. Sejak detik itulah, Hizbullah Lebanon membuktikan kemenangan Muqawamah.
Baca Juga : Protes Pembatasan COVID dan Vaksin Wajib Serentak Terjadi di Eropa
Operasi Topan Yaman jilid II memiliki contoh aplikasi untuk Muqawamah Yaman. Jika Emirat bersikeras bersikap seperti rezim pembantai anak-anak Palestina, kenapa Muqawamah Yaman akan meninggalkan metode balasan Hizbullah?
Siapa yang tahu mungkin di saat Anda membaca analisa ini, Burj Khalifa sudah tertulis dalam bank incaran rudal Yaman.