Mohammed Bin Salman, Selangkah Lagi Menuju Kursi Raja

saudi

Purna Warta – Dalam satu dekrit, Raja Salman mendudukkan sang Putra di kursi Kepala Dewan Para Menteri, dengan demikian Mohammed bin Salman menjadi Perdana Menteri dan hanya berjarak satu langkah menuju tahta setelah melewati banyak rintangan.

Mohammed bin Salman, Putra Mahkota 47 tahun Saudi setelah melewati rintangan karena rancangan serta kebijakannya dalam beberapa tahun terakhir, memantapkan satu langkah besar menuju Tahta Kerajaan. Langkah terbarunya diraih di bawah dekrit sang Raja yang mendudukkannya di kursi Dewan Para Menteri, yang biasa berada di tangan kanan seorang Raja.

Baca Juga : Bagaimana Sayap Kanan Ekstrim Berkuasa?

Melihat budaya kerajaan Saudi, memandatkan Putra Mahkota di kursi Dewan Para Menteri adalah hal tak biasa, meskipun sebelumnya pernah terjadi. Di dekade 50 tahun yang lalu, Putra Mahkota Faisal Al Saud memegang tampuk kepemimpinan Dewan Para Menteri, namun akhirnya dalam perang dingin kekuasaan, dia merebut kursi Raja dalam satu kudeta dan menyingkirkan saudaranya, Raja Saud dari kerajaan.

Selasa, 27/9, malam Raja Salman bin Abdulaziz, 86 tahun, mengeluarkan dekrit memandatkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebagai penggantinya menjadi Ketua Dewan Para Menteri, yang sebelumnya hanya sebagai Wakil Ketua. Sedangkan sang adik, Khalid menjadi Menteri Pertahanan, kursi yang sebelumnya dipegang MBS.

Rai al-Youm dalam satu laporan beritanya menuliskan, “Dengan demikian, Mohammed bin Salman telah terkecualikan dari pasal 56 UUD Negara yang menyatakan Raja sebagai Kepala Dewan Para Menteri dan dibantu oleh para anggota Dewan Para Menteri dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.”

MBS akan segera menyusun Dewan Para Menteri baru di bawah kepemimpinannya dengan syarat Raja menghadiri dan memimpin majelis Dewan ini. Juga dalam Dewan baru ini, hanya Abdulaziz bin Salman, Menteri Energi, Faisal bin Farhan, Menteri Luar Negeri, Khalid bin Abdulaziz al-Falih, Menteri Investasi, Abdulaziz bin Saud bin Nayef bin Abdulaziz, Menteri Dalam Negeri dan Mohammed bin Abdullah al-Jadaan, Menteri Keuangan yang tidak berubah kursinya.

Baca Juga : Taktik Kuno Dalam Melawan Ketakutan Baru

Surat kabar resmi Saudi, SPA melaporkan, “Putra Mahkota Saudi memiliki gelar sarjana Hukum dari Universitas Raja Saud. Dia lulus sekolah umum di pusat pendidikan Ibukota dan di tingkat SMA, Bin Salman termasuk 10 murid terbaik kerajaan. Setelah lulus dari universitas, MBS memulai karir pemerintahannya sebagai Penasihat di Dewan Pakar di bawah Dewan Para Menteri pada April 2007, menjadi Penasihat khusus Gubernur Riyadh pada Desember 2009 kemudian mendirikan beberapa perusahaan perdagangan.

Pada Maret 2013, Mohammed bin Salman mengambil alih kepemimpinan Dewan Putra Mahkota kala itu, Putra Mahkota Salman bin Abdulaziz. Dan pada bulan Juli tahun itu juga, dia terpilih menjadi pengawas semua kantor Menteri Pertahanan.

Pada April 2014, Bin Salman menduduki kursi Menteri Penasihat di Dewan Para Menteri. Pada tanggal 23 Januari 2015, Raja Abdullah bin Abdulaziz meninggal dunia dan Raja Salman bin Abdulaziz meneruskan tampuk kekuasaan, ayah dari Mohammed bin Salman.

Di tengah protes keluarga kerajaan, Raja Salman memandatkan MBS di kursi Menteri Pertahanan sekaligus menjadi Ketua Dewan Kerajaan dan Penasihat khusus di tingkat Menteri. Suara sumbing protes berhasil ditundukkan, lalu dia memimpin perang Yaman dalam struktur intervensi militer koalisi dunia Arab dan ini merupakan satu kebijakan kontroversial yang tercipta di periode Bin Salman sebagai Menhan, di mana tanggungannya harus dipikul pundak negeri hingga detik ini.

Baca Juga : Tersangka Utama Ledakan Nord Stream

Raja Saudi membuka jalan demi sang putra dengan menundukkan para oposisi dalam keluarga kerajaan. Pada Juni 2017, Raja Saudi memutuskan Pangeran Mohammed bin Salman menjadi penerus atau Putra Mahkota dengan menyingkirkan Mohammed bin Nayef, sang paman. Di masa itu pula, Bin Salman menjadi seorang Wakil Ketua Dewan Para Menteri.

Dekrit lainnya yang diputuskan Raja Salman untuk mengangkat putranya menjadi Raja adalah menyingkirkan Mutaib bin Abdullah dari kursi Garda Nasional pada tanggal 4 November 2017. Mutaib bin Abdullah adalah orang kuat dan berpengaruh sisa dari periode Raja Abdullah. Jadi dia merupakan orang berbahaya dan sandungan besar bagi Mohammed bin Salman dalam jalan menuju Tahta.

Dekrit Selasa lalu telah menjadikan Putra Mahkota MBS menjadi Perdana Menteri dan itu adalah resep terakhir Bin Salman untuk menjadi Raja. Dengan langkah-langkah ini, maka satu-satunya resep terakhir untuk menjadi Raja bagi Mohammed bin Salman adalah menunggu meninggalnya sang Ayah, Raja Salman. Dengan berbagai alasan kesehatan tubuh, Raja Salman juga bisa turun dari kursi demi kepentingan si Putra dan Tim Baiat Saudi juga membuka izin keputusan seperti ini.

Baca Juga : Iran Siap Berunding, Amerika Siap Pemilu

Meski demikian, menurut keyakinan para pakar, Mohammed bin Salman sesungguhnya telah mengambil alih kekuasaan, dia adalah Raja tanpa tahta. Raja Salman tidak memiliki tanggungan sama sekali, bisa dikatakan pemimpin di atas kursi semu. Hadir di konferensi Tim Dewan Para Menteri Saudi di kota NEOM hanya sebagai simbol.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *