Tehran, Purna Warta – Rekan-rekan syahid Fakhrizadeh menyebut dirinya sebagai Dzulfunun dan mengatakan bahwa dia mahir dalam berbagai ilmu pengetahuan, dan karena alasan ini, Pemimpin Revolusi Islam Iran mengatakan dalam menggambarkan kepribadiannya, “Dia adalah seorang ilmuwan dan ahli nuklir yang luar biasa dan terkemuka dan juga ilmuwan pertahanan negara, sebuah elemen ilmiah yang sangat langka.” 27 November 2020 panah arogansi yang bernasib buruk, melalui tangan tentara bayaran yang merampas kekuasaannya, mendarat di dada sang ilmuwan kebanggaan dan salah satu penduduk asli negeri Iran dan hal tersebut telah menimbulkan kesedihan di hati seluruh rakyat Iran.
Baca Juga : Iran Serukan Tuntutan Terhadap Pejabat Israel atas Kejahatan Perang di Gaza
27 November adalah hari kesyahidan Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan nuklir yang tidak hanya aktif di bidang nuklir akan tetapi ia pun meninggalkan banyak prestasi ilmiah abadi untuk negara Iran. Mohammad Karimnia, asisten kepala organisasi pertahanan non-operasional negara tersebut telah mengenal Syahid Fakhrizadeh selama hampir satu dekade dan telah berkolaborasi dengannya dalam berbagai proyek selama 5 tahun, mengatakan: “Saya yakin Syahid Fakhrizadeh adalah Dzulfunun, karena dia adalah seorang penyair, dia menulis puisi dan menghafal ribuan bait puisi.
Syahid Fakhrizadeh tak memandang remeh para pemuda
Karimnia lebih lanjut menunjuk pada aktivitas Shahid Fakhrizadeh lainnya dan menjelaskan: Syahid Fakhrizadeh adalah anggota Philosophical Society dan memiliki pengetahuan di bidang ini juga, Ia juga memiliki aktivitas yang luas di bidang fisika dan memiliki prestasi besar di bidang kesehatan dan nuklir. Seseorang yang aktif di berbagai bidang harus memiliki kepribadian yang dapat bekerja sama dengan berbagai orang dan menarik minat generasi muda. Syahid ini bekerja sama dengan kelompok ilmiah yang berbeda – beda. Bekerja sama dengan kelompok dan strata yang berbeda beda bukanlah tugas setiap individu kecuali individu tersebut mempunyai kepribadian yang unggul. Syahid Fakhrizadeh menghormati seluruh kolega dan golongan serta tidak memandang rendah pemuda dari atas hingga bawah dari atasan hingga bawahan serta ia selalu mendukungnya.
Syahid yang mulia ini mengetahui jalan penelitian dan mengetahui bahwa jalan ini mempunyai kegagalan, kemenangan, kesulitan dan hambatan, dan ketika para ilmuwan muda kita gagal dalam jalur penelitian dan tidak mencapai hasil, dia tidak menekan atau menyalahkan mereka, tapi Dia selalu mendukung dan mendorong mereka dan ini membuat persentase kesalahan dalam masalah sains generasi muda kita berkurang.
Baca Juga : Panglima Militer: Angkatan Laut Iran Memainkan Peran Utama dalam Keamanan Regional
Uji coba vaksin corona Iran pertama yang dilakukan tim Syahid Fakhrizadeh
Asisten kepala organisasi pertahanan negara pasif menjelaskan: Salah satu karakteristiknya adalah penelitian yang berwawasan ke depan dan masa depan. Kita mungkin mengenal banyak orang dan mengatakan bahwa orang ini dan itu adalah seorang visioner, namun Syahid Fakhrizadeh adalah pembuat masa depan dan bukan sekedar visioner. Beliau tidak percaya bahwa kita harus meniru ilmu pengetahuan dunia dan beliau selalu menekankan bahwa selain menggunakan ilmu pengetahuan dunia, kita juga harus menjadi pemilik ilmu pengetahuan.
Misalnya, ketika pandemi corona masuk ke dalam negeri, kelompok pertama yang melakukan uji vaksin pada manusia adalah kelompok yang sama, dan berdasarkan wawancara resmi Menteri Pertahanan saat itu pada tanggal 31 Agustus 2019, diumumkan bahwa uji vaksin pada manusia akan dilakukan. Produksi vaksin tidak mungkin terjadi tanpa infrastruktur sebelumnya. Membangun infrastruktur dan memiliki infrastruktur memerlukan tinjauan ke masa depan, dan Syahid mulia ini telah meramalkan masalah ini, dan pandemi ini membuktikan pandangan ke depan dari dirinya dan tim rekan-rekannya. Pada tahun 2018, jurnal “Foresight and Ideas” meramalkan bahwa epidemi akan terjadi di dunia di masa depan, dan tim Syahid Fakhrizadeh telah mempersiapkan diri untuk menghadapi penyakit tersebut, dan pada bulan Maret 2018, mereka memproduksi peralatan diagnostik dan dikirim ke Kementerian Kebersihan.
Baca Juga : Iran Peringatkan Rencana Israel Untuk Picu Ketegangan di Asia Barat
Syahid Fakhrizadeh mengaktifkan 200 perusahaan berbasis pengetahuan
Dukungan syahid ini kepada kaum muda dan akhlak baiknya telah membuat kaum muda terpesona dan ia tidak akan menyerah apa pun untuk mencapai tujuan mereka demi pembangunan negara. Ketika vaksin Fakhra ingin diproduksi, lebih dari 200 perusahaan berbasis pengetahuan diaktifkan, dan vaksin Fakhra diproduksi dalam arti sebenarnya. Pandangannya ke depan dalam bidang ini juga sangat membantu.
Dari desain ambulans darurat hingga produksi laboratorium tingkat tiga
Lebih lanjut Karimnia menjelaskan dengan mengacu pada semangat jihadis para syahid ilmu pengetahuan dan aktivitas serius di bidang kesehatan: ambulans darurat kimia khusus dirancang untuk pertama kalinya oleh tim Syahid Fakhrizadeh dan dikirim ke tiga belas provinsi pada tahun 2016. Untuk pertama kalinya pada tahun 2018, truk pemadam kebakaran khusus untuk insiden berisiko tinggi dikirim ke 55 kota di negara tersebut, padahal sebelumnya hanya satu stasiun yang aktif di Teheran.
Laboratorium keamanan kehidupan seluler tingkat 3 pertama dibangun oleh timnya dengan cara yang sepenuhnya dalam negeri dan diserahkan ke Institut Iran Pasteur pada bulan November 2019, yaitu sekitar tiga bulan sebelum Corona. Laboratorium kedua diserahkan kepada Razi Serum Manufacturing pada bulan Juli 2020 dan laboratorium ketiga diserahkan kepada Organisasi Kedokteran Hewan pada tahun 2021. Iran sepenuhnya terkena sanksi dalam bidang ini, namun tim Syahid Fakhrizadeh memproduksinya seluruhnya di Iran dan memberikannya ke berbagai organisasi.
Beliau aktif di bidang dikontaminasi, identifikasi polutan dan produksi alat diagnostik berbagai penyakit menular dan tidak menular, ada yang sudah diproduksi dan ada pula yang dalam tahap laboratorium.
Baca Juga : Utusan PBB: Rudal Iran, Program Luar Angkasa Sepenuhnya Mematuhi Hukum Internasional
Produksi alat diagnosis hepatitis pertama di Iran
Asisten kepala organisasi pertahanan pasif negara tersebut mengatakan bahwa alat diagnosis hepatitis pertama di Iran, yang dilisensikan oleh Kementerian Kesehatan, diproduksi oleh sebuah kelompok di mana syahid ini aktif, mengatakan bahwa sistem darurat seluler dalam kecelakaan juga merupakan salah satu prestasinya. Fokus utama Syahid Fakhrizadeh dan timnya adalah pada observasi dan pemantauan, pencegahan dan imunisasi, serta memantau langkah-langkah sebelum penyakit tersebut muncul.
Dengan niat yang baik, Allah Swt pasti akan membantu, ketika Iran sedang meneliti vaksin corona, tim kesehatan mengira kalau Iran sudah masuk tahap klinis dan karena penyakit ini belum diketahui, akan sulit mencari relawan klinis untuk mengujinya, tapi, Februari 2020 Kaum muda terpelajar dengan gelar doktor di berbagai bidang menghubungi tim kesehatan dan mengumumkan bahwa mereka adalah sukarelawan untuk uji klinis, dan masalah ini serta dukungan kaum muda terhadap vaksin Fakhra menyebabkan dilakukannya uji klinis, dan hal ini disebabkan kehadiran Syahid Fakhrizadeh serta keyakinan akan ilmunya.
Syahid Fakhrizadeh dengan tegas bersikeras bahwa suntikan pertama harus dilakukan oleh saya, tetapi teman-temannya mengumumkan bahwa karena penyakit yang mendasari dan usia, dia tidak dapat melakukan tes vaksin, yang membuatnya tidak dapat menepati janjinya.