Purna Warta – Surat kabar Yedioth Ahronoth ikut melaporkan kudeta Yordania Sabtu malam, 3/4, kemarin. Media kondang Zionis tersebut mengklaim Saudi dan satu negara Teluk Persia lainnya sebagai pemain di balik layar.
Dikutip dari al-Arabi al-Jadeed, surat kabar Zionis tersebut dalam pengamatannya menuliskan bahwa petinggi Yordania mengatakan bahwa Saudi dan satu kedaulatan Teluk Persia lainnya, yang tidak disebutkan namanya, saling bekerjasama dalam upaya kudeta di Amman. Mereka berdua tahu agenda kudeta ini.
Yedioth Ahronoth mengklaim bahwa negara Teuk Persia tersebut adalah Uni Emirat Arab.
Yedioth Ahronot menulis dalam pengamatannya bahwa Raja Abdullah II tahu akan agenda kudeta ini. Minggu lalu, Raja Abdullah II tiba-tiba mengunjungi Arab Saudi dan menemui Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Saudi. Keterangan mengenai kunjungan ini tidak pernah dipublikasikan. Pasca kunjungan tersebut, Raja Yordania kepada Israel termasuk Mossad menegaskan bahwa dirinya tidak percaya pihak manapun dan dia akan berupaya mempertahankan tahta kerajaannya.
“Hari ini sudah jelas bahwa tanpa diragukan lagi Benjamin Netanyahu mengetahui permasalahan apa yang menjadi hantu dalam pikiran Raja Abdullah II dalam sepekan ini. Salah satu alasan Raja Abdullah II menutup langit Yordania atas pesawat Netanyahu yang bertujuan Emirat adalah balas dendam kepada Abu Dhabi karena kerjasamanya dengan para pengkudeta ini,” hemat Yedioth Ahronoth menganalisa.
Sementara beberapa media yang menyorot upaya kudeta ini menyebut nama Al-Sharif Hassan bin Zayd dan Bassem Awadullah, pihak yang ditangkap pemerintah Amman, memiliki hubungan dengan kedaulatan Saudi.