Purna Warta – Associated Press mengadakan sebuah wawancara dengan salah satu Komandan AL Israel yang baru saja pensiun dan melaporkan bahwa militer Angkatan Laut rezim Zionis telah meningkatkan aktivitas dan jumlahnya di wilayah Laut Merah.
Eli Sharvit, eks Wakil Laksamana AL rezim Zionis, menjelaskan alasan peningkatan kuantitas maupun manuver Tel Aviv di Laut Merah ini dan menyatakan, “Angkatan Laut Israel, dalam upaya meredam ancaman yang semakin parah dari Iran, telah meningkatkan aktivitasnya di Laut Merah dengan sangat tajam.”
Dalam penjelasannya, Eli Sharvit menyebut Iran sebagai sumber kekhawatiran rezim Zionis dan menyatakan, “Israel hanya bertujuan untuk mempertahankan kepentingan ekonomi serta keamanan.”
“Rezim Zionis akan selalu membela kebebasan kapal-kapalnya di seluruh penjuru dunia. Tidak ada hubungan antara jarak kapal tersebut dengan kedaulatan,” tambahnya kepada Associated Press.
Selain menjuruskan telunjuknya kepada program nuklir Iran, rezim Zionis juga menyebut Tehran sebagai faktor penghalang perundingan di Vienna, bahkan menuduh Negeri Para Mullah sebagai penyuplai senjata Hizbullah, Muqawamah Lebanon.
“Iran berupaya mengirim senjata mutakhirnya ke Hizbullah,” tulis Associated Press dalam laporannya.
Dalam menjelaskan alasan di balik mengentalnya intervensi militer di Laut Merah ini, Eli Sharvit menegaskan, “Israel berhasil mendeteksi senjata-senjata yang dikirim untuk Hizbullah.”
“Kami sangatlah cerdas dalam deteksi pengiriman senjata lewat jalur laut. Setiap ada pengiriman senjata, kami akan langsung bergerak,” tambahnya.
Sharvit juga mengungkapkan dalam pernyataannya bahwa Hamas memiliki unit militer kecil yang berada di wilayah selatan Palestina. Unit kecil namun terlatih.
Dari pernyataan mantan Wakil Laksamana ini, Associted Press mengambil kesimpulan bahwa Iran adalah puncak kekhawatiran Israel. Akan tetapi tetap menuliskan catatan bahwa Iran bersikeras menciptakan senjata nuklir. Meskipun Tehran telah menolak segala macam klaim tentang hal ini dan IAEA puluhan kali menegaskan program damai proyek nuklir Tehran.
Dari satu sisi, Associated Press menambahkan, Tel Aviv mengakui bahwa kehadiran militer Iran di Suriah dan dukungan mengalir Tehran ke kelompok pergerakan semisal Hizbullah dan Hamas, telah menambah dalam kekhawatiran Zionis.
Tanpa mengisyaratkan satupun aksi merusak Israel di Kawasan, Eli Sharvit membanggakan kebijakan Israel dalam meningkatkan aktivitas yang tajam dibanding 3 tahun terakhir.
Karena menjadi gerbang jalur laut utama dunia, Laut Merah menjadi tempat yang banyak mengandung kepentingan strategis. Hampir seluruh ekspor-impor rezim Zionis melalui lintasan ini.
“Tanpa putus, kami selalu beraktivitas di sana dengan kapal-kapal utama, seperti kapal berudal dan selam. Sebelumnya aksi ini hanya dilakukan bertahap, tapi sekarang terus berkesinambungan, tanpa henti,” jelas Eli Sharvit.
“Jika ada agresi ke garis merah kapal Israel ataupun kapal Israel mengalami bencana. Maka Israel akan langsung membalas,” tegasnya.
Yoel Guzansky, anggota senior dan pakar urusan Iran di Institut Keamanan Nasional Israel (INSS), menyebut manuver Angkatan Laut Israel sudah bagus, tetapi masih kecil. Namun dirinya mewanti-wanti Israel untuk tidak bergantung sepenuhnya pada AL dalam strategi universal Tel Aviv.
“Saya kira bahwa beberapa manuver terlalu berlebihan,” jelasnya. Kemudian mengingatkan, “Peningkatan kontraversi di Laut Merah bisa mengungkap kelemahan Israel terkait butuhnya Tel Aviv pada kapal-kapal internasional.”
Wawancara ini sedikit menambah informasi sebelumnya yang membongkar proyek pembangunan basis spionase Israel di bandara Socotra, Yaman.
Sebelumnya, YP Agency mengutip pernyataan beberapa sumber dan melaporkan bahwa perusahaan al-Hilal, Emirat, menandatangani kesepakatan dengan rezim Zionis untuk membangun satu basis spionase dan intelinjensi Angkatan Udara Israel di bandara kota Hadiboh, pusat kota kepulauan Socotra.
Pulau Socotra Yaman terletak di barat laut Samudera Hindia dan menjadi gerbang Laut Merah. Selain itu, Socotra juga dekat dengan benua Afrika dan selat Bab al-Mandeb. Hal inilah yang menambahkan urgenitas Socotra menjadi transportasi ekonomi dan militer kawasan.