Melihat Persaingan Emirat-Saudi, Apa Mungkin Bin Salman Ledakkan Jabal Ali?

Saudi-Emirat

Purna Warta – Beberapa hari lalu berselingan warta mengenai kebakaran yang menyebabkan ledakan di pelabuhan urgen Emirat, Jabal Ali. Dengan melihat persaingan UEA-Saudi yang semakin panas dalam banyak hal, apa mungkin MBS yang meledakkan Jabal Ali?

Gelombang ledakan sampai terasa hingga 25 kilometer. Petinggi terkait Emirat menegaskan bahwa ledakan disebabkan kebakaran satu kontainer di atas kapal yang bersiap berlabuh di pelabuhan Jabal Ali.

Memang kecelakaan ini tidak menjatuhkan satu korbanpun, namun mata jeli para pengamat melihat hal di balik insiden yang mereka kaitkan dengan perseteruan panas kedua Putra Mahkota Istana Saudi dan Emirat.

Dilaporkan bahwa kontraversi Bin Salman dan Bin Zayed memanas akhir-akhir ini hingga menghangatkan media-media Timur Tengah bahkan internasional. Saudi-Emirat saling menghujam pendapat tentang saham OPEC dan peningkatan kuantitas produksi di bawah kesepakatan OPEC Plus.

“Kesepakatan dengan OPEC Plus tidak adil,” sindir petinggi Emirat menanggapi keputusan OPEC Plus. Petinggi instansi energi Emirat menyatakan bahwa pasar dunia membutuhkan peningkatan produksi minyak, “Emirat mendukung peningkatan produksi tanpa syarat di bulan Agustus,” jelasnya.

Akan tetapi Komite di OPEC hanya menyampaikan satu opsi dalam peningkatan produksi, yaitu peningkatan produksi berdasarkan pada resolusi yang ada sekarang hingga September 2022. Hal inilah yang menjadi pihak Emirat geram dan menyebutnya tidak adil.

“Inisiatif kedaulatan Emirat adalah memisahkan peningkatan produksi dengan resolusi yang berlaku kini,” jelas Kementerian Energi UEA. Adapun resolusi yang masih berlaku sekarang harus dirundingkan kembali dalam satu konferensi darurat tentang peningkatan kuantitas produksi pada bulan Agustus.

Arab Saudi merespon negatif tuntutan Emirat yang mengatakan resolusi saat ini harus didialogkan pada konferensi OPEC Plus. “Ini tidak masuk akal,” sindir Arab Saudi.

Menteri Energi Saudi menyindir Emirat dan menjelaskan bahwa selama 34 tahun aktif dalam konferensi OPEC, dirinya tidak pernah mendengar usulan seperti Emirat ini.

Kontraversi inilah yang menjadi faktor tidak diselenggarakannya konferensi OPEC Plus mengenai peningkatan produksi.

Setelah perseteruan minyak selesai, Saudi mengambil kebijakan lain yang membuat Emirat geram untuk kesekian kalinya.

Riyadh mengumumkan bahwa penerbangan dari Emirat ke Saudi dihentikan dengan dalih pandemi Corona. Pasca kebijakan ini, pihak penerbangan Emirat mengundur hampir semua jadwal ke Saudi hingga informasi selanjutnya. Tapi belum ada kejelasan waktu.

Tak berhenti sampai di sini, Saudi mengambil kebijakan lain terkait barang impor. Riyadh memperbaiki aturan tentang ekspor-impor barang negara-negara Arab Teluk Persia.

Para pengamat menjelaskan bahwa keputusan Saudi ini telah menjerumuskan Emirat dalam masalah. Kebijakan diputuskan Saudi demi menarik penanam saham dan kepentingan perdagangan.

Kampanye boikot barang produksi Emirat oleh Saudi juga menambah tajam pertarungan ini. Semua pasukan peselancar dunia maya Saudi mengampanyekan boikot barang Abu Dhabi. Boikot Jabal Ali, boikot produksi made in Emirat dan produksi negara “629” (kode emirat) berterbangan di langit maya.

Kata boikot Jabal Ali inilah yang mengusik benak-benak para analis, hingga insiden kebakaran dan ledakan menjadi sorot pengamatan mereka.

Belum lagi silang pendapat mengenai perang Yaman. Jadi terbuka lebar indikasi manuver ledakan dilaksanakan berdasarkan perseteruan panas Putra Mahkota Riyadh dan Abu Dhabi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *