Mesir, dari Ancaman Yaman Hingga Ribut dengan Saudi

saudi-mesir

Kairo, Purna Warta – Para pakar politik meyakini bahwa kasus Yaman memiliki urgenitas tersendiri di mata pemerintahan Mesir. Kairo memiliki banyak kepentingan dalam menyorot Yaman, yang terpentingnya berkaitan langsung dengan keamanan kapal-kapal di Laut Merah dan Terusan Suez yang sangat berpengaruh pada ekonomi.

Ancaman Yaman ke Mesir

Di tengah perang Yaman, relasi Mesir dengan para sekutu Teluk Persianya semakin meningkat khususnya dengan Saudi dan Emirat.

Baca Juga : Krisis Pewaris Tahta Kerajaan Emirat

Mengutip dari seorang sumber, al-Araby al-Jadeed melaporkan bahwa Kairo menerima pesan baru dari Ansharullah Yaman, yang saat ini sedang sibuk melawan serangan koalisi pimpinan Arab Saudi dan Emirat.

Menurut sumber al-Araby al-Jadeed, “Ansharullah Yaman akhir-akhir ini mengirim pesan via jaringan keamanan ke Kairo bahwa mereka tidak akan melakukan apapun terhadap kapal-kapal yang melewati Bab al-Madeb dengan syarat Mesir tidak mengoperasikan militer versus Yaman.”

“Isi pesan Sanaa kepada Kairo adalah gerakan Muqawamah Ansharullah tidak ada permusuhan sama sekali dengan Mesir hingga ingin menghancurkan kepentingannya. Dengan demikian, Mesir jangan sampai terlibat dalam aksi militeris di Yaman, karena jika hal tersebut terjadi, maka Ansharullah tidak memiliki opsi lain selain melawan,” jelas sumber tersebut kepada al-Araby al-Jadeed.

Pesan ini dikirim pasca kunjungan delegasi militer Mesir yang terdiri dari 7 pakar ke wilayah selatan Yaman untuk mengamati program dan strategi operasi Emirat serta mengupayakan perbaikan rancangan militer Angkatan Darat koalisi pimpinan Saudi.

Baca Juga : Detak Jantung Terakhir Israel: Kehancuran Zionis Menurut Zionis

Menurut pengamatan pakar politik tersebut kepada al-Araby al-Jadeed, pesan Yaman sangatlah positif, “Ansharullah Yaman tidak berniat sama sekali untuk memusuhi Mesir.”

“Dalam 3 pertemuan militer Sanaa dengan Kairo, Yaman telah menegaskan bahwa mereka tidak akan mengganggu kepentingan Mesir, khususnya terkait dengan kapal-kapal yang melewati Bab al-Mandeb atau apapun yang menggunakan jasa tol laut Terusan Suez,” jelasnya kepada al-Araby al-Jadeed atau The New Arab.

“Ansharullah dalam pesannya menegaskan bahwa mereka telah menyepakati kesepakatan umum dengan petinggi Mesir dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya selama Mesir terus mempertahankan diri untuk tidak intervensi atau berpartisipasi dalam operasi militer versus Sanaa,” tambahnya.

Kesempatan Emas Kairo untuk Menjadi Mediator Konflik Yaman

Pakar politik kepada al-Araby al-Jadeed menjelaskan bahwa dalam lingkaran pengambil keputusan Mesir ada beberapa suara terkait krisis Yaman. Mereka melihat ini merupakan kesempatan untuk Kairo agar memainkan peranan kunci dalam upaya meraih kesepakatan gencatan senjata dan menjadi mediator untuk mengakhiri serangan balasan Sanaa ke Riyadh dan Abu Dhabi.

Baca Juga : Israel Gabung Koalisi Arab Pimpinan Amerika, Apa Targetnya?

“Kairo mampu memerankan aktor mediator dalam krisis Yaman, karena dalam konflik ini, Mesir bukan musuh salah satu pihak,” jelas salah satu Diplomat Mesir.

Terkait bahaya pengiriman delegasi militer Mesir ke Yaman, Diplomat tersebut menyatakan, “Bahaya ini tidak begitu besar sehingga membangkitkan permusuhan versus Houthi. Hal tersebut tentu bisa diselesaikan.”

“Jika Mesir berhasil menjadi mediator dalam segala jenis kesepakatan gencatan senjata meskipun sementara, langkah ini akan membuat Mesir jadi kuat. Pertama, hal ini akan membantu Mesir meraih kepentingan di negara-negara Teluk Persia. Selain itu, di mata Israel yang terus khawatir dengan serangan Yaman, Kairo juga akan memanen hasil positif. Ini merupakan satu jembatan terbaik untuk relasi Mesir dan Iran yang memiliki keseimbangan tinggi,” tambahnya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Yaman telah mengirim sinyal kuat kepada Emirat yang intervensi militer di Sanaa. Di tengah kunjungan Presiden Israel ke Emirat dan pertemuannya dengan MBZ, Yaman meluncurkan rudal balistik dan drone ke Abu Dhabi dan Dubai. Hal ini adalah pesan tegas Sanaa kepada dua belah pihak.

Baca Juga : Kekhawatiran AS Sepeninggal Raja Salman Bin Abdulaziz

Ribut Saudi Versus Mesir

Beberapa hari terakhir banyak kabar yang menyatakan kemarahan Saudi kepada Mesir. Beberapa sumber dalam wawancara dengan al-Araby al-Jadeed mengakui akan adanya beberapa faktor akan ketidakpuasan petinggi Riyadh terkait beberapa kasus yang dibahas kedua belah pejabat.

“Alasan utama petinggi Riyadh adalah reaksi Mesir tentang aksi balasan Houthi ke Emirat kemarin. Petinggi Saudi menyindir perbedaan reaksi serta respon Mesir akan operasi militer Sanaa ke Abu Dhabi dan Riyadh, di mana Mesir hanya mencukupkan pada reaksi lisan kecaman,” jelas sumber kepada The New Arab.

“Manuver Mesir, beberapa jam setelah serangan Yaman ke Emirat, langsung mengirim delegasi militer ke Yaman dan Abdel Fattah el-Sisi mengadakan kunjungan darurat ke Abu Dhabi tanpa terjadwalkan sebelumnya. Hal ini membuat Saudi marah, padahal Raja Salman tidak pernah menolak untuk membantu Kairo,” tambahnya.

Baca Juga : ISIS Pasca Kematian Suksesor Abu Bakr al-Baghdadi, Abdullah Qardash

Di akhir analisanya, al-Araby al-Jadeed menuliskan, di tengah panasnya situasi ini, Saudi menanti Mesir mengeluarkan pernyataan tentang kunjungan el-Sisi ke Emirat, karena masalah Kawasan yang dihadapi kedua belah pihak, yaitu Mesir dan Sudi, sangat lebih urgen dari hanya sekedar masalah partikular.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *